Saat aku sudah berada depan pintu aula yang setengah terbuka aku langsung melepaskan sepatuku dan mengetok pintu tersebut.
"Masuk" Ucap seseorang dari dalam aula.
Aku langsung memasuki ruangan aula dan duduk di samping temanku.
"Tumben telat?" Tanya temanku padaku.
"Iya Jess maaf ya tadi macet, semuanya udah nunggu lama ya?" Balasku pada temanku yang bernama Jessica.
"Gue sama yang lain baru dateng setengah jam yang lalu, tapi itu dua orang baru dateng juga sih" Balas Jessica padaku sambil menunjuk dua orang yang begitu familiar wajahnya namun aku tidak mengenali namanya, aku hanya menganggukkan kepala sebagai balasan.
"Siapa dia? Perasaan bukan osis?" Beberapa pertanyaan berkecamuk dipikiran ku saat melihat perempuan yang memakai kacamata itu.
"Zee, ini mau mulai sekarang kan rapatnya?" Suara kak Indah menyadarkan ku dari lamunanku.
"Eh, iya kak, ayo dimulai aja kak" Balasku pada kak Indah, kakak kelasku yang juga anggota OSIS.
Rapat pun berjalan selama 1 jam lebih.
"Rapat bakal dilanjutkan hari senin ya. Sepulang sekolah, untuk anggota osis harap kehadirannya, terimakasih atas kehadirannya hari ini." Pungkas kak Indah dan menutup rapat.
Setelah rapat selesai, semua langsung meninggalkan ruangan aula.
"Jess, tau ga siapa yang pakai kacamata tadi? Mukanya sih sering liat, tapi ga tau namanya" Tanyaku pada Jessica sambil berjalan menuju gerbang.
"Cie nanyain cie" Ucap seseorang yang begitu aku kenali suaranya.
"Ngga gitu ya kak araa" Aku membalas perkataannya dengan mencubit pinggangnya
"Aduh aduh! Ampun, bercanda heh, galak betul bocil" Balas perempuan yang kerap dipanggil ara itu dan langsung melepaskan tanganku dari pinggangnya.
"Lagian, nyebelin" Pungkas ku dengan nada ketus dan kak ara pun langsung berlari
"Gih kejar" Ucap Jessica padaku.
"Males" Jawabku
"Hadeh, dasar" Ucap Jessica sambil menggelengkan kepalanya.
"You pulang bareng ara apa dijemput mami?" Tanya Jessica padaku
"Sama mami, ini mau nelfon mami" Balasku dan Jessica hanya ber oh ria saja.
"Halo mi, bisa jemput aku? Aku udah selesai mi, kalau bisa, hati-hati ya" Ucapku pada mami melalui sambungan telefon
"Bisa kak, tunggu mami ya" Balas mami melalui sambungan telefon
"Oke mi" Pungkas ku dan menutup telfon
"Duluan ya Zoy" Ucap Jessica saat berpamitan padaku dan ia melambaikan tangannya
"Iya Jess, hati-hati" Balasku dan aku ikut melambaikan tangan padanya
Aku berdiri didepan gerbang untuk menunggu mami.
"Siapa ya murid yang tadi?" Satu pertanyaan kembali muncul dipikiran ku
"Haduh, kenapa jadi kepikiran dia" Gumam ku dan aku mencoba menepis pertanyaan yang berkecamuk sedari tadi dipikiran ku.
ㅤㅤㅤ─────────────────
Setelah 20 menit menunggu mami akhirnya mami datang dan aku pun langsung menaiki mobil untuk pulang.
"Lancar tadi rapatnya kak?" Tanya mami
"Lancar mi" Balasku dan menyalimi mami
"Mau makan diluar atau langsung pulang?" Mami kembali bertanya padaku
"Pulang langsung mi, makan di rumah aja" Balas ku dan mami langsung menyalakan mobil serta menjalankannya untuk menuju ke rumah.
Setelah menempuh perjalanan selama 20 menit akhirnya aku dan mami sampai di rumah.
"Bundaaa, kakak pulang" Aku memanggil bunda sambil berjalan kedalam rumah.
"Iya kak, mau makan sekarang atau nanti?" Balas bunda yang baru saja berjalan dari arah dapur menuju padaku.
"Boleh deh bun, aku bersih bersih dulu ya" Ucapku dan aku menyalimi bunda.
"Iya kak bersih bersih dulu sana" Balas bunda padaku, dan aku langsung menganggukkan kepala serta berjalan menuju ke kamarku.
"LAH KOK ADA KAMU DISINI??" Ucapku dengan terkejut saat menyadari ada seseorang yang sedang duduk santai di ruang tengah.
ㅤㅤㅤ─────────────────
Indah Cahya Nabila as Indah Laras Kirana
Jessica Chandra as Jessica Theazora
Zahra Nur Khaulah as Jevara Aruna PangestuHayoo kira-kira siapa yaa yang bikin Razeendra kaget? Ada yang bisa nebak?? 👀👀
Jangan lupa vote nya ya para readers kesayangan kuu. Biar makin semangat dan rajin update.
─Az
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu, dan Bandung (zeedel) (hiatus)
Novela JuvenilIni tentang aku, dirinya, dan rasa cinta kita yang bersemi di Kota Bandung. "Gua sayang sama lu. Kita lewati ini bareng bareng ya?" "Aku takut ga bisa, Zel" "Ada gua, Zee." Ditengah abu-abunya kehidupanku, dia datang untuk menorehkan warna ke dala...