28

5.6K 403 3
                                    

  Hari ini adalah tepat hari kelulusannya, pagi-pagi keduanya sudah bangun dan bersiap di bantu oleh mama dan Theo juga.

Perasaan nervous menghantui keduanya, setelah lulus hari ini, besok mereka sudah harus pergi ke amerika dan melaksanakan kehidupan baru di sana.

"Nah, udah. Ayo kita berangkat," mama berucap sembari merapikan dasi Jaegar.

Ketiga pria itu mengangguk, Jaegar mengambil kunci mobilnya dan memberikannya pada Theo karena dia yang akan menyetir.

Theo menerimanya, ia langsung segera pergi keluar untuk memanaskan mobil dahulu. Mama beralih ke Jevin, ia menunjukkan senyumnya dan merapihkan kerah kemejanya.

Setelah itu, ketiganya langsung keluar untuk berangkat.

Mobil sudah siap, mama duduk di kursi depan sementara Jaegar dan Jevin di belakang.

"Makan rotinya dulu, kamu berdua kan belum sempet sarapan tadi." Mama menengok kebelakang dan memberikan 2 bungkus roti untuk mereka.

Keduanya menerima, Jaegar mengambil milik Jevin untuk di bukakan bungkusnya dan memberikannya kembali pada Jevin.

Di perjalanan, Jaegar menyenderkan kepalanya pada bahu yang di samping sambil melihat ke luar jendela.

——

"CEILAH UDE GANTENG BANGET NI BERDUA!"

Suara cempreng Hesa menyambutnya, anggota Ndream menghampiri keduanya dengan jasnya yang apik. Mark menepuk bahu Jevin pelan dan setelah itu duduk disampingnya.

"Lo pada bakal nerusin kemana?" Raden datang tiba-tiba.

"Tetep di indo aja sih, gue kan cinta indonesia." Hesa berucap sembari meminum kopi botolan yang di pegangnya sedari tadi.

Mark melirik, "bilang aja gak bisa bahasa Inggris," spontannya.

"Oh, Canada! Listen ye, i tuh can speak English, just little little,"

"Kemaren gue intip bahasa Inggris lo 52," Chandra menyambung.

Hesa melotot, pandangannya langsung di arahkan pada Chandra yang tengah duduk santai di samping Mark. Perlahan Chandra memperlihatkan senyumnya.

Hesa mengerti senyuman itu, "anjing! Lo ngeliat nama bapak gue ya?!" Matanya masih menatap tajam kearah Chandra yang mulai terkekeh.

Ke empat laki-laki yang diam pun langsung reflek menengok, "Siapa nama bapaknya Hesa?! Kasih tau Chan!" Raden berujar begitu semangat.

"Ju—"

"BANGSAT MANEH, DIEM GA LO!"

Hesa membekap mulut Chandra dengan tangannya, Chandra berusaha melepaskannya dengan menggigit jari Hesa.

"Asu!" Hesa meringis saat jarinya di gigit.

"JUPRIYANTO ANYING BWAHAHAHHAHHHAA!"

"CHANDRA ASU!"

——

"Pulang aja ya? Lo udah kecapean pasti,"

Acara wisuda itu berjalan hingga tengah hari. Setelah foto bersama selesai, Jevin sudah mulai kelelahan, dan suasana hatinya mulai buruk karena lelah.

Backstreet, Jaemjen.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang