21. BERPISAH DAN KEMBALI 🦖

1.3K 128 48
                                    

________________________________________________________________________________

[PART XXI]

Seminggu berlalu dan Rellza belum juga menunjukkan tanda-tanda akan bangun dari tidur panjangnya. Langit dan Vihaan selalu menemani Rellza setiap saat. Tak jarang Langit memandikan tubuh mungil sang adik dengan mengelapnya menggunakan waslap.

Seperti pagi ini Langit mengelap lembut tubuh sang adik dengan waslap dan air hangat. Ia sangat telaten merawat Rellza tanpa mengeluh sedikit pun. Hingga ia melupakan kesehatannya sendiri demi menjaga sang adik.

"Langit, sarapan dulu nak biar ayah yang melanjutkan.."

"Gak ayah, ini bentar lagi selesai kok" tolak halus Langit yang masih menikmati kegiatannya.

"Kalo Rellza tahu dia pasti bakal heboh kamu berlaku lembut kayak gini" Vihaan mendekati keduanya dan mengusap rambut yang anak bungsunya yang agak basah.

"Mungkin dia bakal ngereog, ayah" kekeh Langit membayangkan wajah julid adiknya membuat ayahnya juga ikut tersenyum cerah.

"Udah deh sekarang adeknya gue udah bersih, udah wangi" ujar Langit sambil mencium pipi adiknya yang mulai menirus sesaat setelah ia menyelesaikan kegiatannya.

Vihaan juga mendekatkan wajahnya di telinga si bungsu.

"Adek, bangun sayang .. ayah mohon" bisik Vihaan dengan lirih karena sudah sangat merindukan sang anak.

Langit yang melihat itu pun sontak sedih, melihat bagaimana sang ayah yang tidak bersemangat akhir-akhir ini. Lalu pandangannya jatuh kepada Rellza yang masih tertidur dengan tenang.

"Gue janji bakal sayangi lo, tapi lo bangun" ucap Langit dalam hati.

▪️▪️▪️

"Jangan nangis sayang.." ujar seorang ayah sedang memenangkan anaknya yang tengah menangis di dalam pelukannya.

"Tapi Rellza masih mau di sini, gak mau pulang.." jawab sang anak mengeratkan pelukannya dan semakin menangis.

"Kan udah janji kamu bakal pulang, masa ingkar janji sih.."

"Tapi Rellza belum puas sama ayahnya.."

"Akan ada waktunya kita bakal sama-sama lagi, nak. Tapi untuk sekarang kita berpisah dulu ya sayang" bujuk sang ayah.

"Iya bener kata ayah, udah kamu jangan nangis terus, Rellza. Galak-galak kok cengeng.." ledek Senja yang berada di samping ayah dan anak ini.

Dikatakan cengeng membuat Rellza sontak menoleh kepada Senja dan menatap tajam ke arahnya. Senja yang melihat itu hanya mengendikkan bahunya sekilas tampak rasa berdosa. Ternyata si manis ini jahil juga.

"Diem lo Sore.."

"Aku Senja bukan Sore.." ralat Senja yang tidak suka dengan julukan dari Rellza. Bergantian Rellza mengendikkan bahunya sekilas tak peduli.

"Sini lo, gue tahu lo pengen peluk gue kan?" Rellza melepaskan pelukannya dari sang ayah dan berdiri menghadap Senja.

"Kenapa aku harus pengen peluk kamu, Rellza?" Tanya Senja dengan polosnya dan memiringkan kepalanya. Nyatanya ucapan Rellza hanya alibi, yang sebenarnya ingin memeluk itu dia sendiri.

"Sebagai ucapan terima kasih karena gue udah hadir ke keluarga ayah lo, sini aahh" Rellza pun menarik tangan Senja dan memeluknya.

Ada gelenyar nyaman di hati Rellza saat memeluk Senja. Ternyata Senja adalah sosok yang sangat manis dan lucu, pantas saja ia sangat disayangi oleh Langit.

Sandhyā Kelam ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang