Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
❃.✮:▹◃:✮.❃
Meski felix menyebutkan namanya, namun rasa keterkejutan sama sekali tak nampak di wajah sky. Dia menunjukkan dirinya namun dengan pandangan ke bawah.
Ya, ia sama sekali tidak melihat ke arah felix yang duduk di bibir batu dan tentunya tanpa mengenakan sehelai benang pun.
Kakinya pun mulai bergerak dimana ia membungkuk untuk meraih sehelai kain yang berserak di bawah sana.
Dia berjalan menyebrangi air mendekat dan membalut kain itu pada felix meski pandangan entah kemana.
Dirasa ia telah menutupinya dengan benar, iris kecoklatannya mulai memandangnya dimana tangan kecil felix tampak mengenggam jemarinya yang masih berada di sekitar dada felix.
dan untuk seperkian detik, iris biru dan coklat itu bertemu. Aku bahkan melihat sky yang kesusahan menelan ludah dimana kerongkongannya tiba-tiba mengering hingga sesuatu terasa tercekat di tenggorokannya.
Seolah akal sehatnya juga baru saja kembali, sky dengan cepat menarik lengannya sendiri dari tangan kecil itu.
"Aku datang karena kau memanggilku" Katanya segera dengan wajah kembali menunduk. Kau tau, ketegangan pada sky itu sangat ketara.
Dan ya, benar felix yang memanggilnya. Namun felix tidak mengira jika dia akan datang di tengah-tengah kegilaannya dengan christ.
"Aku hanya ingin bertanya tentang apa yang aku minta"
Mata sky berkedip cepat dimana sangat terlihat sesuatu mengusik kepalanya. "Yang mu__"
"Felix." Potong felix. "Sky, kau tau aku tidak menyukainya" Imbuhnya.
"Yeah. Maksud ku..." Ada jeda beberapa detik "felix" Lanjutnya.
"Em! Jadi bagaimana?" Sahut dan tanya felix kembali.
"Hmm.. Sesuai keinginanmu" Meski terlihat sangat sulit bagi sky untuk menjawab, dia tetap menjawabnya dimana jawaban ini menimbulkan senyum manis felix menumbuh di wajah cantiknya.
Sayangnya, sepertinya sky tak ingin lebih lama lagi berada di sana hingga kepalanya sedikit menunduk untuk dirinya undur diri.
"Sky!"
Sky yang memang sudah berada di tengah air sana, ia berbalik untuk melihatnya "thankyou" Ada jeda beberapa detik dimana ujung bibir sky tertarik kecil yang kemudian mengangguk lembut untuknya.
Setelahnya, sky benar-benar segera meninggalkan ruangan tersebut dimana nafas terdengar berderu kala ia sudah berada sedikit jauh dari sana.
Dia bukan baru saja berlari maraton ataupun berperang. Tetapi nafasnya tersengal-sengal seolah oksigen yang ia hirup tak cukup memenuhi kebutuhannya.
Ia mengusap wajah kasar dimana helaan nafas panjang pun berhembus menenangkan dirinya sendiri.
Akan tetapi, iris kecoklatannya itu kembali bertemu dengan pemilik iris biru yang kali ini bukan milik Felix melainkan milik sam.
Sky yang sepertinya tak ingin berinteraksi, dia memutus kontak dan pergi bahkan tanpa bertegur sapa dengan sam.
Tentu pergerakan sky sangat aneh di pandangan sam. Namun ia juga bukan tipe yang sangat ingin mengetahui yang bukan urusannya. sehingga ia lebih memilih untuk mengabaikan kembali.
Sedang sejak kepergian sky dari kamar felix, lengan kokoh milik christ melingkar erat di perut si manisnya.
Ya, christ masih sadar yang tentunya dia melihat dan mendengar pembicaraan antara sky dan felix. bahkan felix sendiri juga tidak terkejut kala lengan kokoh alphanya menggerat di perutnya.
Dia justru melintir setengah badannya untuk mengecup mesra kening christ yang berada dekat di bawah lengan kecilnya.
Jadi, waktu mereka masih melakukan penetrasian. Felix sempat berbisik pada christ jika ia melihat kedatangan sky.
Felix sudah berjanji dimana hidupnya hanya untuk Christopher. Tentu dia tak akan menyalakan api di belakang alphanya.
Dan mengapa christ sama sekali tidak bereaksi, karena Christopher pun mempercayai Felix lebih dari dirinya sendiri.
Dan meski christ juga tahu jika sky mencintai luna-nya, christ tetap memerintahkan sky untuk menjaga Felix sewaktu masih menjadi anak manusia.
Itu artinya, ada sesuatu yang membuat christ tak bereaksi mengingat seberapa posesifnya dia terhadap lunanya.
Dan akan sangat bohong sekali jika kecemburuan itu tak ada dalam diri christ untuk sky.
Ada.
Tentu itu ada bahkan sudah ada sejak dari dahulu dimana Felix yang tak menyukai dirinya. Rasa takut kehilangan dimana Felix akan meninggalkan dirinya dan memilih hidup dengan sky itu masih melekat dalam lubuk hati christ.
Meskipun sekarang felix telah mengatakan cinta terhadapnya, tak akan mudah bagi christ.
Tetapi boleh kan jika christ mencoba untuk tenang dan melihat sky memang sebagai sahabat luna-nya sejak kecil.
"Mandu..."
Panggilan itu membuyarkan isi kepala christ. Bahkan Felix yang sedari tadi bicara pada sang aplha itu sama sekali tak masuk dalam pendengaran christ.
Dan Felix sendiri yang mendapat panggilan dari sam itu segera meninggalkan christ untuk mendekat.
"Aku menganggu kalian?" Sadar sam saat ia melihat kain yang berserakan di dekat kakinya.
"Enggak, enggak kok. Ada apa?" Sahut dan tanya Felix yang buru-buru keluar dari air.
"Aku membutuhkanmu"
Felix melirik kearah christ dimana sang alpha itu dalam badan serigala saat ini.
"Boleh kah aku meminjamnya sebentar" Ijin sam pada christ.
"Boleh dong" Sahut Felix sebelum christ benar-benar menjawabnya.
Si luna itu berlari kecil segera mendekat kembali pada christ dimana ia mendekap kepala berbulu christ itu tak sabaran. "Aku hanya pergi sebentar. Oke Ya?! okay?! oke!! Mmmmuuuuaach!" Pamitnya dengan segera kembali pada sam.
"Pakai dengan benar" Kata sam memberikan beberapa helai hanfu Felix yang telah ia pungut. Dia bahkan membantu memakainya.
Tak lama keduanya pun berakhir menghilang dari pandangan christ.