"Sam. Bisa gak kita mesen barang secara online tapi langsung nyampe di hari itu juga." Atsumu berkata dengan tatapan bertanya-tanyanya.
Osamu menolehkan pandangannya dan ikut melemparkan tatapan tanya. "Kamu mau beli apa emang?"
Atsumu mengerlingkan matanya kearah lain. Jari telunjuknya ia tautkan satu sama lain dan tersenyum kikuk mendengar pertanyaan Osamu.
"Y-ya apa aja.... Aku mau beli apa aja."
"Ya apa ajanya itu apa? Kalo kamu perlu di hari ini juga barangnya mending nyari langsung aja. Aku temenin." tawar Osamu sambil meneguk kopinya.
Atsumu berhenti menautkan jari telunjuknya dan sedikit menggembungkan pipinya.
"Orang aku maunya beli online."
Osamu yang mendengar Atsumu mengatakan itu dengan pelan hanya bisa menatapnya heran.
Apa yang ingin ia beli?
Terlebih, mengapa harus online?
Osamu meletakkan cangkir kopinya kemudian menatap Atsumu lekat. "Ya udah pesen dulu aja."
"Kalo gak dateng hari ini gimana?" Atsumu kembali menatap Osamu dengan raut wajah khawatirnya.
Memangnya apa yang dia beli?
Kenapa wajahnya sekhawatir itu?
"Tunggu aja, palingan besok juga nyampe."
Atsumu menyipitkan matanya seolah tidak suka dengan perkataan Oaamu. Dengan cepat dia berpindah tempat duduk dan memukul bahu Osamu dengan pelan.
"Ih.... Orang aku maunya dateng sekarang!! Kok di suruh nunggu sih?!"
"Aku gak mau nunggu!! Nunggu kan gak enak!!"
Osamu yang di pukuli hanya bisa diam dan merasakan sensasinya. Jujur, ini tidak seperti pukulan. Melainkan seperti pijatan.
"Ya..... Mau di gimanain lagi?" Osamu menjawab dengan nada lempengnya.
Tepat setelah Osamu menjawab, perasaan kesal sontak menyelimuti dirinya.
Bugh
Dia memukul Osamu cukup kencang sebagai penutup. Bahkan Osamu juga sempat meringis pelan akibat ulah Atsumu itu.
"GAK MAU!! AKU MAUNYA DATENG SEKARANG!" pekiknya tepat di telinga Osamu, membuat sang empu terperanjat beberapa saat.
"Jangan teriak Tsum... Nanti kalo aku jadi tuli gimana?"
Atsumu mengerucutkan bibirnya kemudian menjauh dari Osamu. "Biarin aja, salah sendiri nyuruh aku nunggu."
Osamu menghela nafasnya mendengar itu. Dan menghadapkan badannya kepada Atsumu.
"Kalo kamu emang mau dateng sekarang, ayo kita beli langsung aja."
Atsumu menggelengkan kepalanya. "Gak mau beli langsung! Aku maunya online!"
"Langsung aja, kalo online nanti bohong gimana?"
"Aku balikin lagi ke yang jual. Ribet-ribet amat."
Osamu hanya menggelengkan kepalanya mendengar itu dan malah mengambil handphone yang tergeletak bebas di atas meja sana.
"Kamu pesen aja dulu deh, masalah dateng hari ini atau enggaknya itu belakangan."
Atsumu menatap handphone yang Osamu sodorkan beberapa detik hingga akhirnya dia menggeleng dan mendorong handphone itu agar menjauh darinya.
"Gak mau, aku udah mesen. Tinggal nunggu aja."
Ini kalo Osamu maki Atsumu, Atsumu bakalan nangis, gak?
Genggaman tangan Osamu seketika menguat mendengar perkataan itu. Jika sudah memesannya kenapa dia tadi mengatakan 'mau beli?'. Huh, menguji kesabaran Osamu saja.
Osamu menarik kembali handphone itu kemudian menampilkan senyum kesalnya itu.
Menyaksikan senyum Osamu yang menurutnya sedikit—sangat dipaksakan itu membuatnya bergerak untuk menyentil pelan bibir Osamu yang masih menampilkan senyum kesalnya.
"Samu jelek kalo lagi senyum gini, cakepan kalo lagi senyum biasa." Atsumu berkata dengan tampang watadosnya.
Sementara Osamu malah terdiam, otaknya masih belum bisa mencerna perkataan Atsumu. Terlebih dia mengatakan itu dengan entengnya. Membuat jantung Osamu berdebar hebat saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Life • Osaatsu[✔]
DiversosJodoh itu bukan cerminan diri sendiri, melainkan kembaran sendiri.