Mata Osamu berkedut kesal tepat setelah Atsumu mematikan telfon diiringi dengan suara manjanya.
Aura mencengkam dapat Suna rasakan dari bosnya yang tengah menggertakkan giginya satu sama lain seolah mencari solusi dari semua ini.
Tadi, ketika Atsumu menelfon. Dia mengatakan bahwa dia ingin lukisan Us and Snow. Dan sialnya, lukisan yang Atsumu inginkan itu ada di tangan Osamu.
Lalu kenapa?
Bukankah itu bagus?
Osamu jadi tidak perlu susah payah mencarinya, kan?
Jika saja lukisan ini tidak menjadi tokoh utama dalam kesenangannya hari ini. Tentu saja Osamu akan dengan senang hati memberikannya pada Atsumu. Mengingat prinsip Osamu adalah, 'Apapun untuk Atsumu'. Tetapi sayangnya, kali ini berbeda.
Lukisan ini akan di jadikan bahan lelang dengan harga yang tinggi. Dan tentu saja berita ini sudah menyebar di telinga para pengusaha dunia bawah dan beberapa penggila seni.
Tunggu-apa maksudnya dengan lelang?
Ini yang dimaksud dengan kesenangan bagi Osamu.
Osamu sangat menyukai pelelangan. Entah itu pelelangan barang, pelelangan manusia dan pelelangan lainnya. Dia sangat menyukai ketika mendengar orang-orang yang menawar sebuah barang dengan harga yang sangat tinggi. Tentu saja sebab barang bagus yang di lelang juga menjadi alasannya. Dan berkat hal itulah kali ini dia menyelenggarakan lelang dengan Us and Snow sebagai tokoh utamanya.
"Apakah aku harus membatalkan pelelangannya? Tentu saja tidak, apa yang akan orang katakan jika aku membatalkannya. Lalu apa yang harus kulakukan? Berkata bahwa Us and Snow tidak ada dan akan melelangnya di lain waktu?" Osamu bergumam secara terus menerus dengan cepat. Berusaha memutar otaknya dan mendapatkan jalan keluar dari semua ini.
Bagaimana agar ia bisa memenuhi permintaan Atsumu tetapi tidak merusak kesenangannya.
Bagaimana?
Bagaimana?
Bagaimana?
"Ikuti saja pelelangannya."
Simple sekali.
Benar-benar simple sampai membuat Osamu berbinar dan ingin bersyukur kepada Tuhan karena telah memberikannya jalan keluar dari semua ini.
"Kau benar!" Osamu berkata sambil memukul bahu Suna.
"Aku berhutang padamu Suna!"
Suna yang mendengar itu hanya bisa mengangguk-anggukkan kepalanya.
TING!
Osamu kembali mengeluarkan handphone yang ada di dalam saku celananya kemudian menatapnya dengan heran.
Namun, tatapan herannya seketika berubah pada saat membaca pesan yang baru saja Atsumu kirimkan padanya.
Tsumu
Samu nanti aku mau ikut pas beli lukisannya! Kamu pulang dulu ke rumah!! Awas aja kalo gak pulang nanti aku bilang ke anak kita kalo Papahnya gak tanggung jawab
Oh iya, hati-hati camunya aku(◕3◕)❤
•••••
Lelang.
Sebuah transaksi jual beli dengan harga yang sudah di tetapkan. Dan tentu saja harga yang sudah di tetapkan ini akan terus meningkat sesuai dengan harga yang di tawarkan oleh pelanggan.
Siapa yang menawar paling mahal, dia yang akan mendapatkan benda itu.
Osamu membukakan pintu mobilnya untuk Atsumu. Sesaat setelahnya Atsumu keluar dengan setelan jas yang rapih. Tak lupa dengan mata berbinarnya karena tak sabar akan mendapatkan lukisan itu.
"Aku kira kita bakalan ke pameran gitu... Ternyata bukan, ya?" tanya Atsumu sambil memperhatikan sekeliling.
Orang-orang yang sedikit menyeramkan bagi Atsumu. Terlebih kebanyakan dari mereka adalah seorang alpha.
Atsumu segera merangkul lengan Osamu dan menghapus jarak di antara mereka.
"Sam.. Ini beneran ada lukisannya?" tanya Atsumu yang terdengar ragu.
Osamu yang sadar akan keraguan Atsumu pun segera mengusap surainya dengan lembut. "Beneran, kamu gak percaya?"
"Ragu.... Soalnya orangnya gede-gede." Atsumu berujar pelan, bahkan terdengar seperti berbisik.
Osamu terkekeh mendengarnya. "Tenang aja di sini ada lukisannya. Lagian kamu maksa mau ikut, aku kan udah bilang tunggu di rumah aja."
Atsumu mengerucutkan bibirnya mendengar itu. "Aku kan mau ngeliat secara langsung cara beli lukisan!!"
"Ya udah kalo gitu liat baik-baik."
Osamu dan Atsumu melangkahkan kaki mereka untuk memasuki bangunan itu.
"Kayak gini caranya beli lukisan." Osamu berkata diiringi seringai tipisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Life • Osaatsu[✔]
RandomJodoh itu bukan cerminan diri sendiri, melainkan kembaran sendiri.