Saat sudah berada diluar rumah, Jevara pun menaiki dan menghidupkan motornya, sementara aku membukakan gerbang untuknya.
"Yuk" Ucap Jevara padaku.
"Sebentar, aku tutup gerbang dulu" Pungkas ku.
Aku pun menutup gerbang dan setelah itu langsung menaiki motornya Jevara.
"Lessgooo" Ucap Jevara.
Jevara langsung menjalankan motornya dan aku pun memeluk pinggang Jevara.
"Kita mau kemana?" Tanyaku pada Jevara.
"Kita keliling-keliling aja dulu terus nanti jajan, okee?" Balas Jevara.
"Okee" Pungkas ku.
Aku menyenderkan kepalaku pada Jevara dan menjadikan bahunya sebagai tumpuan dagu ku.
Aku menikmati angin malam yang berhembus sambil melihat jalanan yang lumayan terdapat banyak aktivitas orang-orang.
"Jajan sempol mau ga?" Tanya Jevara padaku.
"Mau mau!" Ucapku antusias mendengar itu.
Jevara langsung menambah kecepatan motornya dan mencari pedagang yang menjual sempol ayam. Aku mengeratkan pelukanku pada pinggangnya.
Jevara menepikan motornya dipinggir taman. Aku langsung turun dari motor dan Jevara mematikan motornya.
"Itu ada sempol, ayo beli" Ucap Jevara padaku.
Kami berdua langsung berjalan menuju pedagang yang menjual sempol ayam tersebut.
"Mang sempol nya 10.000" Ucap Jevara pada pedagang tersebut.
"Siap neng" Balas pedagang itu.
Aku dan Jevara berjalan menuju ke kursi yang ada di taman. Kami berdua duduk di kursi itu sambil menunggu sempol yang sudah dipesan.
Kondisi taman ramai, dengan mayoritas pemuda dan pemudi. Banyak juga pedagang yang berjualan.
"Udah lama ya kita ga jalan berdua" Ucapku pada Jevara.
"Iya dek, si Juki aja kangen sama kamu" Balas Jevara padaku.
"Si Juki? Siapa tuh kak" Tanyaku pada Jevara.
"Si Juki motor aku" Ucap Jevara.
Aku tertawa kecil mendengar itu, karena namanya tidak mencerminkan motornya itu yang lumayan keren menurutku, ya cukup keren, Yamaha XSR 155, tapi malah dinamai Juki.
"Hahahaha, kenapa namanya Juki?" Tanyaku pada Jevara.
"Karena pengen namain Juki aja" Jawab Jevara.
Kemudian pedagang sempol tersebut memberikan sempol yang sudah dibeli oleh Jevara.
"Suwun mang" Ucap Jevara pada pedagang tersebut sambil memberikan uang Rp.10.000
"Sama-sama neng" Ucap pedagang tersebut.
Lalu pedagang tersebut pergi meninggalkan kami.
"Kenapa namanya ngga njep aja?" Ucapku pada Jevara.
"Boleh sih, njep apa artinya?" Balas Jevara.
"Njep itu, aku ambil dari nama kamu jepara jadi njep" Jelas ku pada Jevara.
"Jevara plisss kamu mah dek" Ucap Jevara.
"Hahahaha, iya jepara aruna pangestu" Balasku.
Jevara mencubit pipiku. Lalu aku membalas dengan mencubit pinggangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu, dan Bandung (zeedel) (hiatus)
Teen FictionIni tentang aku, dirinya, dan rasa cinta kita yang bersemi di Kota Bandung. "Gua sayang sama lu. Kita lewati ini bareng bareng ya?" "Aku takut ga bisa, Zel" "Ada gua, Zee." Ditengah abu-abunya kehidupanku, dia datang untuk menorehkan warna ke dala...