17

7.1K 579 1
                                    

   Hampir semua murid disekolah sudah tahu tentang hubungannya, tak jarang ada yang mengganggap mereka pasangan menggemaskan, dan ada juga yang berkata kalau mereka itu tak pantas.

Siang hari ketika bel istirahat berbunyi terlihat semua orang berhamburan keluar, terkecuali Jevin. Ia masih duduk di kursi sembari tertidur di lipatan tangannya sedari pelajaran matematika tadi.

Terdengar derap langkah kaki memasuki kelasnya, yang masuk pun langsung menghampiri Jevin yang sedang enak-enaknya tidur.

Tuk!

"Anjing!" Jevin spontan.

Dikala ada seseorang yang melempar pulpen ke atas mejanya secara tiba-tiba, Jevin mendongak untuk melihat siapa pelakunya.

Si pelaku malah cengar-cengir tak berdosa, Jaegar.

Jaegar mengelus kepalanya, ia menyeret kursi disampingnya agar ia bisa duduk. Terlihat ia membawa 1 kotak susu coklat kecil, air mineral dan roti untuknya.

Yang baru bangun mendengus pelan, ia merapikan rambutnya yang di acak-acak oleh Jaegar. 

"Makan dulu," Jaegar berujar.

Jevin terbengong beberapa saat, ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal, lalu membuka bungkus roti yang Jaegar belikan untuknya.

Ia menyobek roti itu separuh, memasukan ke dalam mulutnya, dan memberikan sisanya pada Jaegar. Selera makannya memang berkurang akhir-akhir ini.

"Lagi, masa makan begitu doang."

Ia menggeleng, "Gak laper."

Jaegar hanya pasrah, ia memakan sisa rotinya yang masih banyak. Manik Jaegar tertuju pada sudut bibirnya, tangannya terulur untuk mengelusnya dan membersihkan sisa krim cokelat yang tertinggal disana.

"PANAS WOI!"

Tiba-tiba saja seorang pria datang dari luar dengan berisiknya, kedua J itu lantas langsung bersikap layaknya orang normal pada umumnya, Jevin meminum air mineral tadi dengan gugupnya sampai terlihat tertumpah ke bajunya.

Itu Hesa.

Hesa duduk diatasnya mejanya, sambil memasang senyum jahilnya."Dari tadi dicariin, malah pacaran disini yeuh!" Ia mencibir.

Double J itu tertawa kecil, Jevin menggaruk tengkuknya yang tak gatal dan kembali meneguk airnya.

"Entar malem, Bima nantang lagi tuh. Jadi jangan lupa jam 11 ke arena,"

——

Malam ini tepat jam 11 malam, semua anggota Ndream datang. Terkecuali Mark, karena pria itu masih proses pemulihan, dan Mark menunjuk Jaegar sebagai ketua untuk menggantikannya sementara waktu.

Terlihat, semua anak buah Bima telah berkumpul disana. Senyum remeh terpancar dari sudut bibirnya.

"Long time no see, Jevindra." Bima berucap tepat didepannya.

Matanya menatap nyalang kearah Bima, Jevin menghela napasnya dan kemudian mengalihkan pandangannya ke arah lain. Bima sedikit melangkah mundur, "Gue mau Jevin yang turun kali ini."

Netra Jaegar sontak menatapnya, "Biar gue."

Bima mendecih, ia mendekati Jaegar dengan muka yang bisa dilihat tengil. "Ngebelain pacar lo nih? Toh, lagian Jevin juga belom pernah turun kan pas dia gabung ke tim lo?" Ia bertanya sembari tersenyum dengan remehnya.

"Gue bakal turun." Jevin menyahut, membuat semua lantas membulatkan mata mereka, termaksud Jaegar.

Sorak gembira terdengar dibarengi tepukan tangan dari beberapa penonton disana. Jaegar langsung menahan tangannya, tatapan matanya begitu serius. Tapi, Jevin mengangguk sebagai isyarat kalau ia akan baik-baik saja.

Walaupun sebenarnya Jaegar tak ikhlas, ia akhirnya mengalah. Motornya ia pinggirkan dan berdiri di barisan penonton paling depan.

Tampak, Bima sudah naik ke motornya.

Seorang perempuan ikut masuk kedalam arena, dan betapa terkejutnya Jevin saat ia menyadari bahwa perempuan itu tak lain dan tak bukan adalah,

Karina.

Karina menghampirinya dengan senyum sinis, gadis itu mengedipkan mata kirinya kearah Jevin sambil membisikkan, "semoga menang..."

Dalam hatinya Jevin berdecak pelan, lalu saat Karina sudah berdiri di tengah-tengah keduanya, Jevin langsung menggenggam setang motornya, begitu pun Bima.

"Three..





Two..





One!"

Keduanya langsung tancap gas menyusuri jalanan itu, motor Bima benar-benar melaju kencang didepannya. Tapi, bukan berarti Jevin akan kalah.

Ditengah perjalanan, Jevin tahu jika akan ada tikungan tajam.

Bima masih sama melaju dengan kecepatan tinggi, bahkan pria itu sampai sesekali menengok kearah belakang hanya untuk sekedar mengucapkan kata-kata remeh untuknya.

Jevin melajukan motornya hingga ia sejajar dengan motor Bima, Bima yang tak mau kalah langsung kembali dengan sekuat tenaga menggas motornya dengan kecepatan diatas rata-rata.

Dibalik helmnya, Jevin tersenyum.

"Woi Bim! Buru-buru amat?"

Sinting, bisa-bisa Jevin berucap di adegan sengit seperti ini.

Bima menoleh kebelakang.

"BACOT—"

BRUGH!































































Jevin menang.




































——

MAAF PENDEK

sebenernya w udah ngetik kalo ga salah 1000 kata lebih, cuma pas buka ni part REVISINYA ILANG BRWRNGSEK JSSJSSJSSHDHDYEYUEEUEEJDDND

jadinya kudu ngetik ulang
asoy geboy bgt

B A C K S T R E E T
© dlowbattries, 2023

Backstreet, Jaemjen.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang