14. SEDIKIT-SEDIKIT 🦖

1K 129 39
                                    

________________________________________________________________________________

[PART XIV]

"Lo .. kalo udah sayang sama gue, ngomong aja.." bisik Rellza sambil mencondongkan wajahnya tepat di hadapan wajah Tama.

"Apaan sih..!! Jauh sana" Tama mendorong wajah Rellza dengan kasar dan tak sengaja membuat tangan kanan Rellza yang sakit menyenggol meja.

"Akkhhh .. ssshhh" ringisan tertahan Rellza pun terdengar di telinga Tama membuat Tama langsung menoleh cepat ke arah Rellza.

"Eh lo kenapa, sakit ya? Kena apa?" Tanya Tama yang sudah kepalang panik melihat Rellza kesakitan.

"Weiii .. lo apain bayi gue??" Tiba-tiba Yudha, Hanan dan Kai menghampiri meja keduanya karena memang sudah jam istirahat.

"Yudhaa, Tama nakal.." adu Rellza dengan mencebikkan bibirnya dan menatap Yudha dengan tatapan memelas.

"Ututtuu bayi gue kasian banget, sini-sini sama gue aja gak usah sama si Tamarin.." balas Yudha merangkul Rellza.

"Jahat banget lo, Tama" lirih Hanan.

"Kejam banget lo Tama, padahal Rellza masih sakit" Kai pun ikut menimpali.

Rellza tersenyum puas melihat yang lain membelanya walaupun sebenarnya ketiganya tahu ini hanya akal licik Rellza. Sebenarnya tangannya tidak sakit sama sekali karena hanya menyenggol sedikit, namun bukan Rellza namanya jika tidak berdrama untuk menarik perhatian sahabatnya yang lain.

"Ck, dasar beruang licik.." gumam Tama yang sudah melihat senyuman licik Rellza.

"Ya udah, ayo ke kantin udah lapar gue" ajak Kai yang sudah merasa keroncongan.

"Ayok cill" ajak Yudha sambil membantu Rellza berdiri.

"Pesen apa, biar gue pesenin?" Tanya Yudha kepada Rellza.

"Bubur ayam aja, tanpa sambal sama air mineral.."

"Tumben, biasanya bakso pakek sambel segunung.."

"Heh maunya sih gitu, cuma gue takut dipenyetin sama bang Langit.."

"Oke deh, bentar ya gue pesen dulu" Yudha pun beranjak bersama Kai untuk memesan pesanan dari teman-teman yang lain.

Setelah beberapa menit Yudha dan Kai kembali dengan berbagai makanan yang sudah mereka pesan, dibantu oleh mas-mas penjual di kantin.

"Okee marii makan.."

Srett ...

Terdengar geseran mangkok Rellza yang menyodorkannya kepada Tama. Tama hanya memandang sang pelaku dengan tanda tanya.

"Tangan kanan gue sakit, jadi suapi.." pinta atau lebih tepatnya perintah Rellza kepada Tama.

Tanpa menjawab Tama hanya melirik tangan kiri Rellza yang sehat wal'afiat.

"Gue bukan lo yang bisa gunain tangan kiri.." jawab Rellza yang seakan mengerti tatapan Tama. Tama masih diam tanpa berkata iya atau tidak membuat Rellza geram, dia sudah lapar saat ini.

"Ishh .. kalo lo gak mau gue minta tolong Yud-"

"Nggak, sama gue aja.." Tama dengan cepat memotong ucapan Rellza dan mencekal tangan sang sahabat yang akan mengambil kembali mangkok yang berada di depannya.

Rellza dan ketiga sahabatnya yang lain pun tersenyum mendengarnya. Perlahan Tama menyuapi Rellza dengan sangat telaten, Rellza pun dengan bersemangat membuka mulutnya menunggu suapan dari Tama. Bahkan ia sering lebih dulu membuka mulutnya daripada sodoran sesendok bubur dari Tama.

Sandhyā Kelam ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang