Baku hantam dan baku tembak antara Osamu dan Sakusa sudah berlangsung cukup lama. Bahkan di sekitar mereka sudah banyak darah dan beberapa mayat bawahan mereka.
Tetapi...
Mereka tidak memperdulikan hal itu dan masih sibuk dengan pertarungan mereka sendiri.
"BRENGSEK! SUDAH AKU BILANG KAU TIDAK TAHU APA-APA TENTANG ARITO BRENGSEK ITU!" Osamu berkata dan menempelkan pistol itu tepat di kepala Sakusa.
Sakusa yang menyaksikan pistol itu sudah berada di kepalanya sontak berdiam. Dia menggertakkan giginya kesal. Osamu itu.... Sejak kapan dia ada sedekat ini dengannya?!
Osamu bisa menarik pelatuk itu dan menembak Sakusa kapan saja, Sakusa tahu itu.
Tapi....
DORRR
Kageyama menembak telapak tangan kanan Osamu sehingga membuat Osamu melepaskan pistolnya dan menatap Kageyama penuh amarah.
"KENAPA KAU IKUT CAMPUR?! KAU INGIN KU HAJAR JUGA SEPERTI SI BRENGSEK INI?!" pekik Osamu kuat.
Kageyama yang mendengar pertanyaan bodoh itu hanya berdecih pelan. "Apa maksudmu?! Aku sudah babak belur seperti ini karena ulah si sipit dan rambut abu itu bodoh! Kau masih berkata kau ingin menghajarku jika aku ikut campur?!" Kageyama berkata sambil menatap Osamu kesal.
Dan tangannya kembali bergerak untuk menembak titik vital Osamu. Berniat membuat Osamu mati atau setidaknya tidak bisa bergerak.
Kageyama menarik pelatuk itu dan tersenyum miring. "Sampaikan selamat tinggalmu pada dunia ini, bodoh." Kageyama perlahan mulai melepas pelatuk itu.
Osamu yang menyaksikan itu terbelalak. Dia harus menghindar. Dia tidak boleh tertembak di sini! Ya! Dia harus melakukan itu dan menyelamatkan Atsumu.
Tetapi....
Sakusa tidak membiarkannya.
Lihat saja posisinya sekarang. Entah sejak kapan tiba-tiba saja sudah ada belati yang menancap di telapak kakinya. Bahkan belati itu sampai menusuk lantai. Tanpa bertanya pun Osamu tahu yang melakukan ini adalah Sakusa.
DORR!!
Kageyama melepas pelatuknya dan suara pistol menggema memenuhi ruangan itu. Tetapi, peluru itu tidak mengenai Osamu.
Mengapa bisa seperti itu? Ketika Kageyama ingin melepas pelatuknya. Tiba-tiba saja Bokuto sudah berada di depannya dan mengubah arah pistol itu menjadi keatas. Alhasil tembakannya meleset.
"Baiklah... Siapa yang mengatakan kau boleh menembaknya?" Bokuto berkata sambil tersenyum dan tepat setelah seperti itu dia mengambil alih pistol yang ada di tangan Kageyama dan menodongkannya tepat di kepala.
Tanpa basa-basi dan banyak bicara, Bokuto segera menarik pelatuknya dan menembak Kageyama.
Setelah selesai melakukan itu Bokuto menoleh kearah Osamu dan Sakusa kemudian menatap Sakusa tajam.
"Lepaskan Osamu atau kau akan berakhir sama seperti orang ini." Bokuto berkata dengan nada yang mengancam.
Sakusa menampilkan senyum mengejeknya mendengar itu. "Mengerikan sekali... Aku takut..."
Perempatan siku muncul di dahi Bokuto dia segera menodongkan pistol yang ada ditangannya pada Sakusa. "Aku serius!"
Sakusa berhenti menampilkan senyum mengejeknya. "Aku juga serius." Sakusa berkata sambil menodongkan pistol tepat di kepala Osamu.
Dia menatap Bokuto dengan remeh. "Jatuhkan pistolmu itu atau aku akan menembak orang ini."
Bokuto berdecih pelan mendengar itu kemudian menjatuhkan pistolnya dan mengangkat kedua tangannya di samping telinga seolah sudah menyerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Life • Osaatsu[✔]
De TodoJodoh itu bukan cerminan diri sendiri, melainkan kembaran sendiri.