4| Bertemu Kembali

94 6 0
                                    

"EJAAA!" jerit Bona di Minggu pagi. Eja yang masih mengantuk berusaha bangkit dari kasur dan pergi ke balkon.

Kemunculan Eja di balkon membuat Bona tersenyum. "Met pagi! Ayo kita jalan hari ini!"

Eja menghembuskan napas dan memandang indahnya langit ciptaan-Nya. Ia lalu membayangkan betapa enaknya jika seharian ini ia kembali beraktivitas seperti biasanya, yakni tidur-makan-tidur.

"Ayo, ih! Daripada gabut elah!" ajak Bona. Reza pun mengangguk dengan lemah dan pergi ke dalam rumah. Ia seketika bersemangat dan tak sabar jalan-jalan bersama Bona.

Setelah mandi dan bersiap-siap, Eja menyalakan mobil dan menemui Bona yang sudah siap dengan baju biru muda dan celana jeans.

"Sesey mana? Gak ikut?" tanya Eja.

"Gak, dia lagi date sama pacar fake-nya," jawab Bona.

"Si Arfin itu?" tanya Eja lagi.

"Siapa lagi emang kalau bukan dia? Yang kemarin nganter dia kan cuma temen kata dia. Lu mau nuduh dia punya dua pacar?" Nada bicara Bona yang mulai naik membuat Eja buru-buru menggeleng dan mengeluarkan mobil dari rumah.

Di sisi lain, Seyda dan Arfin sedang serius membicarakan hubungan mereka yang seharusnya sudah selesai. Arfin yang belum merasakan pacaran semasa hidupnya tak rela jika ia kembali diledek 'jomlo' oleh teman-temannya.

"Ih, dari tadi gitu aja terus! Alesannya sama!" keluh Seyda sambil menyeruput teh hangat yang ia pesan.

"Lu tau sendirilah temen-temen gue gimana! Dikit-dikit ngejek, terus ujung-ujungnya ketawa!" Seyda jadi teringat kejadian saat pertama kali mereka bertemu. Terbahak sekali teman-teman 'pacarnya' saat melihat sang 'kekasih' ditolak habis-habisan.

"Ya udah, ya udah, kalau gitu seharian aja kita nge-date, terus putus. Gimana?" usul Seyda.

Mata Arfin membesar. Ia lalu berkata, "Mending gini, daripada langsung putus mending pertahanin dulu selama seminggu, gimana?"

"Gak! Dua hari lagi aja!" seru Seyda. "Pas empat hari, gimana?"

Ingin sekali Arfin membantah, tapi membayangkan indahnya senyum indah Seyda yang akan selalu ia lihat membuat Arfin mengurungkan niatnya. "Boleh, tapi lu sering senyum, ya!"

"Emang selama ini jarang senyum?" Seyda memamerkan senyum indahnya yang membuat Arfin terpesona.

Meski dalam hati Arfin berbunga-bunga, tapi berbeda dengan hati Seyda. Hati Seyda justru dipenuhi dengan kata-kata mutiara melihat keteguhan Arfin mempertahankan dirinya. Padahal gak suka, pake pertahanin gue segala, batin Seyda.

Untungnya, segala kekesalan di hati Seyda dapat berubah karena Arfin mengajaknya jalan-jalan ke taman bunga yang ingin ia kunjungi selama ini.

"Waaaah! Demi apa kita beneran ke sini, Fin!" Seyda berjingkrak-jingkrak walaupun mereka masih di tempat parkiran.

"Udah ke sini, Sayang. Mau pulang lagi?" Arfin melepas helmnya dan memperbaiki style rambutnya terlebih dahulu.

"Sayang? Idih, gila lu!" Seyda mengacak-acak rambut Arfin yang sudah diperbaiki. Ia yang tahu Arfin akan marah pun lari menuju depan gerbang taman, sedangkan Arfin berusaha mengejarnya sambil tetap memperbaiki rambutnya.

Setelah mereka mendapat tiket masuk, mereka langsung disuguhi dengan pemandangan bunga tulip yang dilengkapi dengan biodata dari bunga tersebut. Selain melihat bunga-bunga, mereka juga menaiki perahu yang tersedia dan membeli popcorn.

"Eh, Byan!" Seyda melambaikan tangan pada Byan saat mereka sedang duduk bersantai di sebuah kursi.

Byan mendatangi mereka dan duduk di sebelah Seyda. "Kalian kok di sini? Dating?"

[TAMAT] 18 At 10 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang