12

7.4K 674 7
                                    

  5 hari berturut-turut mereka saling diam-diaman sejak kejadian hari itu, Jaegar sudah melakukan semua hal yang ia bisa agar Jevin bisa berbicara dengannya lagi, dari mengiriminya makanan setiap malam, menyepam chat padanya, bahkan sampai berkali-kali mendatangi rumahnya. Namun, masih saja nihil kalaupun Jevin yang membuka pintunya ia selalu membantingnya kembali.

Jaegar benar-benar bingung, hanya karena masalah ini membuat hubungannya renggang. Ia pun telah menanyai perihal postingan itu pada Miya yang merupakan awal dari semua ini, pernah saja Jaegar hampir saja marah padanya, tapi gadis itu bahkan sampai berkaca-kaca dan berulang kali berkata bahwa bukan ia yang melakukan itu.

Dan hari ini Jevin tak ada kabar, bahkan di absensinya dia Alpa. Jaegar juga sudah menanyakan pada Theo; kakak Jevin, tapi ia juga tak tahu menahu tentang Jevin, karena pagi tadi Jevin berangkat sudah rapih dengan pakaian sekolahnya, dia bolos?

Jaegar benar-benar kalang kabut mencari keberadaannya, Mark, Hesa, Chandra, dan Raden pun juga berkata bahwa belakangan ini Jevin hampir tak pernah ke basecamp dan ia juga menjauhkan dirinya. Apakah Jevin setakut itu?

...

——

Pagi ini Jaegar sudah sampai disekolah, dan masih terduduk di atas motor karena ia masih memainkan ponsel genggamnya.

"Jaegar,"

Merasa bahwa dirinya di panggil, Jaegar pun menengok ke sumber suara. Dilihat dari kejauhan tampak gadis dengan rok pensil dan seragamnya yang cukup ketat menghampiri.

Itu Karina, anak  MIPA dan tak lain adalah pacar Jevin—yang kedua setelah dirinya.

"Lo tau Jevin kemana?" Tanyanya.

Jaegar menggeleng, matanya melirik dari ujung kaki hingga ujung kepala Karina. Bisa-bisanya Jevin memacarinya.

"Really? Ah, kirain tau. Dia gak bales chat sama telfon gue dari kemaren."

Jaegar menaikan satu alisnya, oh?

"Yaudah deh, gue balik dul—"

"Sebentar."

Karina yang ingin pergi pun langkahnya sontak terhenti saat Jaegar memanggilnya kembali, gadis itu kembali menatap Jaegar.

"Lo tau siapa OSIS yang megang akun Neo?" Jaegar bertanya dengan nada datar, ia sedikit memiringkan kepalanya agar bisa lebih jelas melihat wajah Gadis didepannya.

"Gak tuh, kenapa?"

Karina menjadi panas dingin karena perlahan wajah Jaegar mendekatinya, ia menunduk seketika, perlahan mulai mundur ketakutan.

"Lo yakin?"

——

Raden menyeruput es kopinya diatas motor dengan santai, sesekali ia melirik kearah ponsel untuk sekedar melihat jam berapa sekarang. Walaupun jam sudah menunjukkan pukul 23.47 ia masih santai, di benaknya terlintas pasti Hesa tengah menunggu dan menelfon di kos an jika mode jangan ganggu tak ia nyalakan.

Di pinggir jalanan yang masih ramai dengan pengendara yang berlalu lalang, juga banyak anak-anak menongkrong asik disana. Warung kopi itu bahkan lumayan masih ramai di jam jam rawan seperti ini.

DUAGH!

Kopinya langsung habis tumpah saat seorang pemuda menyenggol lengannya, darahnya perlahan mulai naik, ia turun dari motor lalu meletakan gelasnya pada meja, ia menarik lengan bajunya siap untuk menghadapinya.

"ASU—"

"Den! S-sorry! Bisa anterin gue kerumah Jaegar?"

Jevin.

Backstreet, Jaemjen.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang