25. KEBAHAGIAAN RELLZA 🦖

834 112 22
                                    

________________________________________________________________________________

[PART XXV]


"Ide produk kita dicuri?"

"Iya pak, PT. Xabiru sudah akan meluncurkan produk baru mereka yang sama persis seperti milik kita yang sedang kita persiapkan sekarang.." Bintang berusaha tenang dalam menjelaskan masalah yang ada pada perusahaan mereka.

Ide produk yang berupa krim wajah perpaduan moiturizer dan sunscreen yang cocok untuk kulit wajah asia, tiba-tiba dicuri oleh perusahaan yang bahkan belum pernah saling bertegur sapa sebelumnya.

Lain halnya dengan Bintang yang sudah sangat panik, Langit malah menunjukkan sikap tenang seperti hal itu bukan masalah besar.

"Kapan perilisan produk mereka?" Tanya Langit sambil sibuk dengan tab nya.

"Dua hari lagi"

"Baiklah, mari kita buat kejutan untuk perusahaan mereka.." ucap Langit dengan senyum misteriusnya.

▪️▪️▪️

"Abang, makin deket ya sama si ijo itu?" Tanya Rellza dengan tatapan mengintimidasi Langit karena ia lihat Langit sangat sibuk dengan ponselnya berbalas pesan dengan seseorang.

"Ijo siapa?" Kening Langit mengkerut tanda ia bingung dengan pertanyaan Rellza.

"Itu si cewek aneh di kontak abang.."

"Adek, namanya Biru bukan Ijo.." tegur Langit karena adiknya seenaknya mengganti nama seseorang.

"Ishh serah-serah Rellza dong.." Rellza menatap tajam ke arah Langit yang akan bersiap pergi ke suatu tempat.

"Kan ini hari Sabtu, abang mau ke mana?"

"Ada urusan sebentar, adek di rumah aja sama ayah.." ucap Langit yang sudah tahu adiknya pasti akan merengek ingin ikut.

Semenjak mereka berbaikan, Rellza sangat menempel pada Langit. Bahkan setiap pulang sekolah Rellza memilih untuk ke kantor Langit ketimbang pulang ke rumah. Tak akan ia biarkan sang kakak lepas dari pandangannya, saat di sekolah pun ia akan banyak mengirim pesan kepada sang kakak dan ayahnya. Sungguh sekarang dunia Rellza berputar pada Langit dan Vihaan. Ia tidak ingin berjauhan dari keduanya.

"Ish ikut aja yaaa" Rellza langsung memeluk tubuh Langit yang sudah bersiap keluar dari kamar.

"Nggak dek, abang cuma sebentar kok" Langit berusaha untuk membujuk adik satu-satunya ini.

"Bohong..!!" Sentak Rellza yang sekarang sedang mengeratkan pelukannya di tubuh kakak tersayangnya.

"Beneran, gak sampe sore abang udah pulang deh janji" ucap Langit lagi berusaha tetap berjalan keluar dengan tetap membiarkan adiknya memeluknya.

"Jangan janji kalo gak bisa nepati"

"Udah-udah abang mau berangkat ini udah telat, sana sama ayah sana.."

"Ishh abang~"

"Adek, sini sama ayah aja yaa biar abang pergi sebentar.." ucap lembut Vihaan sambil menarik Rellza yang masih memeluk Langit padahal sudah berada di depan pintu.

"Ihh gak mau.." Rellza berusaha melepaskan pelukan sang ayah namun ternyata tenaga ayahnya jauh lebih besar darinya.

"Sstt udah sama ayah aja. Langit, kamu yakin mau ngelakuin ini?" Tanya sang ayah kepada sulungnya sambil menahan pergerakan bungsunya yang seperti cacing kepanasan dalam pelukannya.

"Yakin ayah, ayah jangan khawatir ya.."

"Ya udah sana pergi, hati-hati nak.."

"Ihh gak boleh pergi..!!" Sentak Rellza ingin menggapai tubuh Langit.

Sandhyā Kelam ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang