30 -end

7.7K 432 15
                                    

Perasaannya begitu gugup, di ruangan bersiapnya Jevin menggigit bibirnya sendiri, perempuan yang berkerja sebagai penata rias disana membantu membenarkan tuxedo
nya.

"You look pretty, sir."

Jevin agak tersentak, ia akhirnya hanya bisa terkekeh kecil, dan berucap, "Thank you. But, you look prettier."

Wow, sifat buayanya keluar.

Perempuan itu terkekeh, ia mengambil satu alat riasnya untuk merapihkan riasan tipis di wajah Jevin.

Ceklek

"Ayo sayang,"

Jevin menghela napasnya dalam-dalam, ia melangkah mengikuti mama dari belakang untuk menuju acaranya.

Saat Jevin keluar, Jaegar reflek langsung bangkit dari duduknya, matanya berbinar menatap kearah Jevin yang tampak begitu apik, dan cantik.

Kebetulan Mark yang ada disana karena sempat berbincang dengannya bangkit juga, ia menepuk pundak Jaegar dua kali sambil tersenyum.

"Tutup mulut Lo, Jae. Gue ke depan duluan," Mark pergi.

Mama disana membenarkan jas Jaegar, ia mencium kening putranya dengan lembut setelah itu ia pergi ke depan untuk menyaksikan.

Jaegar meliriknya, "you ready?"

Dengan senang hati ia mengangguk.

Keduanya memasuki altar, disaksikan oleh para keluarga dan teman-temannya yang bersorak bahagia. Jevin memegang sebuah boquet bunga yang diberi oleh MC nya.

Mereka lalu berjalan kedepan, menghampiri seorang pendeta di depan sana.

Keduanya berhadap-hadapan, Jaegar menggenggam tangannya, tersenyum menatap Jevin penuh arti layaknya Jevin adalah sebuah mahakarya yang sangat indah yang pernah di temuinya.

"You can say your wedding vows."

Jaegar menghela napasnya,

"Jevindra, I choose you to be my life partner forever, I promise to make you happy as long as you're with me I promise to protect you from all dangers, I promise not to let you down, and I promise to protect our marriage until death do us part. I promise."

Jevin tersenyum kecil, "Jaegar, I accept you to be my husband. I will also promise to always be by your side forever, I'ill always accompany you when you are happy or sad. I'ill always do."

Jaegar menyematkan cincin pernikahannya di jari manis Jevin, Jevin pun. Ia juga menyematkan cincinnya di jari manis Jaegar dengan senyum manis.

"Now, you can kiss."

Jaegar menarik tangan Jevin untuk mendekat padanya, ia mencium bibir plumnya dengan pelan dan lembut. Hingga sorak sorai gembira dan tepukan tangan terdengar dari para tamu disana.

"Den," Hesa memanggil Raden disampingnya.

"Apaan?"

"Mereka tadi ngomong apaan?"

Raden meliriknya dengan tajam, ia menoyor kepala Hesa cukup kencang hingga membuatnya meringis.

"Makanya kalo remed bahasa Inggris jangan bolos mulu goblok!"

-

"CEILAH, penganten baru dari tadi cengar-cengir aja,"


"CIE CIE,"

Hesa berucap dan ditimpali oleh Chandra, ia memakan potongan daging sapi yang di sediakan. Chandra sedikit menggeser tubuh Hesa untuk mengambil piring dibelakang pria itu.

Backstreet, Jaemjen.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang