“Lo bakal ngapain gue?” tanya Arfin. “Lagian… sekarang Lo lagi diliat banget sama anak-anak, masa iya sih mau nonjok gue atau lakuin kekerasan lain?”
“Brengsek!” Seisi kelas seketika hening setelah Seyda memukul meja Arfin. “Lo sebenci itu sama gue ternyata!”
Arfin berdiri dan berteriak, “Heh tolol, emang Lo ada bukti gue yang lakuin?! Buat apa gue lakuin hal bodoh kaya gitu!”
“Eh, eh, malah marah ni anak!” Gilang berusaha melerai mereka dengan memaksa Arfin untuk duduk kembali. “Gak usah marah juga kalau bukan lu yang lakuin!”
“Sey, lo tenang dulu, jangan asal tuduh juga!” tutur Gilang.
“Habisnya dia ngomongnya gitu!”
“Heh, gue gak akan mungkin lakuin hal yang bikin orang yang gue suka ilfeel ya!” bantah Arfin.
“Idihh!”
“Ciee, ciee!”
“Ekhm, masih berlanjut ternyata!”
“Couple kita waktu kelas sepuluh ternyata masih bisa berlayar saudara-saudara!”
Ketika suasana kelas mulai menghangat dan melupakan isi dari postingan tersebut, Laila memutar bola matanya malas dan menghadap Cantika dan Amira dengan muka kesal.
***
“Nih dua lima.” Mahesa menyodorkan sebuah amplop coklat tebal ke Dani, sahabatnya. “Puas Lo kemarin mukul gue?”
“Lagian Lo lama bener!” ucap Dani. “Gue lagi butuh banget nih duit buat beli-beli makanan!”
“Makanan apa yang butuh modal dua lima juta?” tanya Mahesa merendahkan.
“Ehh, makanan buat buka bisnis lah, bukan yang sehari-hari!” seru Dani. “Yang namanya buka restoran ya harus beli makanan banyak, dong!”
“Lo dari jaman di penjara bisa dapet uang terus sampe lima puluh, kok bisa sih?” tanya Mahesa.
“Rahasia.” Dani menempelkan jari telunjuk di bibirnya. “Oh iya, jangan lupa tuh sisanya lu pake buat cari ruko yang strategis, ya!”
“Iya, bawel!” Mahesa menyeruput es kopinya. “Ini yang minta dicariin pekerjaan? Ini yang kemarin mukulin gue gara-gara belum dapet pekerjaan?”
“Hehe, gue juga butuh penghasilan tambahan ‘kan! Lagian Lo janji habis gue keluar–”
“Dah, fokus aja ke bisnis Lo, pake mikirin kerjaan lain! Aneh Lo!” Mahesa menggigit roti isi coklat yang dipesannya. Dani hanya tersenyum dan menyeruput kopi hitamnya.
***
Malam harinya, Nadira yang sedang tertidur terbangun oleh suara lemparan sebuah benda yang mengenai jendela kamarnya. Nadira pun melihat ke balkon dan terkejut ketika melihat sebuah kotak kardus terdapat di luar sana. Ia pun diam-diam mengambil kotak tersebut dan kembali masuk ke kamarnya.
“Apa sih ini? Gak ada nama gue, gak ada deskripsi apa-apa!” Tanpa ragu, Nadira membuka kotak tersebut. Alangkah terkejutnya ia melihat beberapa foto bagian pinggang seorang wanita dan terdapat sebuah surat di bawahnya.
Hai, Nadira.
Gue harap lo gak kaget kalo tau siapa yang ngirim ini
Bener, ini pinggang lo yang difoto diem-diem“Mesum!” umpat Nadira.
Harusnya sih Lo tau ya dari siapa, xixi
Cause lu pernah jadi part of us“Cih, bener-bener psikopat ni anak!”
KAMU SEDANG MEMBACA
[TAMAT] 18 At 10
Roman pour AdolescentsFOLLOW DULU KALAU MAU BACA‼️‼️ Jangan lupa vote dan komen ya👋🤩 Setahun telah berlalu sejak gadis manis itu melepas masa Sweet Seventeennya. Sebuah masa di mana seumuran gadis cantik itu telah memasuki jenjang pendidikan tinggi yang spesial. Namu...