Osamu membeku mendengar pertanyaan itu.
Kenapa?
Kenapa Atsumu malah menanyakan itu?
Tatapan lembut yang sedari tadi Osamu berikan kini berubah menjadi tatapan bingung. Jantungnya berdebar hebat akibat pertanyaan itu. Rasa takut menggerogotinya.
Terlebih, ketika Atsumu menanyakan itu dengan tatapan kecewanya. Membuat Osamu semakin takut untuk mengatakan yang sejujurnya.
"Sam? Kamu denger yang aku omongin?" Atsumu kembali bertanya sambil menatap Osamu dengan tatapan penuh tanda tanya. Berharap mendapatkan jawaban dari Osamu.
"Gak mungkin, kan? Gak mungkin Osamu ngebunuh Arito itu, kan?" Atsumu membatin. Masih berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa suaminya itu bukanlah seorang pembunuh seperti apa yang dikatakan orang-orang asing itu beberapa saat lalu.
Karena tak kunjung mendapatkan jawaban dari Osamu, Atsumu kembali berkata. Kali ini dengan suara yang sangat lembut dan halus.
"Jujur aja Sam..... Kamu gak mau jujur sama aku? Aku kembaran kamu.... Aku.... Aku istri kamu, kan?" tatapan penuh tanya yang Atsumu berikan perlahan berubah menjadi tatapan lembut. "Atau kamu gak nganggep aku kayak gitu?"
Osamu tersentak mendengarnya dan segera menggeleng. "Bukan! Gak gitu.... Aku nganggep kamu istri—bahkan dunia aku! Kamu dunia aku Tsum.... Kamu segalanya buat aku...."
"Terus kalo aku segalanya buat kamu kenapa kamu gak mau jawab pertanyaan aku?"
Osamu menghela nafasnya mendengar itu kemudian menghembuskannya secara perlahan. "Karena kamu segalanya buat aku, maka dari itu aku gak mau kamu tau hal busuk yang pernah-bukan pernah. Tapi selalu aku lakuin...." Osamu berkata dengan pelan dan lesu.
Mata Atsumu terbelalak mendengar penuturan Osamu.
Ini...
Ini artinya...
Osamu membunuh Arito itu, kan?
Tidak.
Tidak cuman Arito.
Dia mengatakan 'selalu' bukankah itu artinya dia membunuh orang lain selain Arito?
Tubuh Atsumu membeku mendengar itu. Jantungnya berdebar hebat mendengar fakta yang cukup menyayat hatinya. Fakta bahwa suaminya adalah pembunuh.
Menyaksikan Atsumu yang tak berkutik setelah mendengar pernyataannya membuat Osamu menatapnya. Kali ini dia menatap langsung ke mata Atsumu yang penuh dengan keterkejutan itu.
"Iya, aku ngebunuh orang." dengan berat hati Osamu mengatakan ini.
Dia tidak mau mengatakannya.
Dia tidak ingin terlihat buruk di mata Atsumu.
Dia tidak ingin menyakiti hati Atsumu dengan semua kebenaran ini.
Tapi di sisi lain...
Atsumu juga harus mengetahuinya.
"Aku ngebunuh si brengsek Arito itu, gak cuman dia. Aku juga ngebunuh orang lain. Aku penyelenggara pelelangan dunia bawah. Aku sempat beberapa kali make narkoba."
"Aku ngelakuin semua itu."
"Tanpa sepengetahuan kamu."
Tangan Atsumu bergetar hebat mendengar semua perkataan Osamu. Giginya ia gertakkan kuat-kuat seolah kesal dengan penyataan yang baru saja Osamu lontarkan.
"Kenapa....." Atsumu berkata dengan pelan.
"Kenapa...."
Dia menggerakkan tangannya untuk meraih kerah baju Osamu dan mencengkeramnya kuat-kuat. Bahkan dia menariknya agar dia menatap wajah Osamu dari dekat.
"Kenapa kamu ngelakuin itu?!" dia meninggikan suaranya kali ini.
"Kamu make narkoba, kamu penyelenggara pelelangan dunia bawah. Bukannya itu artinya kamu ngelakuin sesuatu yang gak bener?!" Atsumu makin meninggikan suaranya. Kali ini bahkan terdengar seperti bentakan kuat.
"Bahkan kamu sampe ngebunuh orang. Gak cuman satu, tapi banyak! Maksud kamu apa?! Maksud kamu ngelakuin itu apa?! Ngapain ngelakuin itu?!"
"Aku ngelakuin itu juga ada sebabnya." Osamu menjawabnya tanpa pikir panjang.
"Apa sebabnya? Apa?"
"Apa sebabnya sampe kamu bunuh orang yang bernama Arito itu?!"
"Kamu gak mikir? Gara-gara kamu ngebunuh Arito, orang-orang itu jadi pada marah. Mereka gak terima."
"Mereka gak terima Sam.... Orang yang mereka sayang kamu bunuh gitu aja....." Atsumu berkata dengan air mata yang mulai membasahi pipinya.
"Orang yang namanya Arito itu...." Osamu mengepalkan tangannya kuat-kuat.
"Si brengsek itu...."
"Dia yang udah ngebunuh Mamah sama Papah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Life • Osaatsu[✔]
De TodoJodoh itu bukan cerminan diri sendiri, melainkan kembaran sendiri.