❃.✮:▹◃:✮.❃"Enggak papa, ini lucu. Sini, biar Felix pakek-in" Kata Felix mengambilnya dari tangan lucy dan tanpa aba-aba berdiri hingga tanpa sengaja hampir jatuh.
Tentu semua orang kaget dan beruntungnya rheino memiliki refleksi yang cepat. Dia dan sky yang duduk di sebrang secara bersamaan menahan badan kecil felix.
"Maaf" Cengir felix dimana sky dan rheino yang kaget mungkin akan marah itu melebur dingin.
Setelah berterimakasih, Felix melanjutkan niatnya masih dengan pinggul yang di lindungi oleh rheino.
"Aku uda bawa milikku sendiri" Hanafi masih enggan.
Tapi felix tak mendengarkan. Dia tetap memasang benda hangat itu menutup telinga kembarannya.
"Tuh kan. Gemes" Kata felix seneng banget. "Iya kan?" Menoleh kebelakang meminta persetujuan rheino.
Si sulung itu menyetujui bersama kedipan lembut matanya. "Cantik" Pujinya.
"Iya dong" Felix merangkul hanafi menyamakan wajah mereka "kan hanafi kembaran felix, pasti cantik juga seperti felix"
Sumpah hanafi pengen banget ketawa tapi dia tahan. "Uda balik duduk, ntar jatoh loh kamu" Tegor bobie.
"Jangan di lepas ya" Wanti felix pada hanafi setelah mendengar kata bobie untuk kembali duduk.
"Tapi ini panas" Hanafi uda mau melepasnya.
"Enggak kok. Sekarang lagi dingin"
"Felix" Panggilan rheino ini menghentikan perdebatan kecil si kembar.
Bukan apa-apa, nada yang di gunakan rheino itu terdengar tidak biasa. Bukan sebuah amarah. Nadanya pelan tapi serius.
Susah ngejelasinnya. Pokoknya setelah panggilan itu rheino genggam jemari felix dan semua orang turun. hanya menyisakan felix, sam, yuqi dan rheino di dalam campervan.
dari semua yang berada di luar yang tampak kebingungan banget itu hanafi. Seolah mereka yang rheino minta turun itu tidak boleh tau apa yang terjadi di dalam sana. Karena mereka bahkan menutup segala akses untuk dapat dilihat dari luar.
Dia ingin sekali menanyakan mengapa mereka diminta keluar, namun hanafi tak punya cukup keberanian untuk bertanya.
"Mau kemana?"
Perlahan hanafi menjauh dari campervan. bobie yang melihatnya itu bertanya.
"aemmm.. Meneduh" Sahut hanafi ragu yang kemudian melanjutkan langkahnya.
"Tidak buruk" Guman Serena yang merasakan teriknya sinar matahari. "Aku dan lia akan ikut dengannya" Katanya pada bobie dan mendapat anggukan lembut.
Lia dan Serena berakhir mengikuti jejak hanafi. Sedang bobie mulai mendekat pada bennie begitu juga dengan lucy.
"Kak" Pelan lucy dan mendapat perhatian dari bobie dan bennie.
Lucy mengangkat jemari lentiknya yang mengepal seperti menyimpan sesuatu didalamnya itu seolah ingin memperlihatkannya pada mereka.
Saat Lucy benar-benar membuka jemarinya, benie menarik udara dalam dan diikuti usapan wajah yang ia lakukan dengan kasar.
Sedang bobie mendekat pada badan campervan mereka "terjadi sesuatu dengannya?" Bisiknya penuh penekanan dengan mimik wajahnya yang bergetar.
Entah yang di dalam mendengar bisikannya atau tidak, bennie justru menarik badan adiknya untuk menjauh.
Sedikit susah. Karena bobie terlihat enggan menjauh. Bahkan Lucy pun ikut membantu bennie.
"Bang" Sebut bobie prustasi.
"He's fine!" Sahut bennie bersama mata lebarnya.
"What's going on?"
Baik bobie, benie dan lucy. Ketiganya cukup terkejut dengan kehadiran hanafi yang tentunya bersama lia dan serena.
Dimata hanafi, kedua saudaranya itu sedang berkelahi.
Namun kelereng caramel bobie telah menangkap sam yang membuka pintu. "Nothing" singkatnya lantas pergi begitu saja.
Bohong sekali jika hanafi percaya begitu saja. Matanya bertemu tatap dengan benie seolah ada sesuatu yang mereka sembunyikan.
Tak lama setelah kembalinya bobie kedalam campervan, suara sam mengudara memanggil mereka untuk kembali melanjutkan perjalanan.
TBC
❃.✮:▹◃:✮.❃Maaf ya gaes, aku gk bisa update tiap hari kayak dlu. Tapi bakal tetap aku usahain update sebisa ku ya 🤗