Kehidupan yang manis?
Semua orang menginginkan itu, kan?
Tak terkecuali dengan lelaki bersurai pirang yang sedari tadi terus menerus memanggil nama teman hidupnya.
"SAMU!!!!"
Suara teriakan pemuda bersurai pirang itu menggema memenuhi tiap ruangan yang ada di dalam rumah. Membuat siapapun berdecak sebal dan membuat emosi memuncak.
Tak terkecuali dengan pemuda surai abu yang tengah duduk di halaman belakang sambil menyeruput secangkir kopi hangat. Kita sebut saja dia Osamu.
Osamu seketika berhenti meneguk kopinya ketika mendengar suara teman hidupnya yang memanggil namanya. Dia melirik kearah pintu yang menghubungkan dengan dalam rumahnya dengan sinis.
Hubungannya dan teman hidupnya itu sedang merenggang akhir-akhir ini.
"SAMU!!! SAYANGNYA AKU...."
"KAMU DI MANA?!!!"
Alih-alih membalas teriakan teman hidupnya, dia malah menghela nafas dan menaruh cangkir kopi itu di atas meja kemudian meraih handphonenya yang tergeletak di sana. Mencoba mengabaikan suara yang masih terus menerus memanggil namanya.
Osamu menatap layar handphone yang menampilkan berbagai macam pesan dengan datar. Namun tiba-tiba saja penglihatannya menggelap seolah ditutup oleh sesuatu.
"Ketemu deh Samu....."
Osamu hanya diam, tidak merespon apapun.
Dia tahu siapa yang menutup matanya.
Siapa lagi jika bukan teman hidupnya, Miya Atsumu.
Atsumu sedikit memiringkan kepalanya ketika Osamu tak merespon sama sekali. Dia menatapnya sebal. Oh ayolah, Atsumu sudah menurunkan gengsi agar dia bisa berbaikan dengan Osamu.
Dan responnya malah seperti ini?
Tolong jangan bercanda Osamu, jangan membuat Atsumu malu serta kesal.
"Sayang kok kamu diem aja? Tebak dong ini siapa." ujar Atsumu dengan nada manjanya.
Osamu menggerakkan tangannya dan meraih telapak tangan yang lebih kecil dari miliknya yang tengah menutup matanya itu. Perlahan dia menurunkan telapak tangan itu sambil berkata.
"Miya Atsumu, omega genit yang suka godain alpha sana sini." Osamu berkata dengan entengnya.
Mendengar itu tentu saja membuat Atsumu syok bukan main. Ayolah.... Jangan berkata seperti itu. Itu bisa menusuk hati mungil Atsumu yang lembut seperti yupi ini.
"Kok kamu gitu sih ngomongnya....."
Osamu meliriknya sekilas. Dapat di lihatnya Atsumu dengan tampang memelasnya. Bukannya merasa bersalah atau lain sebagainya, Osamu malah kembali menatap handphonenya dan mengotak-atiknya.
"Bener kok, kamu kan belakangan ini sering jalan sama alpha lain."
"Tanpa mikirin perasaan alphanya sendiri kayak mana."
"Giliran aku jalan sama omega lain aja kamu nangis-nangis."
"Aneh..."
Atsumu menggelengkan kepalanya tak percaya akibat tiap kata yang keluar dari mulut Osamu dengan sangat ringan. Bahkan Osamu berkata tanpa merasa bersalah dan memikirkan perasaannya.
Padahal Osamu tahu bahwa Atsumu sangat tidak suka dengan hal seperti ini.
"Kan aku udah jelasin kalo dia itu cuman orang asing Sam...."
"Orang asing tapi sampai pegangan tangan gitu, ya. Hebat."
Atsumu meraih pundak Osamu, mencoba menggerakkan pundak itu agar berbalik menghadap kearahnya.
"Dia megang tangan aku karena dia gak sengaja numpahin minumannya ke tangan aku."
Namun, Osamu menahan pundaknya agar Atsumu tak bisa mengubah posisi badannya.
"Oh habis numpahin minuman...." Osamu menolehkan kepalanya, menatap Atsumu dengan tatapan datar. "Berarti tangan kamu di jilat dong sama dia?"
Mata Atsumu membulat saking terkejutnya mendengar perkataan Osamu. Perlahan dia menarik tangannya yang masih setia memegang bahu Osamu itu.
"Kok gitu?" Atsumu berkata dengan suara pelannya, nyalinya menciut akibat mendengar perkataan Osamu yang di lontarkan tanpa berfikir itu.
"Normalnya kayak gitu, kan?"
"Enggak.... Lagian kamu udah gak percaya sama aku lagi?"
"Jujur... Kepercayaan aku ke kamu udah luntur sejak aku ngeliat kamu sama orang itu."
Tangan Atsumu bergetar mendengarnya. Dadanya terasa sesak ketika satu-satunya orang yang ia percaya di dunia ini sudah tidak mempercayainya lagi.
"Kamu aneh belakangan ini Sam...."
Osamu menyerngit mendengarnya. "Aku? Aneh?"
Atsumu mengangguk. "Omongan kamu ngelantur terus... Aku gak suka."
Osamu berhenti menyerngit mendengar itu. Dia menatap Atsumu dengan tatapan datar bercampur kesalnya.
"Oh kamu udah gak suka aku lagi?"
"Pantesan kamu jalan sama orang itu."
"Ternyata ini alasan sebenarnya."
"Sam... Aku gak ngomong kayak gitu loh..." lirihnya.
"Omongan kamu ngarah ke situ." Osamu berkata sambil bangkit dari duduknya.
"Udah lah Tsum, aku capek sama kamu." Osamu berkata sembari melangkahkan kakinya meninggalkan Atsumu sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Life • Osaatsu[✔]
De TodoJodoh itu bukan cerminan diri sendiri, melainkan kembaran sendiri.