01. Mahendra's

22K 1.2K 52
                                    

Sebelum memulai hari senin dengan penuh kegembiraan, mari kita berkenalan terlebih dahulu dengan para personil di keluarga Mahendra. Kalau kata tetangga sebelah sih, keluarga good looking and good rekening. Bagaimana tidak, rumah yang terbilang cukup besar itu berdiri kokoh diantara bangunan lain yang ukurannya lebih kecil. Begitupun para penghuninya yang memiliki paras indah dan mengagumkan, tampan dan rupawan.

Mahendra, si kepala keluarga yang sehari-hari bekerja kantoran dengan setelan jas rapinya itu tak lebih dari bapak-bapak yang suka memelihara burung. Tentu saja, bukan burung sembarangan. Bahkan harga 1 ekornya pun bisa menandingi harga 1 buah handphone keluaran terkini, tapi tak masalah bagi Mahendra, uang segitu hanya seperkian kecil dari total kekayaannya. Walaupun masuk dalam kategori konglomerat, Mahendra tetap menjadi warga komplek yang patuh akan aturan dan rajin membayar pajak, itulah mengapa orang-orang tak segan untuk mengajaknya jaga pos ronda.

Kalau Mahendra itu bestie-nya pak RT, tidak jauh berbeda dengan sang istri, Ratih, yang menjadi kesayangan ibu-ibu komplek. Ratih itu royal, dia senang mentraktir, bahkan tak jarang wanita yang masih terlihat muda itu menjadi supplier di acara arisan. Pokoknya kalau ada Ratih, urusan perut aman.

Bukan rahasia lagi jika Mahendra dan Ratih itu pasangan suami istri yang dulu menikah muda. Itulah kenapa mereka tetap terlihat seperti anak remaja meskipun sudah memiliki 4 orang anak laki-laki, yang usianya sudah diatas 15 tahun semua.

Hanan Raditya, anak sulung Mahendra yang kini sudah berusia 21 tahun. Hanan sedang menempuh pendidikan strata 1 di jurusan Bisnis, sebuah alur klise dimana nantinya dia memang akan jadi penerus perusahaan milik Mahendra. Mau tak mau, harus mau. Tapi, Hanan juga menikmatinya kok, dia tidak pernah merasa salah jurusan juga.

Lalu ada Jovan Bimantara, si anak kedua yang berbeda 2 tahun dari Hanan. Sudah kuliah juga, bahkan hanya beda satu tingkatan di bawah Hanan. Wajar saja, Jovan itu otaknya seencer bubur buatan Mahendra, lompat kelas sudah jadi hobinya sejak SMP.

Lain halnya dengan si anak ketiga, Askara Devan, yang kini masih duduk di kelas 3 SMA. Lagi-lagi, umurnya hanya terpaut 2 tahun dari Jovan. Askara, atau akrab disapa Radev ini memang tidak banyak tingkah anaknya, tapi hanya duduk diam saja sudah mampu membuat semua orang berlomba-lomba untuk mencubit pipinya. Kalau kata Hanan, Radev itu seperti anak berusia 5 tahun.

Kita sudahi perkenalan anggota keluarga Mahendra dengan si bungsu, Sangga Ranjaya. Lebih suka dipanggil Angga katanya, tidak tahu kenapa. Angga ini adalah definisi dari anak bungsu yang menolak jadi bungsu, dia seringkali bersikap selayaknya seorang kakak. Berlagak sok dewasa seolah paham manis pahitnya kehidupan, padahal dia sendiri baru kelas 1 SMA. Dibanding Hanan dan Jovan, Angga memang lebih dekat dengan Radev. Mirip seperti induk ayam dan anak ayam, kemanapun Radev pergi, Angga siap mengikuti.

Orang-orang seringkali beranggapan kalau keluarga pak Mahendra itu sempurna, cemara, impian semua orang, family goals, dan sebutan-sebutan lainnya. Mahendra hanya tersenyum menanggapi semua itu, sebagai kepala keluarga yang baik, tentu saja dia ingin membangun bahtera rumah tangga yang baik pula. Keluarga yang rukun, sejahtera, dan bahagia. Walaupun namanya manusia dan dunia, tidak ada yang benar-benar sempurna.

 Walaupun namanya manusia dan dunia, tidak ada yang benar-benar sempurna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sacrifice: Askara Devan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang