Bagian Lima - yang lalu biar berlalu

3.5K 323 60
                                    

"halo? Assalamuallaikum"

Nabila diam sebentar, dia menajamkan telinganya untuk mendengar suara-suara yang ada di sebrang sana, barusan Aro menelponnya, tetapi ketika di angkat tidak ada suara sama sekali. Nabila memanggil sekali lagi memastikan apakah ini hanya salah tekan atau memang Aro menelponnya tetapi pria itu sedang pergi sebentar kesuatu tempat

Memastikan kalau ini hanya kesalahan, Nabila ingin mematikan panggilan, tetapi terurung ketika dia mendengar samar-samar suara suaminya dengan orang lain. Dan seberusaha apa Nabila mendengar, dia tidak bisa mengerti apa yang mereka bicarakan. Nabila hening sejenak, dia mengedikkan bahunya menganggap kalau itu bukan hal yang harus di pikirkan

Nabila melanjutkan kegiatannya yang tertunda, dia memindahkan sebagian rak perbumbuan dan menyusunnya ulang. Sekarang jam makan siang, suaminya masih berada di kantor, dan Nabila sendirian di rumah. Nabila juga sudah tidak bekerja lagi, karena, waktu dirinya akan menikah, Nabila mengundurkan diri dari pekerjaannya dan akan fokus menjadi ibu rumah tangga, seperti bundanya

Nabila tersenyum lega melihat dapurnya yang sudah bersih, dia balik ke kamar untuk bersih-bersih dan akan makan siang di luar, sekalian belanja bulanan. Aro tidak bisa menemaninya karena pria itu akan lembur hari ini, Nabila memakluminya dan mengatakan kalau dia bisa pergi sendiri

Drrt..drrt..

Nabila beralih dari cermin dan mengintip ponselnya yang tergeletak di atas meja bulat kecil yang ada di samping cerminnya. Panggilan dari ibu mertuanya

"Halo, ma? Assalamuallaikum" salam Nabila, dia mengambil tas selempangnya dan turun ke bawah

"Waalaikumsallam, Nabila di rumah?" Tanya Novia. Sepertinya ibu mertuanya sedang berada di luar, terdengar dari kebisingan yang ada di telepon. Nabila mengangguk tanpa sadar

"Iya, Nabila di rumah. Kenapa ma?" Nabila duduk di sofa ruang tamu, meletakkan tasnya dan kunci mobilnya di atas meja, karna dia berfikir kalau mertuanya akan datang

"Oh gak papa. Ini mama lagi ada di restoran gak jauh dari rumah kalian, Nabila udah makan belum?"

"Oh mama lagi di dekat sini? Nabila belum makan, ini lagi mau keluar cari makan siang"

"Ha,, pas sekali. Nabila ketempat mama aja ya. Nanti mama shareloc"

"Iya, kalau gitu Nabila jalan dulu ya ma, assalamuallaikum"

"Waalaikumsallam"

Tit.. Nabila memutuskan panggilan, dia mengirim pesan ke suaminya berpamitan akan makan siang bersama mama, tidak butuh waktu lama menunggu Aro membalas pesannya, saat Nabila ingin menyimpan ponselnya ke dalam tas, balasan Aro masuk.

mas Aro: iya, kamu hati-hati ya di jalan.

Nabila: iya, mas.

Nabila tidak menunggu balasan dari Aro lagi, dia menyimpan ponselnya di dalam tas, pergi ke dapur membuka kulkas dan mengambil sebotol air mineral dan membawanya pergi

Di dalam mobil, Nabila berfikir Aro makan siang dengan apa? Mengingat pria itu sangat sibuk dengan pekerjaannya dan jarang keluar untuk mencari makanan, bahkan Aro pernah bercerita kalau dia sering telat makan dari jam makan seharusnya.

"Apa aku bekali aja ya?" Gumam Nabila. Dia memikrikan sekali lagi dan memutuskan kalau besok dia yang akan membawakan Aro makan siang.

Nabila melihat tempat, dan nama tempat yang dikirim mamanya, sudah sampai. Dia membelokkan mobilnya dan langsung di arahkan oleh tukang parkir ke area parkiran

"Makasih pak" ucap Nabila, dia tersenyum dan mengangguk pelan. Nabila masuk, matanya menyapu area restoran berharap menemukan kehadiran mama mertuanya

"Sayang" jerit Novia, Nabila berbalik dan melihat kalau mamanya duduk di dekat kaca paling ujung sedang melambaikan tangan. Nabila tersenyum dan langsung datang

Nalmine [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang