"Dapet belom?" tanya Bona pada Eja yang baru saja tiba di kamar tamu yang kini menjadi markas mereka. Eja yang masih berusaha mengatur napasnya yang tersengal pun menggeleng. "File-nya dihapus, mana tadi gue ketauan nyamar lagi!" jawab Eja.
"Ckckck, di tempat lain juga?" tanya Bona. Eja kemudian mengangguk. "Mereka udah bersihin CCTV di hari-hari itu, sengaja banget!"
"Pinter itu namanya, bego!" Bona mendorong kepala Eja dengan jari telunjuknya.
"Tapi kita 'kan jadi susah nemuinnya, Bon!"
"Ya artinya mereka bukan orang sembarangan, Ja! Mereka udah rencanain ini semua dengan mateng!"
"Ahh, gini ya rasanya jadi detektif!" Eja mengambil air dari meja dan meminumnya dengan cepat. "Ahh, segerr!"
"Ja, kalau kamu nyamar jadi OB di kantornya Pak Mahesa gimana?" usul Bona. Eja yang sedang berusaha menghabiskan air mineral seketika tersedak dan air yang berada di dalam mulutnya tersembur ke lantai. "Pelan, makanya!" bentak Bona.
"Hah? Jadi OB? Kapan?" tanya Eja.
"Besok lah, kalau dilama-lamain gak akan selesai masalah ini!" tegas Bona.
"Besok gue ada kelas, Bon! Gak bisa!" ucap Eja. "Kalau mau minggu depan, sabtu sama minggu Callock libur!"
"Justru karena libur, kita punya banyak waktu!"
"Ada CCTV, Bona."
"Ahh, CCTV lagi, CCTV lagi, bosen deh!" keluh Bona. "Ya udah, minggu depan!"
"Okey! Good!" ucap Eja bersemangat.
***
"Kamu mau kemana, Yan? Malem-malem gini mau pergi?" tanya Teddy ketika melihat cucunya menenteng helm dan kunci motor. Cucu satu-satunya itu juga membawa kantong sekolahnya.
"Mau ke rumah Dirga, Kek. Ada yang harus aku kerjain," jawab Byan.
"Jadi kamu mau biarin kakek sendirian di rumah? Papah kamu pergi, kok kamu juga ikut pergi?" tanya Teddy lagi.
"Berarti pak satpam, maid-maid, tukang kebun gak kakek anggep gitu?" Byan balik bertanya dengan nada bercanda.
Teddy lantas tertawa mendengar ucapan dari cucunya. "Iya deh, kakek ditemenin! Dah sana pergi, hati-hati dijalan!"
"Kakek hati-hati di rumah!" Byan melambaikan tangan dan pergi meninggalkan ruang tamu. Ia pun langsung membuka garasi dan menyalakan mesin motornya. Setelah memakai helm, ia langsung pergi dari karangan rumahnya.
Setelah melihat tuan kecil pergi, seorang satpam buru-buru menelepon bosnya. Setelah tersambung, ia lantas berkata, "Bos, Teddy sendirian di rumah sekarang."
"Hahaha, bagus. Lakuin sekarang, nanti biar saya kasih tau yang lain!"
"Baik bos." Satpam tersebut mematikan telepon. Ia lalu tersenyum dan memberi tahu satpam lainnya bahwa malam ini ada agenda besar kedua yang akan dilaksanakan.
***
Sesampainya Byan di rumah di pagi hari, sosok sang kakek yang biasanya selau membaca koran di sofa tidak terlihat hari ini. Ia merasa aneh, tapi berpikir mungkin saja kakeknya sedikit sakit. Byan pun berjalan ke kamar kakeknya yang masih tertutup.
"Kek, kakek sakit?" tanya Byan di luar kamar Teddy sambil mengetuk pintu.
"Tuan sudah pulang?" tanya seorang maid. Byan mengangguk dan kembali mengetik pintu kamar kakeknya. "Kek, masih tidur?" tanya Byan lagi.
"Bapak sedari tadi belum bangun, Tuan. Sudah saya ketok berulang kali, tapi Bapak belum juga keluar," jelas maid tersebut.
Ketukan pintu yang Byan lakukan pun semakin kencang. "Kek, gapapa?" Byan terus memukulkan punggung tangannya pada pintu. Hasilnya sama saja, tidak ada jawaban dari sang kakek. "Kek, Byan masuk ya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[TAMAT] 18 At 10
Fiksi RemajaFOLLOW DULU KALAU MAU BACA‼️‼️ Jangan lupa vote dan komen ya👋🤩 Setahun telah berlalu sejak gadis manis itu melepas masa Sweet Seventeennya. Sebuah masa di mana seumuran gadis cantik itu telah memasuki jenjang pendidikan tinggi yang spesial. Namu...