Kesulitan-kesulitan itu, sebenarnya, akan menguatkan hati, menghapuskan dosa, menghancurkan rasa ujub, dan menguburkan rasa sombong.
Kesulitan-kesulitan itu; akan meluruhkan kelalaian, menyalakan lentera dzikir, menarik empati sesama, menjadi doa yang dipanjatkan oleh orang-orang yang salih, merupakan wujud ketundukan kepada tiran, merupakan sebuah penyerahan diri kepada Dzat Yang Esa, merupakan sebuah peringatan dini, sebuah upaya untuk menghidupkan dzikir, merupakan upaya untuk menjaga hati dengan bersabar, merupakan persiapan untuk menghadap Sang Tuan, dan sebuah sentilan untuk tidak cenderung pada dunia, merasa aman dan tenang dengannya. Karena kelembutan yang tersembunyi itu jauh lebih besar, dosa yang ditutupi itu jauh lebih besar, dan kesalahan yang dimaafkan juga jauh lebih besar.
Setelah membaca dan menutup buku LaTahzan miliknya, Nabila merebahkan diri dan membawa buku itu dalam pelukannya. Matanya lurus menerawang langit-langit kamarnya.
Beberapa hari lagi dirinya akan menikah, dengan seorang Pria yang tidak pernah di kenalnya. Pria itu adalah pilihan dari kedua orang tuanya. Nabila yakin, pilihan kedua orang tuanya adalah pilihan yang terbaik.
Nabila merubah posisi tidurnya menjadi miring kesamping, mengalihkan pandangan matanya kepada jendela bening yang ada dikamarnya, tirai itu belum tertutup, membuatnya dengan jelas melihat keadaan langit diluar sana.
Perlahan, indera pendengarannya mulai mendengar suara rintikan hujan, yang semakin lama berubah menjadi suara hujan yang deras.
Tangannya segera menarik selimut yang ada di bawah kakinya, meletakkan Buku yang tadi ada dipelukannya keatas meja kecil yang ada di samping tempat tidurnya.
Tak terduga, turunnya hujan membuat dirinya menjadi gelisah, ada rasa keganjalan pada hatinya. Sejujurnya, dirinya takut. Takut dengan apa yang akan terjadi nantinya.
Apakah pria yang akan menjadi calon suaminya itu mau menerima dirinya? Bisa jadi saja pria itu mau menerima perjodohan ini karena terpaksa.
Bahkan dirinya dan pria itu belum pernah bertemu hanya untuk sekedar mengenal.Nabila bangkit dari rebahannya dan menarik tirai untuk menutupi jendela kamarnya, lalu duduk di tepi ranjang. Kedua tangannya saling meremas-remas, matanya juga sudah memanas mengingat bagaimana jika pria itu sudah memiliki kekasih hati pilihannya. Astaga, Nabila merasakan dirinya begitu jahat.
Setelah menangis beberapa saat, guna untuk memberi sedikit ketenangan pada hatinya, Nabila menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya, dan itu dilakukannya beberapa kali.
Direbahkannya kembali dirinya ketika melihat jam sudah menunjukan pukul sepuluh malam.
Sesudah berdoa untuk tidur, Nabila teringat kalimat yang pernah di bacanya "jangan menyibukkan diri dengan masa depan, sebab ia masih berada di alam gaib. Jangan pikirkan hingga ia datang dengan sendirinya"
****
Salma menghelus lembut kepala putrinya yang terbaluti oleh hijab hitamnya, tak terasa bahwa putrinya sudah sebesar ini, membuatnya semakin bangga karena putrinya tumbuh menjadi anak yang soleha.
"Nabila, lusa kamu akan menikah. Kamu akan pergi ninggalin bunda.."
Nabila menggenggam kedua tangan bundanya dengan erat, serta mengusap-usapnya dengan lembut. Di tatapnya bundanya dan memberikan senyuman tulus
"Nabila gaakan ninggalin bunda, walaupun Nabila nanti akan menikah, Nabila akan sering main-main kesini buat jengukin bunda dan ayah"
Setelah mengucapkan itu, bunda menariknya dalam pelukan, menangis terisak disana "bunda minta maaf"
"Untuk apa bun?"
"Karena bunda dan ayah sudah menjodohkan kamu"
Nabila tersenyum sehangat mungkin, menangkup kedua pipi bundanya dan mengilap bekas air matanya. "Gapapa bunda, Nabila tahu, keputusan yang ayah dan bunda ambil, itu adalah keputusan yang terbaik"
"Nabila, kamu beneran ikhlas menerima perjodohan ini kan?"
Perhatian yang awalnya tertuju kepada bundanya saja, kini juga terbagi kepada ayahnya. Nabila tidak langsung menjawab, dirinya diam sebentar, meyakinkan hatinya bahwa dirinya benar-benar ikhlas melakukan ini semua.
Setelah meyakinkan hatinya, Nabila tersenyum dan mengangguk. "Nabila ikhlas yah, Acara pernikahannya juga dua hari lagi kan"
Rony mengamati putrinya, dirinya tahu bahwa putrinya sedang bertempur dengan pikiran dan hatinya. Tetapi, sebagai seorang ayah, Rony tidak mau putrinya salah pergaulan dan terjerumus kedalam dosa dan zina yang lebih besar lagi.
Kebetulan, saat Salma mengandung Nabila, Rony dan seorang sahabatnya sudah berjanji akan menikahkan anak mereka jika Salma melahirkan seorang anak perempuan, ataupun sebaliknya
Rony juga tidak asal menikahkan putri tersayangnya kepada seorang pria jika itu hanya karena perjanjian untuk mengeratkan tali persaudaraan. Rony tau, anak dari sahabatnya itu adalah pria yang cerdas, baik, sopan dan bertanggung jawab.
Rony tersenyum, "ayah minta maaf karena kakak belum pernah bertemu dengan calon suami kakak, Ayah sengaja ngelakukan itu. waktu sudah halal nanti kan kalian lebih sering ketemunya, iyakan kak?" Tanyannya sambil menaik-turunkan alisnya menggoda anak perempuan satu-satunya
Nabila tertawa kecil ketika ayahnya meringis kesakitan saat bundanya menepuk pelan lengan ayahnya.
"Ayah.. apa.. dia sebelumnya punya seorang kekasih?" Akhirnya kalimat yang terpendam itu tertanyakan juga, Nabila meremas-remas jemari tangangannya menunggu jawaban dari ayahnya.
Rony tampak berfikir, lalu ia menggeleng kecil "ayah tidak tahu, yang pasti. Dia menerima perjodohan ini, jika dia sudah memiliki kekasih kenapa dia harus nerima? Toh perjodohan ini juga tidak dipaksakan kok. Karena kalian sama-sama nerima mangkannya ada pernikahan"
Nabila mengangguk-angguk kecil, benar apa yang dikatakan ayahnya, jika pria itu sudah memiliki pilihannya sendiri, kenapa dia mau menerima perjodohan ini?..
Akhirnya, kegelisahan yang ada di hatinya sedikit berkurang, hanya sedikit. Karena bagaimanapun juga, dirinya belum mengenali pria yang akan menjadi suaminya nanti
*****
Hallo kidzzz. Kembali dengan cerita Panal yang kedua🙈
Aku kasih se part dulu ya. Mau liat responnya, kalau kalian suka aku bakal next.Jangan bosan ya wee😭🙌 wkwkwkw😭👍
Jangan lupa follow aku yaa🙌🙌
Jangan lupa juga baca cerita aku. The One And Only, cek profil aku ya kidzz, tengkyuu🙌
Salam damai❤️🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
Nalmine [END]✓
Fanfic[TAHAP REVISI YA KIDZ<3] Mencintai itu sesuatu yang sulit, bukan saja kamu harus menemukan orang yang tepat, menjalankannya pun juga penuh rintangan. Tapi, tidak akan terlalu sulit jika kita, aku dan kamu saling percaya. Karena kamu yang aku pilih...