38. Bangun

451 44 12
                                    

"PAPA!!!"

"PAPA BANGUN!!!!!"

Osamu sontak membuka matanya lebar-lebar ketika mendengar teriakan itu tepat ditelinganya, dan merasa dirinya dipukuli menggunakan bantal dan juga guling dengan cukup kuat.

Dia menatap langit-langit kamarnya yang bercat putih itu dengan tatapan kosong dan bingung, masih memproses apa yang baru saja terjadi dan mengumpulkan nyawanya.

Hingga akhirnya langit-langit yang sedang ia pandangi itu kini terhalang oleh wajah si kembar kecil yang menatapnya dengan heran karena Osamu tak kunjung bereaksi.

"Papa?" Rei akhirnya membuka suara sambil terus menatap Osamu dengan tatapan herannya.

Tetapi Osamu tidak bereaksi atas panggilan itu.

Roy mengangkat alisnya heran kemudian menggerakkan tangannya untuk mencubit pipi Osamu. "Papa!! Terjadi sesuatu?"

Osamu masih belum merespon, hanya menatap Rei dan Roy dengan tatapan kosong dan bingung.

Rei dan Roy menatap satu sama lain hingga akhirnya mengangguk dan mereka menarik nafas dalam-dalam dan mulai berteriak. "PAPA!!! BANGUN!!!"

Osamu akhirnya keluar dari pikirannya berkat teriakan kedua putranya itu dan segera mengubah posisinya menjadi duduk yang membuat Roy dan Rei mau tak mau harus memberinya sedikit ruang.

Roy memiirngkan kepalanya menyaksikan Osamu yang tampak bingung itu. "Papa? Papa baik-baik saja?"

Osamu mengerjap beberapa kali ketika Roy mengatakan 'Papa' hingga akhirnya matanya membulat sempurna dan memperhatikan sekeliling untuk mencari Sakusa.

Dan tentu saja tingkahnya membuat Roy dan Rei menatapnya dengan heran dan aneh.

Apa yang terjadi dengannya? Pikir dua bocah itu.

"Papa? Papa mencari sesuatu?" tanya Rei dengan penasaran.

Mendengar anak itu menyebut 'Papa' lagi membuat Osamu mencengkram pundaknya dan menatapnya dengan serius. "Dimana si brengsek itu?!"

Rei mengangkat satu alisnya heran mendengar itu. "Si brengsek?" dia memiringkan kepalanya sedikit yang menandakan dia bingung dengan apa yang Osamu katakan. "Siapa si brengsek itu?"

Osamu diam mendengar itu kemudian melepaskan cengkramannya dari pundak Rei dan menatapnya kemudian beralih menatap Roy dan dia mengulangi hal itu secara berulang kali.

"Papa mengalami mimpi buruk?" tanya Roy dengan lembut.

Osamu berhenti menatap kedua putranya secara bergantian dan fokus menatap Roy dengan bingung. "Mim..... pi?" dia bergumam pelan, dan memegang kepalanya yang terasa sedikit pusing akibat semua ini.

Otaknya akhirnya memproses apa yang baru saja dia alami hingga akhirnya dia mendapati sebuah jawaban.

Ya, tepat seperti yang Roy katakan.

Osamu mengalami mimpi buruk, mengerikan sekaligus menjijikan di mana dia dan Atsumu harus bercerai dan Atsumu menikah dengan Sakusa.

Tetapi dia masih tidak cukup percaya bahwa itu hanyalah mimpi dan karena itu dia malah mencengkeram pundak kedua putranya secara bersamaan dan berkata dengan nada yang khawatir.

"Roy, Rei, siapa yang kalian panggil dengan sebutan Papa dari tadi?"

Roy dan Rei mengangkat satu alisnya heran mendengar itu.

Kenapa?

Kenapa gitu loh Osamu menanyakan hal yang udah pasti jawabannya itu.

Mereka menunjuk Osamu secara bersamaan dan berkata. "Papa, memangnya siapa lagi?"

Sweet Life • Osaatsu[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang