14. Susu

470 55 1
                                    

Atsumu menatap lesu pergelangan tangan kanannya yang di penuhi oleh sayatan-sayatan yang masih cukup basah akibat ulahnya.

Sungguh, dia sangat tidak menyukai sayatan itu. Tangannya jadi tampak kotor dan sedikit menjijikkan baginya.

Huh..... Atsumu jadi menyesal pernah ingin bunuh diri dengan memotong urat nadi.

"Kamu kenapa? Tangannya sakit lagi?" Osamu berkata setibanya di taman belakang itu sembari memegang segelas susu bewarna putih.

Mendengar pertanyaan alphanya membuat Atsumu mengalihkan pandangannya dan menatap Osamu dengan tampang memelasnya.

"Tangan aku jadi belepotan gini Sam!!!" rengeknya sambil menunjukkan pergelangan tangan kanannya.

Osamu yang menyaksikan itu mengangguk kecil dan duduk di kursi taman yang ada di sana. "Oke, terus?"

"Ya aku gak suka dong!! Jadi amburadul gini!! Jelek! Gak enak di liat!" sebal Atsumu sambil mengerucutkan bibirnya.

Salahmu sendiri. Pikir Osamu tepat ketika mendengar hal itu.

"Nanti juga balik lagi kayak semula, kamu tenang aja." tenang Osamu.

"Tapi lama Sam!!"

"Ya salah kamu sendiri itu mah... Lagian kamu ngapain nyiletin tangan kayak gitu. Mana tangan kanan lagi." Osamu berkata sambil mendesis pelan ketika menyaksikan tangan kanan Atsumu.

"Orang yang lagi kesel mana kepikiran kenapa dia mau nyiletin tangan." kesal Atsumu sambil mengalihkan pandangannya. "Lagi pula juga aku sebenernya takut nyiletin tangan!"

"Kalo kamu takut, kenapa kamu lakuin?"

Atsumu kembali menatap Osamu dan menjawab dengan mantap. "Ya karena aku takut obat nyamuknya gak ampuh. Makanya aku coba motong urat nadi aku."

Osamu bergidik mendengar itu. Apa-apaan perkataannya? Takut obat nyamuknya tidak berhasil?

Oh ayolah, dia sungguh-sungguh ingin bunuh diri saat itu?

"Kamu beneran mau bunuh diri?" Osamu berkata dengan tampang watadosnya.

Atsumu mengangguk enteng. "Beneran dong!"

"Maka dari itu aku motong tangan kanan aku!!"

"Tapi pas sayatannya baru segini. Darahnya udah keluar banyak, aku kan takut ngeliat darah. Maka dari itu aku pingsan deh."

Oke....

Ini sedikit.....

TIDAK MASUK AKAL!

Maksudnya-jadi Atsumu ini terkapar akibat dia syok dengan darah yang keluar dari tangan kanannya? Bukan karena obat nyamuk itu sudah bekerja?

Oh ayolah yang benar saja. Itu terlalu tidak masuk akal bagi Osamu.

Meskipun itu tidak masuk akal, itu berhasil membuat Atsumu dan bayinya hampir kembali kepada sang pencipta akibat kekurangan darah dan obat nyamuk yang mulai bekerja.

Osamu menghela nafasnya. "Harusnya kalo kamu takut obat nyamuknya gak bereaksi. Kamu nyiletnya di tangan kiri."

Atsumu mengerjapkan matanya beberapa kali dan berkata. "Kenapa? Kok harus di tangan kiri?"

Osamu menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaan itu. Jangan di bahas lagi dan jangan memberitahunya. Akan gawat jika dia berencana untuk bunuh diri lagi dan malah menyayat tangan kirinya.

"Bukan apa-apa." Osamu menyodorkan susu yang dia pegang sedari tadi kepada Atsumu. "Mending minum susu aja."

Atsumu meraih gelas itu kemudian menatap Osamu heran. "Susu apa ini? Susu sapi?"

Osamu ikut melemparkan tatapan herannya. "Susu Ibu hamil emang dari sapi?"

Atsumu mengerjap beberapa saat. "Susu bumil?"

Osamu ikut mengerjap dan mengangguk. "Iya..." dia beralih menatap gelas yang Atsumu pegang dan kembali menatap Atsumu. Osamu melakukannya berulang-ulang hingga akhirnya kembali fokus pada wajah Atsumu.

"Salah, ya kalo aku ngasih kamu susu Ibu hamil? Kan kamu lagi hamil." ucap Osamu.

Atsumu menatap gelas yang di pegangnya dan menggeleng. "Enggak sih...."

"Cuman kaget aja, akhirnya aku ngeliat susu Ibu hamil secara nyata, hahaha."

Sweet Life • Osaatsu[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang