kenapa?

3K 340 92
                                    

Nabila berpisah dari bunda dan mamanya, dia harus pulang untuk bersih-bersih dan melakukan shalat ashar. Setelah selesai shalat, Nabila mengecek handphone-nya, melihat adakah notifikasi pesan dari suaminya, ternyata tidak ada. Nabila tersenyum kecut, dia membuka pesan obrolan dan mengirim pesan

Nabila : mas pulang cepat hari ini?

Setelah menunggu beberapa saat, tidak ada juga balasan dari Aro, Nabila meletakkan handphone-nya di meja kaca rias, dia berjalan dan mulai menutup tirai kamar, di tatapnya langit yang mulai berubah menjadi senja. Nabila buru-buru berbalik dan mengambil handphone-nya, dia berlari keluar kamar menuju rooftop rumahnya

Sesampainya di atas, Nabila langsung mengambil beberapa gambar senja sore hari ini, sepertinya senja kali ini terlihat lebih cantik, Nabila tersenyum senang.

Dia memeriksa hasil fotonya, dan masih menyadari kalau belum ada juga balasan dari Aro

Nabila meletakkan handphone-nya di atas pagar batu rooftopnya, dengan wajah sendu menatapi senja sampai langit benar-benar mulai gelap

Nabila turun begitu adzan Maghrib berkumandang, dia mengambil wudhu dan mulai shalat, tetapi lagi-lagi setelah dirinya selesai shalat, Nabila juga belum mendapatkan balasan dari Aro.

Nabila turun ke bawah dan menuju dapur, mengeluarkan bahan-bahan masakan yang akan dimasaknya malam ini. Nabila berfikir, mungkin Aro sibuk dan belum sempat membaca pesannya, Nabila juga takut jika Aro pulang dengan kondisi lapar tetapi Nabila tidak menyiapkan apapun.

Nabila menghidupkan musik untuk menghilangkan kesunyian di rumah ini, dia masak sambil bersenandung. Setelah masakannya selesai, Nabila langsung menyusunnya di meja makan.

Nabila : mas udah makan belum? Nabila udah masakin makanan kesukaannya mas Aro..

Belum ada juga balasan, bahkan di baca pun tidak. Nabila tidak mengirim pesan apapun lagi, dia benar-benar takut mengganggu suaminya.

Nabila menunggui kepulangan Aro di meja makan, matanya selalu menatap kearah jam dinding yang ada dirumahnya, sudah jam delapan malam, tetapi Aro juga belum pulang.

Sembari menunggu kepulangan Aro, Nabila memutuskan untuk shalat isya, begitu selesai, Nabila langsung turun dan mendapati Aro sedang duduk di sofa ruang tamu membuka sepatunya

Nabila langsung mendekat dan menyalim tangan suaminya, di lihatnya wajah lelah Aro tetapi juga tersirat raut kebahagiaan. Nabila menatap dengan sedikit curiga

"Kerjaannya banyak ya, mas?" Tanya Nabila duduk di samping suaminya

Aro mengangguk kecil "iya.."

"Mas udah makan belum? Sebentar ya Nabila panasin lauknya lagi" Nabila teringat dengan masakannya, dia langsung bangkit dan menuju meja makan, tetapi suara Aro langsung menghentikan langkahnya

"Gak perlu, mas udah makan tadi diluar bareng temen. Mas ke atas dulu ya, mau bersih-bersih"

Aro langsung naik menuju kamar mereka, meninggalkan Nabila yang berdiri diam menatap kepergian suaminya

Nabila menunduk untuk beberapa saat, dia tersenyum kecut dan duduk di meja makan, mulai mengambil masakannya yang sudah dingin dan memakannya. Nabila sengaja tidak makan karena menunggu Aro, tetapi Aro sudah makan, jadi tidak ada alasannya lagi untuk menunggu suaminya

Nabila makan dengan hampa, dia menyuapi setiap makanannya dengan senyuman yang dipaksakan. Entah kenapa hatinya menjadi sedih, apa karena dia kecewa dengan keadaan saat ini? Apa dia kecewa dengan harapannya yang mengira Aro akan makan malam bersamanya? Nabila tidak mengerti, padahal bukan sekali ini Nabila makan sendirian.

Nalmine [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang