38. YANG SESUNGGUHNYA 🦖

1.1K 100 50
                                    

________________________________________________________________________________

[PART XXXVIII]

"Ayah, gak mungkin. Adek gak mungkin..." Lirih Langit yang masih tidak ingin mempercayai apa yang ia lihat saat ini.

"Hei, inget apa yang ayah bilang tadi, jangan sedih. Nanti adek ikutan sedih.." balas Vihaan pelan sambil meraih tangan sang putra.

"Tapi, ini Rellza kenapa bisa kayak gini?"

"Ayo kita deketin adek dulu.."

Mendengar langkah kaki membuat Arjun yang sudah lebih dulu berada dalam ruangan itu menoleh ke arah sumber suara.

"Akhirnya kalian datang juga, syukurlah Langit sudah sembuh.." sapa Arjun saat melihat Vihaan dan Rellza memasuki ruangan.

"Terima kasih sudah menjaga Rellza selama ini.." ucap Vihaan seraya mendekati Arjun.

"Tidak masalah, Rellza sudah ku anggap sebagai anakku sendiri, jangan lupa jika ia juga anak dari sahabat baikku" balas Arjun beranjak ke arah Vihaan dan membiarkan Langit mendekati sang adik.

Langit masih terpaku melihat adiknya terbaring lemah dengan berbagai alat medis tertempel di tubuhnya. Iya, mereka sekarang berada di rumah sakit di mana Rellza dirawat, tempat Arjun juga bekerja agar Arjun bisa menjaga Rellza selagi Vihaan menjaga Langit yang kemarin masih dalam masa pemulihan.

"Ayah, kenapa adek kayak gini, apa yang terjadi?" Tanya pelan Langit yang sekarang sudah duduk di sebelah brankar adiknya sambil menggenggam tangan mungil sang adik yang bebas dari infus.

"Beberapa waktu setelah kamu dinyatakan kritis, Rellza kecelakaan. Lukanya cukup parah, bahkan hampir meninggalkan kita semua"

▪️▪️▪️

"Lakukan keinginan anak saya, dok.." lirih Vihaan yang sudah putus asa melihat anaknya henti jantung.

Namun ketika Vihaan sudah ingin mendekati sang putra yang masih di CPR oleh dokter, tiba-tiba pintu IGD terbuka dan menampilkan Juno dengan penampilan yang cukup kacau.

"Tidak, Langit sudah mendapatkan donor dan Rellza tidak perlu mendonorkan ginjalnya untuk Langit" ucap Juno dengan cepat, tak lama Shanon pun memasuki ruang IGD dan melakukan penanganan untuk Rellza.

Setelah berbagai usaha akhirnya jantung Rellza kembali berdetak walau masih cukup lemah. Vihaan yang melihat anaknya kembali ada harapan untuk hidup merasa sangat lega dan bahagia.

"Obati lukanya.." ucap Shanon kepada dokter junior dan perawat yang sedari tadi menangangi Rellza. Setelah mendapatkan jawaban, Shanon langsung mendekati Vihaan dan memeluk sahabatnya yang tampak sangat rapuh ini.

"Semua akan baik-baik saja, Rellza dan Langit akan baik-baik saja" bisik Shanon kepada Vihaan.

Vihaan sendiri sudah menangis meluapkan perasaannya yang sedari tadi ia tahan. Rasa takut dan khawatir tadi tergantikan oleh rasa lega dan bahagia.

"Anakku .. anakku tidak akan meninggalkanku.." Vihaan bingung sendiri akan perasaannya, hingga ia tidak tahu bagaimana cara mengekspresikan emosinya saat ini.

Sandhyā Kelam ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang