"Sayang.. Si bayi haus..!" Jerit Aro pada Nabila yang sedang sibuk berkutat di dapur, Nabila mematikan keran air, mengilap tangannya lalu berjalan kearah Aro yang sedang duduk di ruang TV menggendong Aligha
Di sana, Aro menimang-nimang Aligha yang tak henti-hentinya menangis. Segala cara Aro lakukan untuk menghentikan aksi tangis anaknya, dari pura-pura mengejutkan, memasang tampang konyol, menceritakan hal lucu, namun Aligha tidak kunjung berhenti
Dan Aro mengambil keputusan kalau Aligha sedang haus
Aro menoleh, melihat kalau Nabila hanya menatapnya saja sambil geleng-geleng kepala
"Sayang? Sini. Kok malah liatin mas doang?"
Aro menatapnya dengan memelas, Nada suaranya hampir mirip seperti orang minta tolong.. Ia tidak tahu harus melakukan apalagi agar anaknya itu berhenti menangis
Nabila mendekat dan mengambil alih Aligha dari gendongannya "Aligha sudah Nabila kasih Asi beberapa menit yang lalu, mas"
"Terus kenapa Aligha nangis terus? Apa dia eek ya?" Tanya Aro lagi memastikan
"Enggak juga" Ucapnya sambil menimang-nimang Aligha, Nabila menatap mata bulat berwarna cokelat itu yang juga sedang menatapnya, Nabila tersenyum manis
"Tapi Aligha gak berhenti nangis sayang..
Ucapan Aro terpotong saat Aligha balas tersenyum, Bayi berusia lima bulan setengah itu sedang melebarkan senyumnya sampai mata bulatnya menyipit. Tangannya bergoyang-goyang senang
Aro langsung bangkit dari duduknya, dia melengos menatap Aligha di gendongan Nabila dengan mata melotot. dia melihat wajah anaknya dan Nabila secara bergantian
"Kok bisa, sih, Bun?" Tanya Aro heran, sampai dia memanggil Nabila dengan Bunda yang sebentar lagi akan Aligha ucapkan
Masalahnya, bayi laki-laki yang tampak mirip dengannya itu, selalu menangis setiap kali dirinya menggendong. Aro selalu mengira kalau anak pertamanya itu sedang haus, sedang buang air besar atau buang air kecil sehingga bayi itu tidak nyaman, mangkanya Aligha selalu menangis saat bersamanya. Atau, Aro mengira memang dirinya yang tidak telaten untuk mengurus bayi..
Tapi setelah melihat bagaimana Nabila yang melakukannya, apa yang mereka lakukan itu hampir sama. Lalu kenapa Aligha selalu nangis saat bersamanya? Aro merasa sakit hati dan cemberut, dia kembali duduk dengan wajah di tekuk
Nabila melihat perubahan pada wajah suaminya, untuk sesaat Nabila merasa bingung, lalu kemudian dia tertawa
"Mas, kamu kenapa?"
"Gak Papa"
Nabila menahan tawanya, dia menatap anaknya dan mendekati Aro
"Sayang.. lihat papa kamu, lagi merajuk. Kamu sih, nangis terus kalau papa kamu gendong" Ucapnya kepada anaknya, Nabila mengusap pipi Aligha yang terasa lembut di jarinya
Aro memutar matanya, ini tidak adil untuk seorang suami yang baru pertama kali memiliki anak. Aro sebenarnya sudah curiga kepada anaknya itu ketika dia masih di dalam kandungan, tapi Aro tidak percaya kalau ternyata Aligha lebih parah dari dugaannya
Aligha sekarang masih berumur Lima bulan, tapi dia sudah mengambil Nabila untuk dirinya sendiri?!!
Saat sedang kesal-kesalnya memikirkan itu, Nabila mengangkat Aligha dan membuat anaknya itu menciumnya
"Sayang, kasih kecupan buat papa. Biar gak ngambek lagi"
Aro langsung meleleh.. Dia menatap gemas pada Aligha yang di hadapkan Nabila kearahnya. Aro melirik Nabila, lalu dia kembali hadap depan
KAMU SEDANG MEMBACA
Nalmine [END]✓
Fanfiction[TAHAP REVISI YA KIDZ<3] Mencintai itu sesuatu yang sulit, bukan saja kamu harus menemukan orang yang tepat, menjalankannya pun juga penuh rintangan. Tapi, tidak akan terlalu sulit jika kita, aku dan kamu saling percaya. Karena kamu yang aku pilih...