selesai?

3.6K 367 32
                                        

Saat Aro pulang dari kantor, Nabila sedang melakukan shalat maghirb, jadi Aro tidak mengganggu dan mulai membersihkan dirinya untuk melakukan shalat maghrib juga.

Selesai shalat, ternyata Nabila sudah menunggunya di meja makan. Di sana ada beberapa makanan yang dibeli, karna Nabila tidak memasak kali ini.

Aro duduk di depan istrinya dan tersenyum, Nabila juga sama "mau makan?" Tanyanya, Aro langsung mengangguk mengiyakan

"Gak sempat masak ya?" Tanya Aro, dia makan sambil melirik Nabila yang sedang memainkan handphone nya. Nabila mengangguk saja tanpa menatap Aro

Aro jadi kesal, dia mulai mengambil setiap lauk dan memakannya dengan cemberut "chattan dengan siapa sih?"

"Nuca" Nabila menjawab sambil tersenyum kecil, dia membalas pesan Nuca dengan cepat

"Nabila, ada mas disini" perubahan suara Aro mengalihkan perhatian Nabila, Nabila langsung mematikan handphone nya dan melihat Aro yang sedang menatapnya

"Mas perlu apa? Biar Nabila ambil" Nabila akan bangkit dari kursinya, tetapi keterdiaman Aro membuatnya duduk kembali

"Mas Aro?"

"Mas gak perlu apa-apa, tapi kamu bisa gak? Jangan main handphone kalau lagi sama mas?"

Ha? Emangnya kenapa? Nabila jadi merasa heran

"Maaf mas, tapi kenapa?"

Aro tidak menjawab. Dia hanya tidak tau harus berkata apa. Aro juga tidak mengerti kenapa dia mengatakan itu, yang Aro tau, dia tidak suka nabila berbalas pesan dengan pria lain

"Mas, kenapa diam?" Nabila masih menunggu Aro untuk berbicara, tetapi Aro masih saja diam. Membuat Nabila jadi ikutan kesal

"Sebelumnya, saat makan malam, mas juga pernah seperti ini. Tapi Nabila gak pernah larang-larang mas Aro. Tapi kenapa mas Aro begini ke Nabila?"

Nabila menghela nafasnya dengan berat "mas Aro cemburu?" Nabila jadi tertawa mendengar pertanyaannya sendiri, dia tersenyum miris "enggak kan?"

Suasana hening untuk beberapa saat, sebelum suara Nabila membuat Aro menatap istrinya dengan linglung

"Mas, jangan bersikap seolah-olah mas cemburu, padahal nyatanya enggak"

Nabila tidak suka di perlakukan Aro seperti ini, Aro telihat seperti suami yang posesif, tidak ingin wanitanya memiliki hubungan dengan siapapun dan hanya bisa bersamanya. Nabila tidak suka, karna Nabila akan merasa dirinya sudah berhasil membuat Aro mencintainya, padahal nyatanya Aro hanya bersikap sesukanya.

Mungkin Aro merasa di angguri, mangkanya Aro bersikap seperti itu. Nabila diam dan mencoba menenangkan dirinya yang akan diliputi emosi. Baru tadi pagi Bunga mengganggunya, sekarang Aro.

"Nabila, kenapa jadi kamu yang marah?"

"Kenapa? Emang Nabila gak bisa marah?" Nabila mengepalkan kedua tangannya di bawah meja, menyalurkan segala amarahnya disana

Kalau mau bersikap sesuka saja, Nabila juga bisa begitu. Hanya saja, Nabila menghargai rumah tangga ini, Nabila menghargai Aro.

Nabila menyudutkan rasa sakitnya, mengesampingkan segala rasa cemburu dan amarahnya hanya supaya rumah tangga mereka baik-baik saja. Tetapi Aro sepertinya tidak mengerti, Aro hanya bersikap sesuai suasana hatinya saja.

"Mas Aro, semalam Nabila gak bertanya, bukan berarti Nabila gak perduli. Nabila hanya menunggu mas Aro untuk jujur dan menjelaskannya. Tapi mas Aro malah bersikap kalau semua itu tidak penting tanpa memikirkan perasaan Nabila"

"Bagi mas Aro, Nabila itu penting gak sih mas?"

Setelah mengatakan itu, Nabila bangkit dari duduknya. Meninggalkan Aro yang masih diam di tempat duduknya. Nabila tidak kembali ke kamar mereka, dia pergi tidur di kamar tamu, untuk malam ini, Nabila tidak ingin melihat wajah Aro. Nabila tau, kalau dirinya sedang emosi, Nabila tidak mau rasa emosinya mengendalikan dirinya dan membuatnya menyesal suatu saat nanti

Nalmine [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang