Bagian Dua - jalan menuju hidup baru

4.1K 405 99
                                    

Happy reading🤗

Nabila memandangi dirinya di depan cermin, yang menggunakan gaun pernikahan serba putih, ada perasaan terharu kala matanya menangkap ibunya yang masuk dan berjalan kearahnya melalui cermin.

Salma membalik tubuh putrinya dengan senyuman yang sangat hangat. Matanya juga berkaca-kaca saat melihat mata putrinya akan mengeluarkan air mata.

"Bunda, Nabila minta restu bunda"

Salma menganggukkan kepalanya, air mata yang sedari tadi di tahannya lolos begitu saja saat Nabila memeluknya erat. Salma mengusap sayang kepala Nabila yang terbaluti hijab dan mengecupnya.

"Putri bunda akan menikah, bunda hampir gak percaya"

Seseorang mengetuk pintu dan masuk. Anggis, sepupu Nabila datang dengan senyumannya. "Nabila, bunda. Mempelai pria sudah menunggu di bawah"

Kedua ibu dan anak itu melepas pelukannya dan saling melempar senyum "sudah, jangan menangis. Nanti make-upnya luntur"

Nabila mengangguk

Bangku dan meja sudah disiapkan dan diletakkan di tengah ruangan, disana sudah ada mempelai pria duduk berhadapan dengan penghulu dan ayahnya.

Nabila yang di gandeng bunda dan Anggis melangkah mendekat. Lalu duduk di samping mempelai pria, tangannya keringat dingin. Dirinya sangat gugup.

Setelah membaca Khutbah nikah, penghulu bertanya kepada mempelai pria mengenai statusnya, bentuk dan jumlah mas kawinnya dan yang lain sebagainya. Setelah semuanya selesai, baru acara Akad nikah bisa dimulai.

Kemudian dilanjutkan dengan proses ijab qobul

"Saya nikahkan dan saya kawinkan kamu dengan Nabila Fathanah, anak perempuanku dengan mahar seperangkat alat sholat di bayar tunai"

"Saya terima pernikahan dan perkawinan ini untuk saya, dengan mahar yang telah di sebutkan"

"Saaah?.."

"Saahh!!"

Paul dan Rony saling melepaskan jabatan tangan mereka dan menyapu muka "alhamdulillah"

Nabila menoleh kearah Paul yang juga sudah menatapnya, perasaan gugup tadi jauh lebih terasa ketika mata mereka saling menatap. Dengan cepat Nabila meraih tangan Paul dan menyalimnya, sekarang dirinya sudah sah menjadi seorang istri

Paul mengecup sekilas dahi Nabila, membuat perut Nabila mendadak kesemutan. Nabila juga merasakan pipinya menghangat. Ini kali pertamanya dirinya bersentuhan dengan seorang lelaki. dan kini, Dirinya sudah dikecup oleh seorang pria yang sudah berstatus sebagai suaminya.

****

Setelah acara pernikahannya selesai, Nabila membersihkan dirinya, rasanya badannya begitu pegal-pegal. Di ambilnya Hijabnya yang terletak diatas tempat tidur dan memakainya.

Kakinya berjalan menuruni undakan tangga satu persatu, menuju dimana suami dan kedua orang tuanya berada. Mereka masih berada di rumah kedua orang tua Nabila, baru besok pagi mereka akan bersiap-siap untuk pindah kerumah mereka sendiri.

"Assalamuallaikum" ucap Nabila ikut bergabung bersama keluarganya

"Waalaikumsallam" jawab semuanya serentak, Paul menatap Nabila sebentar dan kembali mengalihkan pandangannya kepada ayah mertuanya

"Ayah, besok pagi kami akan bersiap-siap untuk pindahan" Paul menyesap teh yang tadi dibuat oleh Bunda, matanya kembali beralih kearah Nabila

"Kamu sudah berkemas-kemas kan?"

Nabila mengangguk dan tersenyum "sudah mas"

"Yasudah, kalau begitu kalian berdua naik saja, istirahat. Kalian pasti lelah setelah melakukan pernikahan"

Nalmine [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang