⚠️WARNING!
———
Malamnya, setelah Jevin menang perlombaannya tadi. Bima langsung mentransfer uang yang ia janjikan sebelumnya, dan untuk merayakan hari kemenangan tim untuk kesekian kalinya mereka memutuskan untuk mengadakan pesta kecil-kecilan di basecamp dengan bir dan makanan.
Jika Mark tahu bahwa anggotanya berani-berani minum bir, ia mungkin akan sangat marah. Namun, untung saja Mark tak ada.
Hesa dari tadi tengah berjoget ria tak jelas bersama Chandra dengan lagu dangdut mengalun, membuat yang melihat hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala mereka.
"Icikiwir~"
Jika dilihat, mereka berdua sudah kobam oleh efek alkohol di bir itu. Apalagi Hesa yang tak henti-hentinya berjoget seolah ia sedang ada di karaoke. Chandra dan Raden pun juga, namun mereka berdua masih memiliki sedikit kesadaran walau kadang sesekali kumat.
Sementara itu, Jaegar duduk memperhatikan ketiga pemuda yang raganya mulai habis di gerogoti oleh efek alkohol. 1 kaleng masih belum ia habiskan, bukan karena tak kuat tapi karena memang ia masih memiliki akal.
Disampingnya, Jevin juga mulai terlihat hampir teler. Jaegar tersenyum di saat melihat kedua pipi putih Jevin yang memerah, sangat menggemaskan. Merasa diperhatikan, lantas langsung membuat Jevin menatap kearahnya dengan mata sayu.
"you're drunk?" Jaegar berbisik.
Jevin menggeleng, Jaegar kembali tersenyum gemas. Ia ingin sekali mencium bibir sekarang. Padahal sudah bisa dilihat sendiri bahwa ia mabuk, dan hampir teler karena minum 2 kaleng tadi. Jevin membuang mukanya, dan ia menaruh kepala dimeja sangking tak bisa menahan rasa pusing di kepalanya. Namun, dengan sigap Jaegar menaruh bantal agar kepala Jevin tak terbentur meja.
Merasa mulai bosan, Jaegar membantu Jevin untuk bangun dan memutuskan untuk pulang karena takut jika saja Jevin tak nyaman. Jaegar menggeleng kepalanya di kala ia melihat teman-temannya masih melakukan hal konyol yang sama.
"Gue sama Jevin balik duluan,"
Ucapannya hanya di acungi jempol.
——
Setelah sampai, Jaegar harus membopong tubuh Jevin hingga masuk kedalam, karena pria itu sudah teler duluan dan tak sanggup untuk melangkah.
Jaegar meletakkan tubuhnya di kasur dengan pelan, ia melangkah ke lemari dan berniat untuk mengganti celana jeans yang masih Jevin kenakan.
Diambil celana pendek untuknya.
Kini, posisinya menindih tubuh Jevin. Agar lebih mudah ia menggantinya. Jaegar membuka jaket kulit Jevin, langsung saja ia juga membuka kancing jeans dan menarik resletingnya.
"Ngg?"
"Ah, fuck."
Dengkul Jevin menyenggol sesuatu di balik celananya, Jaegar langsung meringis senyeri-nyerinya karena senggolannya lumayan kencang hingga membuatnya terdiam sambil menahan rasa sakitnya.
Demi, awalnya tak terpikir apapun. Namun, saat Jaegar melihat kearahnya dengan mata Jevin yang masih terbuka melihat kearah bingung, pipi yang masih memerah, dan apalagi surainya acak-acakan. Ditambah lagi dengan posisi yang seolah-olah minta di gagahi.
Fantasi liar Jaegar membuat penisnya tegang, seketika ia langsung menyambar bibirnya membuat mata Jevin yang tadinya sayu menjadi melotot. Jaegar menggigit bibir bawahnya agar lidahnya bisa masuk dan mengobrak-abrik isi mulut si manis.
"Mhnn.."
Di absen giginya satu persatu, lidah Jevin yang ia angguri, Jaegar mengajak lidah Jevin untuk bergulat dengan lidahnya.
Jevin mencengkram kuat bahunya, karena dirasa ia sudah tidak bisa mengimbangi permainannya, ditambah akal sehatnya yang masih juga belum kembali.
Jaegar melepaskan kaos yang Jevin kenakan, dan lehernya menjadi sasaran untuk menjatuhkan tanda kepemilikan disana. Jevin mendongak kenikmatan saat tangan nakal Jaegar membuka Jeansnya dan bermain disekitar area lubangnya.
"Hgg, ah!" Desahnya saat Jaegar menghisap kedua putingnya secara bergantian.
Jaegar menjulurkan 2 jarinya, mengisyaratkan Jevin untuk menghisap jari kedua jari panjangnya. Dengan senang hati ia langsung menghisapnya dengan lihai, Jaegar tersenyum, dirasa sudah cukup ia mengeluarkan jarinya dari mulut hangat Jevin.
"Nghh, f-fuckhh—ah!"
Jevin mengerang di kala Jaegar memasukan 3 jarinya tanpa aba-aba, ia menggeliat tak nyaman, lubangnya benar-benar dibuat kesakitan sekaligus kenikmatan olehnya. Jevin mencengkram kuat kedua bahunya, di pelupuk matanya bisa terlihat air yang tergenang disana.
Jaegar memasukan jarinya lebih dalam, membuat Jevin semakin mendesah dibuatnya. Penis Jevin sedari dari sudah tegang sempurna, dan terlihat sudah memerah karena lubang kencingnya di atup oleh jempol Jaegar.
Jevin meracau, ini gila.
Jevin merasa bahwa akal sehat akan benar-benar hilang sekarang. Ia menggeliat tak nyaman, berusaha melepaskan ibu jari Jaegar agar ia bisa melepasan segera.
"Ahngg!"
Tak tahan dengan wajah menggemaskan itu, Jaegar langsung melepaskan ibu jarinya dari sana dan dengan cepat cairan kentalnya keluar hingga menyiprat ke perut Jaegar.
"Ahhkh!—"
Baru saja lega, matanya kembali dibuat melotot kembali saat Jaegar tiba-tiba memasukan penisnya. Jevin tersentak, ia bahkan sampai tak sengaja mencakar punggungnya.
"P-pelanhh, ahh!" Pintanya.
Jaegar malah membalik posisi mereka menjadi Jevin yang berada diatasnya, tanpa melepas penyatuan mereka, ia tersenyum. "Do it."
Yang disuruh langsung menelan liurnya gugup, wajahnya bersemu merah. Jevin menggerakkan pinggulnya dengan pelan mencari kenikmatan sendiri, Jaegar memegang kedua pinggangnya untuk membantunya bergerak lebih cepat.
Belum apa-apa, Jevin sudah ambruk disampingnya karena benar-benar tak kuat. Di tambah kepalanya masih pusing karena efek alkohol sialan tadi.
"Can't—aah!"
Jaegar kembali memasukan penisnya, ia menyodok lubangnya lumayan brutal. Wajah Jevin sudah merah layaknya tomat masak, permainan Jaegar benar-benar sangat membuatnya tak berdaya dan hanya bisa mendesah dibawahnya.
"Shit, jangan diketatin," Jaegar menampar pelan pipi pantatnya saat tiba-tiba Jevin mengetatkan lubangnya sampai membuat penis Jaegar terjepit di dalam sana.
Jevin mendesah tak karuan, ia mengocok penisnya sendiri karena tusukan demi tusukan yang Jaegar berikan semakin membuatnya gila.
"Fuck, ah.."
8 sodokan terakhir, Jaegar menumpahkan banyak pejunya di lubang hangat itu sampai terlihat tumpah ruah, pun Jevin. Kedua Adam itu bernapas lega, dan Jaegar ambruk disampingnya.
——
🌚
double up terakhir krn w akan hiatus slma kurang lebih seminggu h-hiks—(ga janji) krn senen ujian, kudu fokus belajar dulu kalo kaga lenyap hp w nie
babaaayyyyy! jangan kangen sm notip dari ak.g
(づ ̄ ³ ̄)づsorry for typo(s)
B A C K S T R E E T
© dlowbattries, 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet, Jaemjen.
Fanfiction[ JAEMJEN ] Jaegar yang tak sengaja berkata kalau Jevin itu pacarnya. "Jadi, selama ini kalian backstreet?" dom; Jaemin! sub; Jeno! Harsword - gay - mpreg - school life. 🔞 © dlowbattries