O9

9.3K 657 10
                                    

  "Jev,"

Yang dipanggil lantas berhenti, ia membalikan badannya dan menemukan perempuan dengan rambutnya yang panjang diikat tengah menghampirinya.

"Ya?"

Perempuan itu tampak membuka ponselnya dengan terburu-buru, Jevin memandanginya dengan tatapan aneh.

"Kamu nge gay sama Jaegar?"

Ia memperlihatkan foto dimana kejadian kemarin, dimana Jaegar yang menarik dan menciumnya di depan pintu. Jevin tentu terkejut, jantungnya makin dibuat berdetak kencang saat ia menanyakan pertanyaan itu.

Jevin mengalihkan pandangannya ke sembarang arah, ia sedikit berjalan mundur. "K-kamu bercanda? Mirip doang kali, mana mungkin, aku kan pacar kamu."

Wajah perempuan itu  kini tampak lebih tenang, ia menurunkan ponselnya. "I think so, Miya bikin aku panik aja."

Jantungnya berdetak semakin kencang, Miya? bagaimana caranya ia tahu?! Apalagi sampai memfoto adegan yang mereka lakukan didepan pintu kemarin, walaupun yang ia tangkap resolusinya sangat minim, tapi tentu membuat Jevin bungkam.

Jevin dibuat panik oleh foto itu sekarang, Jevin benar-benar takut jika foto mereka disebar luaskan, dan semuanya akan tahu.

Jevin menatap kearahnya, ia melayangkan senyum kecil pada gadis didepannya, dan mengelus kepalanya perlahan.

"Miya yang ngirimin kamu fotonya?" Tanyanya.

"Iy—?!"

"Kenapa? Kak Jev takut kalo foto itu aku sebar, huh?"

Tiba-tiba saja, Miya. Gadis itu datang, dan menghampirinya. Jevin dibuat cukup terkejut, ia melirik gadis itu dari ujung rambut sampai ujung kakinya.

"Apaan sih, Mi!"

"Karin, kamu diem sebentar." Miya berucap, lantas membuat Karin langsung mundur seketika.

Miya langsung mengambil tangan Jevin, lalu menarik pria itu untuk pergi dan meninggalkan Karin yang tengah terdiam kebingung disana. Jevin tentu juga ikut bingung kenapa tiba-tiba saja Miya menarik tangannya dan membawanya pergi.

Gadis itu berhenti saat sudah sampai di belakang gedung sekolah, ia melepaskan tangannya, berbalik badan dan langsung menatap nyalang kearah Jevin.

"Bener kan kak? Kakak sama kak Jaegar itu sebenernya homo!" Miya berujar.

Jevin dibuat terkejut saat Miya mengucapkan kalimat itu padanya, jantungnya berdegup kencang dan rasanya darahnya berhenti mengalir seketika. "M-maksud lo?"

Miya benar-benar menatap matanya dengan tajam, ia langsung memperlihatkan foto tadi dan sontak Jevin mengalihkan pandangannya ke arah lain dengan sengaja, pria itu menghela napas gugup. Sialan sialan!

"Terus ini siapa kalo bukan kalian berdua?"

Jevin dibuat bungkam beberapa saat olehnya, ia menepis pelan tangannya. Jevin memberanikan diri untuk menatap gadis didepannya dengan datar, "Itu bukan gue sama Jaegar, gue juga straight." Ucapnya.

Miya memutar bola matanya, tangannya ia lipat didepan dada. Kini, gadis itu tampak menaikan satu alisnya. "Di toilet kemarin?"

Mampus!

Jevin menyumpah serapahi dirinya sendiri, benar-benar harusnya kemarin ia masuk kelas saja tanpa menunggu Jaegar keluar dari BK kemarin. Ia benar-benar dibuat bungkam seribu bahasa, lidahnya kelu untuk mengucapkan 1 kalimat pun.

"Kalo kak Jev beneran straight, jauhin kak Jaegar mulai sekarang!"

"Fine."

Backstreet, Jaemjen.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang