Mending di tembak pake pistol atau di bogem sampe keluar semua organ perut si dokter?
Ya, kira-kira itu yang Osamu pikirkan ketika menyaksikan dokter itu memperhatikan bagian bawah Atsumu dengan tampang datarnya.
Ugh... Membuat Osamu kesal saja.
Tak lama dokter itu mengambil sebuah alat dan mengolesinya gel dan menatap Atsumu dengan lembut.
"Rileks, ya... Tarik nafas terus buang." dokter itu memberikan instruksi kepada Atsumu dan tentu saja Atsumu hanya mengikutinya.
Dokter itu tersenyum ketika menyaksikan Atsumu yang mengikuti perkataannya dan tanpa aba-aba dia segera memasukkan benda itu kedalam milik Atsumu. Membuat Atsumu melenguh pelan.
Sementara Osamu malah melotot menyaksikan itu. Hoi hoi hoi, kenapa ada benda yang berani berada di situ selain miliknya?
"Dok, kok di masukin?!" tanya Osamu yang tak terima dengan perilaku dokter tersebut.
Setelah memasukan benda itu, sang dokter malah menatap Osamu heran kemudian berkata. "Mau usg, kan? Ya cara usg kayak gini." jawab enteng dokter tersebut.
Jika Osamu tidak salah ingat, di bagasi mobilnya terdapat shotgun yang baru saja dia beli beberapa hari yang lalu.
Apakah dia harus mengambilnya dan menembak dokter ini?
Osamu tersenyum mimikirkan itu. Ya, itu adalah cara yang bagus. Mengingat dokter ini sangat tidak merasa bersalah atas perbuatannya sendiri.
Dokter itu berpindah tempat menjadi berada di sebelah perut Atsumu. Dia menempelkan sebuah alat yang ada di tangannya pada perut rata Atsumu dan tak lama muncul sebuah gambar di layar monitor yang ada di sana.
"Silahkan di lihat di monitor itu adalah calon anak kalian."
Mendengar perkataan sang dokter, Osamu yang tadinya sudah kalang kabut memikirkan cara untuk membunuh dokter itu sontak mengalihkan pandangannya menjadi menatap layar monitor.
Memperhatikan layar yang sedikit buram di sana. Entah Osamu yang minus atau memang layarnya yang seperti itu.
Tetapi....
OSAMU TIDAK MELIHAT APA-APA.
"Dok, itu gak ada apa-apa. Kosong..." celetuk Atsumu ketika menyaksikan layar monitor.
Dokter itu menggelengkan kepalanya dan berkata. "Itu wajar kandungan anda baru menginjak 3 minggu."
"Tapi..... Saya beneran hamil, dok?" tanya Atsumu dengan nada tak percayanya.
Ayolah Atsumu masih tidak percaya di sini. Dia saja tidak merasakan mual, pusing dan lain sebagainya. Mengapa tiba-tiba ketika dia ingin melaksanakan rencana bunuh dirinya dia malah hamil? Yang benar saja. Ini seperti puncak komedi.
"Benar, anda benar-benar hamil. Bisa anda lihat bentuk kecil yang ada di sana?" dokter itu berkata sambil menunjuk layar monitor yang lumayan jauh darinya. Tetapi memang ada sesuatu yang kecil di sana.
Atsumu mengangguk mendengar itu. "Iya... Saya liat."
"Nah itu adalah janin anda, dia masih berbentuk zigot dan sebentar lagi akan berubah menjadi blastokista."
Osamu yang mendengar itu hanya menganggukkan kepalanya. "Keadaannya gimana dok?"
"Cukup baik, tetapi jangan pernah meneguk obat nyamuk lagi, ya? Itu berbahaya bagi janin dan juga Ibunya." dokter itu berkata sambil berjalan kembali kebagian bawah Atsumu dan mengambil alat yang ia masukkan dengan santai.
"Jika bisa pasien harus terus di awasi. Takut kejadian seperti itu terulang lagi. Dan saya akan memberikan resep obat agar daya tahan tubuh pasien dan janinnya kuat." dokter itu berkata sambil melepas sarung tangannya kemudian membuangnya di kotak sampah.
Osamu rasa, dia tidak perlu membunuh dokter ini.
"Ya, baik dok. Mohon bantuannya." Osamu berujar sambil menolehkan pandangannya pada Atsumu yang masih menatap monitor yang sudah mati itu dengan tatapan—senang? Entahlah, itu yang dapat Osamu artikan ketika menyaksikan tatapan Atsumu.
"Kamu denger, kan kata dokternya? Jangan minum obat nyamuk lagi. Kayak gak ada minuman lain aja." ucap Osamu sambil mengusap lembut surai pirang itu.
Atsumu yang mendengar itu hanya menganggukkan kepalanya kemudian menolehkan pandangannya dan menatap Osamu dengan lembut.
"Samu... Kamu bakalan jadi Ayah." Atsumu berkata sambil tersenyum manis.
Osamu diam sejenak mendengar itu kemudian ikut tersenyum. "Iya, makasih ya sayang." Osamu berkata sambil mengecup singkat dahi Atsumu dengan perasaan senang dan haru yang menyelimuti dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Life • Osaatsu[✔]
RastgeleJodoh itu bukan cerminan diri sendiri, melainkan kembaran sendiri.