Bagian Enam - tersenyumlah

3.4K 302 62
                                    

*heh, tanggung jawab kelen kidz, setiap nulis mas aku jadi geli:") padahal awalnya masih biasa aja:"""")))))

**

Nabila melepas apronnya dan buru-buru berlari membuka pintu ketika bel rumah berbunyi, Dia tersenyum kecil ketika mendapati suaminya berdiri di depan pintu sambil tersenyum

"Assalamuallaikum"

"Waalaikumsallam"

Nabila menjawab salam Aro dan menyalim tangan suaminya, dia mengambil alih tas Aro dan mempersilahkan Aro untuk masuk

"Alhamdulillah, malam ini bisa pulang cepat ya mas" ucap Nabila seraya menutup pintu, Aro tersenyum tipis dan mengangguk

"Mas mandi dulu ya?"

"Iya, mas bersih-bersih aja dulu. Nabila mau lanjut masak, sebentar lagi siap kok"

Aro mengangguk dan pergi ke kamar untuk membersihkan diri, Nabila menatapi kepergian suaminya dengan sedikit bingung. Sepertinya Aro kurang semangat hari ini, apa Aro sakit ya? Pikirnya. Jadi Nabila buru-buru lanjut memasak agar saat Aro turun Nanti makanannya sudah siap

Setelah beberapa menit, Nabila menata masakannya di meja makan, sekali-kali matanya melirik ke arah kamar mereka, Aro belum juga turun. Apa Nabila susul saja ya?

Nabila meletakkan sendok terakhir dan berjalan menuju kamarnya, dia mengetuk sekali dan membuka pintu. Aro yang berdiri di depan jendela sedikit terkejut dengan kehadiran Nabila, dia mematikan telepon dan menghampiri istrinya

"Mas, masakannya sudah siap"

Aro mengangguk, dia tersenyum tipis dan ikut turun bersama Nabila, di meja makan, mereka tidak banyak berbicara. Aro hanya fokus makan, sambil sekali-sekali matanya melirik ke arah handphonenya. Sekarang jadi Nabila yang tidak fokus.

"Mas, ada yang mau di tambah?"

"Ha? Oh.. enggak. Ini udah cukup kok" Aro mematikan handphonenya dan tersenyum menatap Nabila, dia lanjut makan dalam diam.. tidak seperti biasanya mas Aro sependiam ini, batin Nabila

"Mas, apa ada masalah di kantor?"

Aro menatap Nabila sesaat, saat ini Nabila tengah menatapnya dengan wajah yang jelas sekali terlihat bahwa istrinya sedang khawatir. Aro jadi merasa bersalah.

"Gak ada kok, emang kenapa kamu nanya begitu?"

"Gak papa, Nabila cuma merasa mas Aro kurang fokus saja. Bahkan waktu makan juga sering lihat handphone, kalo mas sibuk, mas gak papa kok lembur, jangan paksain makan malam sama Nabila. Nabila gak papa"

Ting..

Mereka berdua melirik ke handphone Aro yang baru saja masuk notifikasi, balasan dari Bunga lagi. Ya, saat ini Aro sedang berbalasan pesan dengan Bunga, hanya membahas seputar pekerjaan, tapi entah kenapa Aro merasa kalau dia harus menyembunyikannya dari Nabila.

Seharusnya, kalau dia dan Bunga sudah tidak ada hubungan dan perasaan apapun, Aro tidak perlu bersembunyi-bersembunyi seperti ini, seharusnya dia bisa bersikap seperti biasa saja sebagaimana dia berbalas pesan dengan karyawannya yang lain

Aro mengacak rambutnya frustasi, dia tahu betul kalau dia merasa bersalah dengan Nabila, tetapi merasa bersalah atas apa? Apa karena berhubungan balik dengan mantannya tanpa sepengetahuan istrinya? Tapi kan ini hanya seputar pekerjaan..

"Mas beneran sibuk ya?"

Aro memandangi wajah Nabila, wajah yang selalu membuat hatinya damai di segala situasi apapun. Dia menggeleng pelan

"Mas gak sibuk. Maaf ya"

Aro mengsilent kan handphonenya, saat di kantor tadi, dia memutuskan pulang cepat karena ingin menghabiskan waktu dan makan malam bersama dengan istrinya. Tapi apa yang di lakukannya? Dia hanya fokus melihat handphone nya dan mengangguri istrinya. Aro benar-benar kacau

Nalmine [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang