13. Tsune

476 63 1
                                    

Atsumu menatap gemas rubah berukuran sedang yang baru saja mereka beli. Dia beralih menjadi menatap Osamu dan tersenyum senang.

"KAMU BAIK BANGET SAMU!!! HUAA!! MAKIN CINTA SAMA KAMU!!" Atsumu berkata sambil melompat kedalam pelukannya.

Osamu yang sadar akan hal itu segera mengambil ancang-ancang agar tidak kehilangan keseimbangan ketika Atsumu memeluknya.

Bruk

Tubuh Atsumu menghantam tubuh Osamu cukup kuat, namun dia tidak memperdulikan itu dan malah memeluk badan Osamu dengan erat.

"Makasih banget Samu... Muah..." Atsumu berkata sambil mengecup pipi kanan Osamu berkali-kali.

Osamu tentu saja tidak membantah. Dia malah menerima semua kecupan itu dengan senang hati.

"Iya iya sama-sama."

Atsumu berhenti mencium pipi Osamu dan melepas pelukannya. Beralih menatap rubah yang masih tampak ketakutan di dalam kandang.

Osamu yang menyaksikan Atsumu tampak antusias hanya tersenyum tipis. Ya tidak papa lah... Anggap saja ini sebagai tanda pemintaan maafnya akibat ucapannya yang membuat hati mungil Atsumu itu tersakiti.

Dan semoga saja rubah itu bisa bertahan hidup lama di sini.

"Tsumu, kamu bisa ngerawatnya, kan?" Osamu bertanya untuk memastikan. Sungguh, jika Atsumu tidak bisa merawatnya, kasihan sekali rubah ini.

Atsumu berjongkok dan menyelipkan jari jemarinya pada kandang rubah itu. Kemudian kepalanya bergerak ke kanan ke kiri.

"Enggak, dong!"

Oke.

Rubah, semoga kau tenang di alam sana.

Osamu menghela nafasnya. Entah mengapa Atsumu seperti terlihat ingin membunuh rubah itu dengan santai.

"Tapi kamu tenang aja! Aku bakalan nyari tau cara ngerawat rubah kok!" ucap Atsumu.

Semoga saja kau benar-benar mencarinya, ya Atsumu.

Osamu hanya tersenyum tipis dan ikut berjongkok di sebelahnya. Menyaksikan Atsumu yang tampak gembira karena rubah itu.

"Sam!! Aku nemu nama yang cocok buat rubah aku!!" ucap Atsumu sambil menoleh pada Osamu dengan antusias.

Osamu mengangkat satu alisnya seolah bertanya-tanya. "Cepet amat nemunya. Dan siapa namanya?"

"Tsune!! Gemes kan namanya?!"

Jujur, Osamu gak paham dimana letak 'gemes' dari nama Tsune. Tapi kalo Atsumu ya udah pasti gemes.

"Enggak, lebih gemesin kamu." bantah Osamu.

Atsumu yang mendengar itu hanya bisa terkekeh geli. "Dih gombal."

Osamu mengangkat satu alisnya mendengar itu. "Aku serius. Kok di bilang gombal?"

Atsumu hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban dan menoleh kepada Osamu lalu mendorong-dorong badannya. Salting dia.

"Udah ah mending kamu kerja aja sana..."

Osamu yang di dorong dengan tenaga yang kecil itu hanya bisa menggoyangkan badannya ke sana ke mari seolah-olah Atsumu mendorongnya dengan kuat.

"Gakk... Mau......" Osamu menjawab dengan ogah-ogahan sambil menatap Atsumu dengan tatapan lempengnya.

Mendengar itu membuat Atsumu menghentikan aksinya dan menatap Osamu heran. "Kenapa gak kerja?"

Osamu yang sudah tak di dorong lagi membuatnya berjongkok tegap dan menatap Atsumu, masih dengan tatapan lempengnya. "Aku mau jagain kamu."

"Takut kamu minum obat nyamuk sama nyayatin tangan lagi."

Tatapan heran Atsumu seketika berubah menjadi tatapan sebal. Entah mengapa, Atsumu merasa Osamu sedang mengejeknya. Terlebih dia mengatakan dengan tatapan yang seperti itu, ckckck membuat bumil satu ini kesal saja.

"Ih.... Aku gak kayak gitu!! Lagian itu juga salah kamu tau!"

Tatapan lempeng Osamu perlahan berubah menjadi tatapan lembut bercampur rasa bersalah.

"Ya makanya, karena itu salah aku. Aku gak mau ngulangin lagi."

"Kalo kamu gak mau ngulangin lagi, ya kamu kerja sekarang. Buat ngehidupin aku, anak kita sama Tsune!!"

"Kamu calon Bapak, harus bertanggung jawab. Bukannya malah leha-leha dan ongkang-ongkang kaki doang di sini. Emangnya kamu pikir duit bakalan dateng dengan sendirinya?" cibir Atsumu panjang lebar.

"Atau mungkin kamu berfikir kalo duit bakalan jatoh dari langit?"

Atsumu menggerakkan tangannya untuk mengibas rambut goibnya ala-ala iklan sampo dengan merek panti*ne. "Hellow.... Di zaman kayak gini kamu ngarep kayak gitu? Itu gak mung-"

Chu~

Tiba-tiba saja, ketika dia sedang asyik berbicara. Osamu malah menempelkan bibirnya pada bibir Atsumu sehingga membuatnya tak bisa bicara lagi.

Osamu menatap Atsumu yang tampak kaget dan juga kesal itu. Dia segera melepas ciumannya dan menatap Atsumu dengan lembut.

"Iya sayang ini aku kerja."

Chu~

Osamu mencium kening Atsumu kemudian tersenyum sebelum akhirnya bangkit dari duduknya dan berjalan kearah tangga.

Ya, tentu saja itu hanyalah kebohongan belaka. Toh Osamu adalah bos mafia dan anak buahnya juga cukup banyak, jadi mengapa dia harus capek-capek kerja? Dengan dia di rumah saja uang akan datang padanya.

Tetapi.... Mengapa Atsumu malah mengatakan hal itu?

Tentu saja karena Atsumu tidak mengetahui apa pekerjaan Osamu yang sesungguhnya.

Kenapa?

Kenapa seperti itu?

Satu jawabannya.

Atsumu, membenci mafia dan orang yang bekerja di dunia bawah dan kotor.

"SAMU!!! KERJA!!!" Atsumu memekik ketika menyaksikan Osamu yang malah menaiki tangga itu.

Sementara Osamu hanya mengangguk-anggukan kepalanya dan terus berjalan ke kamar.

Sweet Life • Osaatsu[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang