0030 🔞

173 26 6
                                    

❃

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❃.✮:▹◃:✮.❃

Jatuh.

Ya, helaian kain putih itu tinggal jatuhnya saja. Dia masih bertengger di tengah badan kecil itu lantaran terhalang oleh lengan kecil felix yang dilipat di perutnya bersama satu lengan christ.

Sedang lengan yang lain tampak menyisihkan surai silver kebiruan itu kesamping. Menunjukkan mulusnya kulit punggung vanilla si manis.

Dia mengecup bahu kecil itu. Di detik berikutnya felix berbalik kembali berhadapan dengan sang alpha.

Cantik sekali.

Ya, kain itu jatuh seutuhnya menampilkan sang empu tanpa sehelai benang pun menghiasi tubuh indahnya.

Kaki tampak berjinjit mengalungkan lengan kecilnya erat bersama senyum penuh cinta yang benar-benar felix tunjukkan untuk Christopher nya.

"You can have me.. every , single , time. " Bisik si manis seduktif menekankan.

"I'm yours" Imbuhnya bersama lengan kecilnya yang tak lagi mengalung di leher christ.

Jari-jari itu bergerak melepas simpul menunjukkan garis otot perut christ. Menjatuhkan busana kehormatan itu dengan mudah.

Si manis perlahan merosot untuk turun yang pasti christ sudah dapat menebak luna-nya akan bersimpuh di hadapannya.

Dan sebelum itu terjadi, christ lebih dulu mengangkat si manis mungil nya ala bridal.

Tentu pergerakan cepetan itu membuat felix terkejut. Namun ke terkejutnya itu menumbuhkan tawa kecil di wajah keduanya.

"Aku mengejutkan mu?" Tanya Chris yang justru semakin menumbuhkan rona merah di pipi berbintang si manis membara.

Demi dewa luna-nya sangat menggemaskan tersipu seperti ini. "Sorry" Maaf Christ yang segera mendapat sahutan dari si manis "no needed"

Tak ingin membuang banyak waktu, christ segera menyebrangi kolam air kecil itu menuju ranjangnya dengan bibir keduanya kembali menyatu yang sudah tidak dapat di hitung lagi.

Dan dalam pandangan manusia biasa memang mereka menuju sebuah batu. Namun batu itu tak bekerja sebagaimana semestinya dimana batu itu benar-benar seperti empuknya ranjang manusia pada umumnya.

sang alpha meletakkan luna manis mungil nya di tengah sana bersama belah bibir keduanya yang belum terlepas juga. Tepatnya dibawah kukungan dirinya.

Si kecil itu membuka pahanya lebar-lebar bahkan jarinya terlihat mencari dimana kejantanan christ seolah ingin segera benda tumpul berotot milik alpha nya itu segera berada dalam dirinya.

Gyonza [Chanlix] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang