Bagian Tujuh - cobaan itu untuk kebaikan

3.9K 326 76
                                    

Di keheningan malam, di sepanjang perjalanan, Nabila diam saja menatapi ke arah luar jendela. Walaupun jam sudah menunjukkan pukul dua belas lewat, tetapi perjalanan tidak pernah sepi, masih banyak orang-orang yang berhilir mudik.

Di pikirannya saat ini, dia hanya memikirkan tentang Ziva. Bagaimana gadis itu bisa bertahan bekerja bersama mantan tunangan beserta selingkuhan tunangannya, dan bagaimana dia bisa menghabiskan hari-harinya bersama kedua orang itu. Mungkin Nabila tidak sekuat itu jika dia berada di posisi Ziva.

Aro melirik Nabila dari sudut matanya, dia baru saja menjemput istrinya di kediaman Ziva. Kenapa setelah pulang dari rumah Ziva, Nabila mendadak diam?

Aro berdeham, menghilangkan keheningan yang ada.

"Kamu gak papa? Ada masalah?"

Nabila melihat Aro, lalu tatapannya jatuh keperjalanan yang ada di depannya, dengan mata sayu dia bercerita

"Nabila kasian sama Ziva, mas. Di selingkuhi sama tunangannya sendiri"

Ooh.. Aro mengangguk mengerti, jadi ini alasannya kenapa Nabila mendadak diam. Aro tau kalau istrinya itu orang yang sangat berperasaan dan gampang kepikiran, dia melihat Nabila cukup lama

"Dan Nabila juga tau, kalau selingkuhannya itu satu pekerjaan sama Ziva, sama Nabila juga" Nabila menatap lurus kedepan "Nabila gak nyangkanya, karna mereka berdua di depan kita selalu terlihat seperti teman biasa aja, bahkan si selingkuhannya ini, selalu nasihati Ziva kalau Ziva sama tunangannya bertengkar"

Nabila menatap Aro "eh, malah mereka yang jadian"

"Itu berarti, Allah masih sayang sama teman kamu. Di perlihatkan sifat busuknya sebelum mereka menikah"

Suara Aro terdengar lembut dan menenangkan, bahkan Nabila saja yang sedari tadi murung mendadak tersenyum

"Kenapa?" Tanya Aro karena Nabila tidak berkata apapun lagi, bahkan Nabila menatapnya dengan senyuman yang entah kenapa membuat Aro sedikit degdegan

"Seharusnya Ziva dengar apa yang mas bilang. Pasti Ziva setuju"

Haha.. Aro tertawa kecil, dia mengulurkan tangannya dan mengusap kepala istrinya dengan lembut

"Kamu gak ngantuk?"

Nabila menggeleng, Aro melihat istrinya dan tertawa lagi. Tidak ngantuk bagaimana? Mata dan gelengan Nabila tidak sejalan, kepalanya menggeleng tidak, tetapi matanya sudah sangat sayu.

Biasanya jam segini Nabila sudah tertidur, tetapi sekarang mereka masih berada di perjalanan pulang. Aro tidak berkata apapun lagi dan masih terus mengusap kepala istrinya. Benar saja, seperti dugaannya, Nabila tertidur.

Sekarang, jadi Aro yang kepikiran dengan cerita Nabila. Di selingkuhi ya?.. Aro tau bagaimana rasanya, Aro tau bagaimana sakitnya. Di saat kita menaruh kepercayaan kepada seseorang, menaruh seluruh kehidupan, tetapi di khianati begitu saja, di hancurkan begitu saja.

Aro langsung menepis ketika pikirannya melayang mengingat Bunga, dia benci dengan perasaan ini, dia benci karena masih mengingat perempuan itu di saat dia bersama Nabila.

Aro masuk ke pekarangan rumah mereka, memarkirkan mobilnya dan membantu Nabila melepas seat beltnya. Tanpa membangunkan istrinya, Aro menggendong Nabila dan membawanya menuju kamar mereka

Dengan hati-hati, Aro menidurkan Nabila di atas tempat tidur, wanita itu masih terlelap tidak perduli seberapa banyak guncangan yang dibuat Aro waktu pria itu menggendongnya dan naik ke tangga. Aro tersenyum kecil, lalu dia pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka

Aro kembali mendekati Nabila untuk membantu membuka hijab yang dikenakan istrinya. Perlakuannya sangat lembut, takut jika dia tidak berhati-hati Nabila akan terbangun.

Nalmine [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang