0015

176 39 7
                                        

❃

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❃.✮:▹◃:✮.❃

Felix duduk di atas salah satu bebatuan. Memandang bulan yang tak pernah meninggalkan tempatnya.

Jika dia fikir-fikir, sudah berapa lama dia disini. "Apa memang waktu berjalan sangat lambat?" Gumannya dimana ia mulai menyadari sekalipun tak melihat adanya matahari selama berada disana.

"Gyonza" Ia berbalik dimana iris matanya menangkap sebuah bayangan besar yang ia yakini itu milik gyonza.

Karena memang tak ada hewan besar lain selain gyonza yang Felix temui selama disana.

Dia beranjak bersama kening yang menggerut dimana bayangan itu berlalu begitu saja. "Gyonza" Ada jeda sebelum kembali melanjutkan.

"apa itu kamu?" Lanjut nya bersama tungkai melangkah ke arah dimana irisnya melihat bayangan besar itu menghilang.

Entah mengapa rasa kecemasan menghantui benak. Karena tak biasanya gyonza akan mengabaikan dirinya.

Setelah perkenalan mereka yang manis kala itu, keduanya menjadi sangat dekat benar-benar tak ada sedikit pun jarak yang tercipta antara keduanya.

Meski terkadang Felix suka penasaran kemana gyonza pergi saat tak berada di sekitarnya.

"Huhhhh..." Dia menghembuskan nafas lega dimana mata memang melihat serigala besar itu memejamkan mata seolah telah terlelap di tempatnya.

Anak itu tersenyum lembut kembali melangkah mendekatinya. tak ada lagi ketakutan di dalam diri felix. Ia meletakkan punggung kecil miliknya bersandar pada empuk dan hangatnya badan gyonza.

Bahkan hembusan nafas gyonza yang tetap terdengar seperti sebuah erangan mengerikan itu tak lagi menganggu dirinya.

Mata lentiknya perlahan tertutup mencoba untuk menyusul dalam tidur. dan dalam beberapa detik, badannya bergerak mencari posisi senyaman mungkin karena meski mata telah tertutup, tampaknya alam mimpi belum dapat ia tembus.

Pelukannya semakin erat hingga posisinya telah berubah dibawah lengan besar gyonza. membuat seluruh badan kecilnya tertutup oleh badan berbulu sebesar beruang itu.

Namun karena memang anak manusia ini tampak kesulitan untuk tidur, dia merasakan sesuatu yang berbeda dimana dingin kembali menyentuh kulitnya.

Tangannya bergerak meski mata tetap tertutup dia merasakan tak adanya bulu disana yang membuat fikirannya terusik.

Mata pun terbuka cepat hingga membuatnya terdiam.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Antara shock, bingung atau juga terpesona

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Antara shock, bingung atau juga terpesona. Expresinya tak berubah meski waktu telah lima menit lebih berlalu dimana jemari kecilnya juga tetap bersemanyam di pipi manusia yang membuatnya seperti itu.

Bahkan meski manusia yang di sampingnya itu bergerak menjadi diatasnya, ekspresinya tetap tak berubah walau hanya kelereng kecoklatn dan badan yang mengikuti pergerakan manusia asing itu.

"Gyonza" Lirih, bersama Mata lentiknya mengerjap lembut saat wajah keduanya begitu dekat dan intim.

Ya, dia mengenali mata jingga yang tegas itu. Namun tak ada sautan dari yang di sebutkan hingga anak itu memejamkan mata dimana belah bibir keduanya menempel.

Hembus nafasnya menjadi dalam meski tak ada pergerakan apapun kecuali hanya dada dan tenggorokan Felix yang bergerak tak biasa.

anak itu memberanikan diri untuk kembali membuka matanya dimana segera bersambut dengen kelereng jingga yang menyala.

Dia menelan ludah berat. sekilas matanya kembali tertutup namun cepat kembali terbuka melirik kebawah dimana bibir keduanya tetap menempel.

Ia kemudian menipiskan bibir hingga belah bibirnya menghilang masuk kedalam mulutnya sendiri sembari mengalihkan kepala.

Tentu saja pergerakan itu merusak tempelan bibir keduanya. Sayangnya, pergerakan itu justru semakin menyulitkan dirinya.

Dimana peluh bahkan muncul saat sesuatu berhembus di dekat telinganya.

dia mulai prustasi dengan mencoba menstabilkan diri. "Gyonza" Panggil nya lagi yang kali ini dengan kembali menatapnya.

"benar dirimu??" Lanjut nya dengan alis yang menyatu.

"Eugkh!"

Itu adalah lenguhan felix. dimana bukanlah jawaban yang ia terima melainkan jilatan lidah di tengkuknya.

Mungkinkah anak itu terbuai hingga lengan kanannya mengalung pada leher yang ia yakini sebagai gyonza hingga badan mungilnya terangkat.

Dia tetap membiarkannya menyesap juga menjilat tengkuknya tanpa protes meski entah kemana dia akan membawa dirinya dalam gendongan koala itu.

Rheino kelinci putih juga lilie cahaya kecil nya tampak mengiringi keduanya.

Basah...

Keduanya telah berada dalam kolam air terjun. Namun dinginnya air juga udara tampaknya tak mampu menembus kulit  anak itu.

Panas....

Ya, itulah yang felix rasakan.

Anak itu menelan ludah susah payah. Masih di atas gendongan dimana keempat manik keduanya kembali bertemu dalam.

Dalam...

Sangat dalam.

"Kau tidak ingin pulang?"

DEG!

pupil si lentik pun melebar. "Ka_... Kau??.... Kau dapat berbicara???"

Hening untuk beberapa saat hingga anak itu menjerit kaget "EAGKH!MMMMMM"

jeritan itu tidak berhenti, hanya saja terendam oleh air dimana saat ini dadanya telah di tekan dalam air.

Apapun yang coba anak itu kantakan semua menjadi tidak jelas layaknya seseorang yang tenggelam.

Ya! Gyonza yang melakukannya. "Apa kau berusaha membunuhku?" Innernya dimana saat ini Felix tak lagi memberontak juga berteriak yang hanya mengundang air tertelan dalam sakit.

Di dalam air sana, manik kecoklatannya melihat iris Mata jingga itu membara. "Eugxh" Seperti seorang cegukan. tetapi itu tidak benar dimana anak itu mulai kekurangan oksigen.

Jari-jari kecilnya yang menarik-narik lengan kekar yang menahan dirinya itu mulai terlihat lemah.

"Apa yang kau inginkan?"

"Apa aku berbuat salah?"

innernya penuh pertanyaan bersama mata yang perlahan tertutup.





TBC
❃.✮:▹◃:✮.❃

What's going on '-'

Gyonza [Chanlix] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang