kesempatan pertama

3.4K 346 87
                                    

"gimana bun? Di angkat?"

Rony bertanya sambil mencondongkan tubuhnya ke arah Salma, mencoba mendengar apakah panggilan mereka akan di terima Nabila

Salma menatap Rony, dia menggeleng "gak di angkat"

"Yah..." kecewa Rony, dia menyandarkan tubuhnya dengan malas di sandaran kursi

Malam ini mereka sedang duduk berdua di teras rumah, menikmati rintik hujan yang tidak sederas tadi, Rony mengambil kopinya dan menyesapnya lambat, dia sangat rindu dengan putrinya

"Ayah, kalau Nabila tau kamu minum kopi terus, Nabila pasti marah"

Mendengar ucapan istrinya, walaupun Nabila tidak berada di sini, Rony tetap takut dan segera menaruh gelasnya kembali

"Nabila tumben gak angkat telpon Bunda, apa udah tidur ya?" Tanya Salma

"Ya gatau Bun, jangan tanya ayah. Kalau bunda tanya ayah, ayah tanya siapa?"

"Ck, ayah nih" Salma berdecak, dia mendongakkan kepalanya keatas, memandangi langit malam yang masih merah

"Kira-kira, Nabila bahagia gak ya yah, dengan rumah tangganya?" Gumam Salma. Rony langsung menatap Salma

"Bun, kenapa ngomongnya gitu?"

"Gatau, bunda cuma nanya aja"

"InsyaAllah dan bismillah.. semoga putri kita bahagia dan diberkahi rumah tangganya. Bunda jangan mikir gitu lagi ya, kita doakan yang terbaik untuk Nabila"

Salma tersenyum lembut, dia menunduk dan mengangguk. Disandarkannya kepalanya di pundak suaminya, dia tidak berbicara lagi dan hanya menatap lurus kedepan

"Bunda kesepian, ya?"

Salma mengangguk saja

"Kalau gitu, mau bikin adik buat Nabila ga?"

Salma mengangguk lagi, tapi tiba-tiba dia tersadar dengan ucapan suaminya. Salma mendongak, menatap wajah Rony yang menatapnya tengah mesem-mesem.

Salma menggerakkan kepalanya, mencari posisi nyaman di pundak suaminya dan tersenyum kecil, dia menangkup wajah Rony dengan satu tangan, mengelus pipi itu dengan lembut. Rony seketika menjadi tegang, mereka memang sudah menikah puluhan tahun, tetapi jika Salma sudah berperilaku lembut seperti ini, Rony merasa masih seperti jatuh cinta pertama kali ke Salma. Dia gerogi parah

"Boleh.." ucap Salma lembut

Rony mendelik, "seriu,--

"Kamu yang hamil ya" sambung Salma

"Ss..." Kata terakhir Rony mendadak pelan dan tidak sebersemangat tadi. Rony memicing kesal, dia mencubit hidung istrinya

"Bunda, jangan mancing ayah"

"Loh? Siapa yang man---Aaaaaa!!" Salma menjerit dan langsung mengalungkan tangannya di leher Rony, karena secara tiba-tiba Rony menggendongnya masuk ke dalam rumah

"Rony, turuninn!!!" Jerit Salma tidak lagi memanggil Rony dengan panggilan ayah atapun kak, Rony tidak perduli, dia hanya tertawa geli saat Salma mencoba mencubit telinganyaa

"Jangan di cubit Sal, geli" ucap Rony

Saat berdua seperti ini dan saling memanggil nama satu sama lain, mereka merasa seperti masih muda dan seperti belum memiliki Nabila. Walaupun merindukan putri mereka, tetapi mereka juga tidak memungkiri kalau menikmati momen seperti ini.

***

Nabila menggeliat dari tidurnya saat suara adzan subuh berkumandang, dia mencoba menggerakkan badannya tetapi tidak bisa karena Aro masih mengurungnya dalam pelukan

Nalmine [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang