nyanyian

4.3K 388 76
                                    

Malam ini, langit terlihat sangat cantik. Bintang-bintang berkelip-kelip di langit yang membentang luas. Saat ini sudah jam sepuluh malam, Nabila sedang duduk-duduk di balkon kamarnya sendirian, karena tadi Aro sempat mengabari dirinya kalau malam ini Aro akan pulang terlambat.

Nabila menghidupkan musik dengan pelan untuk mengisi kesunyian. Ayah dan bundanya sudah tidur sejak tadi. Tapi Nabila tidak bisa tidur, sembari menunggu kepulangan Aro, dia memutuskan untuk menikmati semilir angin malam yang menerpa wajahnya

Nabila menyandarkan tubuhnya dan memeluk dirinya sendiri, anginnya sedikit dingin, tetapi Nabila enggan untuk masuk kedalam kamar walaupun hanya untuk mengambil jaket atau cardigan miliknya, dia lebih suka begini

Nabila melirik arloji di tangan kirinya, tanpa sadar, dia sebenarnya sudah mengantuk, tetapi menolak untuk tidur. Nabila mengusap air mata di sudut matanya, dia mulai menguap beberapa kali dan mencari posisi yang nyaman dalam duduknya

Sambil bergumam mengikuti musik, tanpa sadar Nabila sudah mulai tertidur

*

Aro membuka pintu kamar dengan sangat pelan, takut membangunkan istrinya yang tidur. Tapi begitu masuk kedalam kamar, Aro tidak melihat Nabila di tempat tidur. Kamar sudah dalam keadaan gelap, hanya di terangi dari lampu tidur dan cahaya bulan

Aro melihat keseliling ruangan dan pandangannya jatuh pada siluet seseorang di luar balkon. Aro meletakkan Tas kerjanya di atas sofa dalam kamar dan menuju ke balkon

Di sana, dia melihat kalau Nabila tertidur dalam duduknya. Aro berjalan mendekat dan melihat kalau kepala Nabila dia sandarkan pada dinding di belakangnya

Aro melirik ke bawah dan melihat kalau tangan wanita itu masih memeluk tangannya yang lain, Aro geleng-geleng kepala dan membuka jaket yang ada di tubuhnya dan menyampirkannya di tubuh istrinya

Kenapa Nabila hanya memakai baju tangan panjang yang tipis sih? Apa Nabila tidak takut kedinginan? Aro menghela nafasnya dan memandangi wajah istrinya, tetapi kepala Nabila bergerak dan akan jatuh ke samping, Aro refleks langsung menangkup kepala Nabila sambil bernafas lega

Aro menopang tubuhnya di atas bangku Nabila dan sedikit membungkukkan tubuhnya. Satu tangannya masih tetap menangkup wajah Nabila, dengan posisi seperti ini, Aro bisa lebih leluasa memandang Nabila, badannya yang sedikit membungkuk membiarkan cahaya bulan langsung menerangi wajah Nabila yang tertidur

Sudut bibir Aro sedikit terangkat, dia tetap bertahan dengan posisi seperti ini walaupun tangannya sudah mulai terasa pegal. Angin berhembus semakin kencang, menimbulkan suara gemerisik dari pohon-pohon yang ada di halaman belakang rumah mereka

Mata Nabila sedikit bergerak-gerak dan mulai terbuka secara perlahan. Hal pertama yang dilihatnya adalah sepasang mata indah yang sedang menatapnya, Nabila tersenyum saat Aro memberikannya senyuman yang sangat lembut

"Baru pulang?"

Aro mengangguk mengiyakan, Nabila menegakkan kepalanya dan tangan Aro yang menangkup sebelah wajah Nabila dia topang seperti tangannya yang lain. Jadi posisinya saat ini, Aro seperti mengurung Nabila yang sedang duduk

Nabila menatap Aro yang juga sedang menatapnya "kenapa tidur disini? Hm?" Tanya Aro berbisik, suaranya jadi terdengar parau

Nabila menggeleng "Nabila ketiduran"

"Dingin gak?"

"Dingin"

"Haha" Aro tertawa kecil, dia mulai menarik Nabila ke dalam gendongannya dan membawanya masuk kedalam kamar, Aro mendudukkan Nabila di tepi tempat tidur

"Kamu lanjut tidur ya, mas mau mandi dulu"

Nabila mengangguk mengiyakan, Aro tersenyum dan menjulurkan tangannya untuk mengusap kepala Nabila yang masih terbaluti hijab hitamnya dan mulai masuk kedalam kamar mandi

Nalmine [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang