"kirim salam sama mama, papa ya. Bilang kan kalau bunda, ayah nanti bakal main ke sana"
"Iya bun, pasti Aro sampein kok"
"Yasudah, kalau gitu kita berangkat dulu ya bun" Nabila menyalim tangan Salma dan Rony secara bergantian
"Gak minum kopi lagi, kan?" Tanya Nabila sambil memicingkan matanya, Rony langsung menyengir. Dia menepuk dadanya dengan bangga "enggak dong, ayah gitu loh.."
"Baguss" Nabila memberikan jempolnya dan tertawa, lalu sekarang gantian Aro yang menyalami Salma dan Rony
"Kita pergi ya bun, yah. Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" jawab Rony dan Salma secara bersamaan "Aro hati-hati bawa mobilnya, ya.. kalau azan maghrib kalian masih di perjalanan, jangan lupa singgah ke masjid atau mushola ya"
"Siap ayah.."
Mereka berdua masuk kedalam mobil, Nabila menurunkan kaca mobilnya dan berdada-dada dengan orang tuanya. Aro membunyikan klakson sekali untuk berpamitan dan mereka mulai pergi
"Masih sedih kalau ninggalin ayah, bunda?" Tanya Aro ketika melihat kalau wajah Nabila terlihat sendu
Nabila tersenyum kecil dan menggeleng "sedih sih pasti, tapi sedikit kok. Sudah mulai terbiasa, mas"
Aro mengulurkan satu tangannya dan mengusap kepala Nabila yang terbaluti hijab cokelatnya "kamu masih belum nyangka ya? Kalau sudah memiliki keluarga sendiri sekarang"
"Sekarang sudah nyangka sih"
Nabila menjawab sambil berkedip polos, Aro langsung tertawa dan kembali mengusap kepala Nabila dengan lebih gemas sampai hijabnya menurun kebawah
"Mas, ih!"
Nabila langsung membiutkan bibirnya ketika hijabnya menutupi matanya. Aro langsung mengambil handphone nya dan memfoto Nabila, kebetulan sekali sekarang mereka sedang berhenti lampu merah. Aro langsung buru-buru membetulkan hijab Nabila sebelum Nabila kembali marah
"Maaf..maaf"
Nabila memicing menatap Aro "kurang kenceng ngusapnya"
"Haha, iya.. maaf ya?" Ucap Aro dengan lembut, dia tersenyum manis "dah beres" sambungnya setelah selesai membetulkan hijab Nabila
Aro melihat wajah Nabila "cantik banget ih, istrinya siapa sih?"
"Kebetulan belum bersuami"
Jawaban Nabila diluar perkiraan Aro, Aro tercengang sampai dia lupa menjalankan mobilnya jika saja pengendara di belakang tidak mengklakson nya
"Haha, mingkem mas. Udah lampu hijau, tuh" Nabila menyentuh dagu Aro dan mengatupkan mulut suaminya, Aro langsung menjalankan mobilnya dengan sedikit cemberut
"Gamau tau! Pokoknya mas lagi ngambek"
"Masa sih?" Nabila mencolek lengan Aro, dan Aro langsung menghindar "jangan colek-colek"
Nabila tertawa, colekannya berganti menjadi usapan "kalau di elus?"
"Pokoknya jangan sentuh-sentuh" ucap Aro tanpa melihat Nabila, dia hanya terus menatap kedepan
"Oh gitu.. okei" Nabila angguk-angguk sambil menahan tawanya "lucu banget sih ngambek kan, suami siapa sih ini?" ucap Nabila dengan suara yang diubah menjadi seperti anak kecil
Aro melirik Nabila dari sudut matanya, dia terus menahan dirinya agar tidak kehilangan kendali dan menggigit istrinya
"Ada sih istri, tapi dia bilang belum bersuami"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nalmine [END]✓
Fanfic[TAHAP REVISI YA KIDZ<3] Mencintai itu sesuatu yang sulit, bukan saja kamu harus menemukan orang yang tepat, menjalankannya pun juga penuh rintangan. Tapi, tidak akan terlalu sulit jika kita, aku dan kamu saling percaya. Karena kamu yang aku pilih...