Aro tidak menyangka kalau dia akan berada di posisi seperti sekarang ini. Dimana dia harus mencari padahal dirinya sudah terbiasa di nanti. Lucu sekali waktu itu, dengan bodohnya dia membiarkan Nabila selalu menunggu
Lagi-lagi hujan kembali turun disaat seperti ini. Disaat dia melawan rindu karna mengingat kalau hujan selalu ada cerita tentang Nabila. Aro ingat sekali, saat mereka sedang terjebak hujan, Nabila tidak bisa diam dan memainkan aliran hujan yang turun dengan tangannya. Sudah berulang kali Aro melarang, bukannya berhenti melakukannya, Nabila justru menarik tangannya dan berlari menuju parkiran sambil berhujan-hujanan
Aro tersenyum lembut mengingat itu, di pandanginya jalanan yang cukup sepi. Aro terus menjalankan mobilnya dengan pandangan yang tak lepas dari bayangan Nabila. Tangannya memegang setir mobil dengan kuat, menuju kesuatu tempat yang dia harap akan menemukannya
Ini adalah hari ketiga Aro tanpa Nabila, dan rasanya dia tidak bisa melakukan segalanya seperti biasa lagi. Aro sudah terbiasa dengan kehadiran Nabila, Aro sudah terbiasa bergantung kepada Nabila
Saat ini, tempat pertama yang Aro kunjungi adalah kediamannya Ziva. Karna hanya itu yang Aro tau, Aro juga menyadari, kalau dia tidak tau apa-apa tentang istrinya, sehingga Aro tidak tau harus mencari kemana lagi jika Nabila tidak berada di sana
Aro sudah sampai di depan kossannya Ziva, dia melihat dari luar kalau kossannya terlihat sunyi. Aro memarkir mobilnya di tepi jalan, dia berlari menyebrang dan berdiri di depan pagar
"Yang mana, ya?" Gumamnya saat melihat deretan pintu-pintu yang tertutup. Satu masalah yang Aro hadapi sekarang adalah, dia tidak tau di urutan berapa kamarnya Ziva berada. Semua pintu terlihat sama dan tertutup
Aro mengintip sekali lagi kondisinya, dia menunduk dan melihat ponselnya, berharap kalau ada balasan dari Nabila, tapi sepertinya Aro harus tetap berharap, karna Nabila tetap tidak membalas pesannya
"Aro?"
Aro langsung mendongak dan mendapati Ziva sedang berdiri didepannya sambil berlindung di bawah payung menuju kedalam kossannya. Aro langsung tersenyum cerah, dia menyimpan handphone nya dan langsung mendekati Ziva
Ziva sendiri merasa bingung kenapa Aro berdiri di kossannya tanpa melindungi diri? Walaupun hujan tidak sederas tadi, tapi tetap saja gerimis adalah air. Ziva mendekat dan melihat Aro dari ujung rambut sampai ujung kaki
"Ada keperluan apa?" Tanya Ziva tanpa berbasa-basi
"Nabila ada di sini?"
"Gak ada"
"Ziv-"
"Untuk apalo nyari dia?"Aro menghela nafasnya dengan berat, dia tau kalau Ziva pasti sudah mengetahui masalah mereka dan marah kepadanya "gue mau ketemu"
"Terus kalau lo mau, berarti harus ketemu?"
Ziva menatap Aro dengan sinis. Karna dia pernah di selingkuhi, Ziva tau bagaimana rasanya di khianati orang yang paling mereka sayangi. Mungkin Ziva masih bisa bersyukur karna dia mengalaminya di saat mereka baru saja bertunangan. Tetapi Nabila?
Ziva mengeratkan genggamannya di gagang payung "Aro, tujuanlo nyari Nabila buat apa?"
"Gue rindu"
Jawaban Aro hanya dua kata, tapi entah kenapa Ziva bisa merasakan sesaknya "Aro, lo sebenarnya cinta gak sih, sama Nabila?"
Kali ini, Aro langsung mengangguk dengan sangat cepat. Matanya bahkan berbinar setelah terlihat sendu belakangan ini "cinta. Gue cinta banget sama Nabila" ucapnya sungguh-sungguh "mungkin sudah lama, tapi gue gak menyadarinya" Aro menurunkan pandangannya "sekarang setelah Nabila pergi, gue baru sadar, kalau rasa cinta gue ternyata lebih dalam dari yang gue tau"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nalmine [END]✓
Hayran Kurgu[TAHAP REVISI YA KIDZ<3] Mencintai itu sesuatu yang sulit, bukan saja kamu harus menemukan orang yang tepat, menjalankannya pun juga penuh rintangan. Tapi, tidak akan terlalu sulit jika kita, aku dan kamu saling percaya. Karena kamu yang aku pilih...