Extra part

2.5K 244 34
                                    

Suara riuh anak-anak memenuhi udara sore hari ini. Di sini, di kelilingi banyak permainan dan jajanan, Nabila dan Aro membawa Aligha ketaman hiburan, adiknya Aligha, Nabila titipkan pada neneknya

Seharusnya, untuk anak berumur 6 tahun, ke taman hiburan masih menjadi tempat yang paling mereka sukai, dan hal nomor satu yang mereka lakukan adalah langsung berlari, atau berteriak gembira

Tapi...

Nabila dan Aro saling pandang, Aligha yang saat ini dalam genggaman mereka berdua, berdiri tampak biasa saja, tidak ada ekspresi apapun di wajahnya yang menunjukkan apakah dia bahagia atau tidak

Nabila sampai heran, apakah.. Anaknya ini masih seorang anak kecil? Kenapa Aligha tidak menunjukkan reaksi apapun, setidaknya Nabila berharap kalau Aligha akan tersenyum

"Aligha.. Kamu happy?" Tanya Nabila pada akhirnya, dia menunduk di depan wajah anak lelakinya, Aligha balas menatap ibunya dan mengangguk

"Ya, bun"

Nabila mendongak melihat suaminya, Aro menyengir sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

"Yasudah.. Kalau gitu ayoo, kita coba permainannya" Aro membawa Aligha kegendongannya "Aligha mau naik yang mana?"

Aligha diam dan mulai memperhatikan sekitar, matanya menjelajahi setiap permainan yang ada, tapi satupun tidak ada yang menarik minatnya. Karena Aligha masih belum memutuskan, Nabila mengajak suaminya untuk berjalan-jalan saja, siapa tau di sekitaran yang lain, Aligha bisa tertarik sesuatu

Mereka berkeliling di temani angin sore, suara musik yang di putar menambah kemeriahan tempat ini, Aligha merasakan perutnya mulai lapar, belum sempat dia mengatakan kepada ibunya, perutnya duluan berbunyi

Aro terkejut, dia melihat wajah putranya dan tertawa kecil

"Aligha lapar? Kita cari makan dulu ya?"

Aligha mengangguk mengiyakan. Mereka membeli Bakpao berisikan daging cincang, cokelat, dan juga abon. Masih dalam gendongan Aro, Aligha makan dengan tenang

Lalu, banyak balon-balon bening yang terbuat dari sabun berterbangan di sekitaran mereka, Aligha merasa sedikit tertarik dan berusaha memecahkan balon-balon itu dengan tangannya. Lalu, dia penasaran dengan rasanya, Aligha membuka mulutnya bersiap-siap untuk memakan balon yang mulai mendekati wajahnya

"Jangan di makan, itu racun" Suara anak perempuan menghentikan aksi memakan Aligha, Aligha menunduk dan melihat anak perempuan berkuncir satu berdiri menatapnya dengan datar.

"Aligha, kamu mau makan balonnya?" Tanya Nabila pada anaknya, Aligha menatap Bundanya dan mengangguk

"Sayang, itu bukan makanan. Kamu harus lebih hati-hati lagi, ya? Ayo, bilang terimakasih sama kakaknya"

Aligha sedikit menggeliat di gendongan Aro meminta untuk turun, menyadari itu Aro langsung menurunkan putranya

"Terimakasih" Ucapnya pada anak perempuan itu. Anak perempuan itu tidak mengatakan apapun dan hanya mengangguk singkat, dia sudah akan pergi tetapi Nabila menahannya

Nabila tersenyum manis "Halo, nama kamu siapa?" Tanyanya sedikit membungkuk mensejajarkan tubuhnya dengan gadis kecil itu

"Hani"

"Mm, namanya cantik. Kamu di sini sama siapa? Mana orang tua kamu?" Nabila menyadari kalau gadis kecil ini sendirian, Hani menunjuk ke belakang sebelah kiri, terlihat seorang pria yang sudah berumur sedang duduk di atas motor becak Roti

"Itu ayah kamu?"

Hani mengangguk "Iya, tante"

"Ayah Hani jualan roti?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nalmine [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang