09. ROLLERCOASTER 🦖

1.1K 141 65
                                    

________________________________________________________________________________

[PART IX]

"Jangan berdoa sembarangan, bakal banyak yang sedih kalo lo pergi.." gumam Tama yang masih memandang wajah sendu Rellza, membuat Rellza sontak menolehkan pandangannya ke arah Tama.

"Termasuk lo?" Tanya Rellza antusias.

"Kecuali gue.." jawab Tama cepat sembari membaringkan dirinya di brankar UKS membelakangi Rellza.

Mendengar jawaban Tama membuat Rellza naik darah, ia meninju dan menendang udara di depannya ke arah Tama seakan memukul dan menendang Tama. Rasanya ingin sekali ia melayangkan bogeman keras ke wajah pongah sahabat baik Senja ini.

"Jangan gerak-gerak .. berisik..!!" Tegur Tama yang mendengar decitan brankar Rellza karena Rellza yang tak mau diam.

"Dasar nyebelin .. awas aja kalo gue udah ketemu Senja .. gue aduin lo, biar dimarahi sama Senja.." seru Rellza yang berusaha menahan emosinya.

Tama tak menjawab ucapan Rellza, dia lebih memilih memejamkan matanya menunggu waktu istirahat. Sebenarnya sudut hatinya sedikit terusik akan ucapan Rellza barusan, entah kenapa dia mulai terbiasa dengan sikap Rellza yang sedikit bar-bar. Tama sudah mulai melihat sosok Rellza yang sangat amat berbeda dengan Senja. Namun entahlah dia masih tidak ingin menunjukkan keterbukaannya.

Brak..!!

"Bocilll...!!" Terlihat Yudha, Kai, dan Hanan memasuki UKS dengan tergesa-gesa.

"Lo pingsan ya tadi, hm?" Tanya Yudha yang sudah berada di hadapan Rellza.

"Yudhaaa.." rengek Rellza sambil merentangkan tangannya meminta peluk sahabat barunya ini.

Diantara keempatnya Rellza paling dekat dengan Yudha, karena Yudha adalah orang pertama yang sangat menerima kehadiran Rellza tanpa membayanginya akan sosok Senja.

"Bocil guee..!!" Yudha langsung memasukkan tubuh Rellza ke dalam rengkuhannya dan mengusap pelan punggung sang sahabat.

Kai dan Hanan hanya tersenyum kaku melihat drama kedua sahabatnya yang bagi mereka agak menggelikan.

"Lo gak papa kan?" Tanya Yudha memastikan keadaan Rellza.

"Gak papa kok .. cuma pusing aja sekarang.."

"Lo beneran pingsan tadi?" Giliran Hanan yang bertanya.

"Pura-pura.." namun saat Rellza baru akan membuka mulutnya sudah dibungkam oleh jawaban Tama.

"Hiyee..???" Yudha sontak melepaskan pelukannya, Rellza hanya tersenyum layaknya orang bodoh.

"Nakal banget sih.." Kai menjitak kening Rellza pelan walau langsung ia usap kembali.

"Lagian panas-panas suruh jadi patung tengah lapangan apa nggak meleleh ini tulang-tulang karang gue.." keluh Rellza.

"Astaga .. tapi Lo bikin kita semua panik, bocil.."

"Tapi gue beneran lemes kok karena belum sarapan.." melas Rellza sambil memainkan kesepuluh jarinya.

"Jadi sekarang Lo maunya gimana? Pulang?" Tawar Hanan, Rellza langsung berbinar mendengarnya, ini adalah tujuannya.

Sandhyā Kelam ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang