BAB 8

5.1K 439 25
                                    

"Itu jisoo.."

Ucapan irene membuat mereka menatap jisoo yang mendekati mereka, jisoo duduk di samping lisa.

"Apa apaan lo pada ngepung gue!?" Jisoo menyirit menatap para sahabatnya, "lo waktu itu main game apa anjir?" Pertanyaan lisa membuat girls menyirit.

"Main pubg anjir di TV... Emang kenapa sih?"

"Waktu lo main lo ga denger suara apa apa?" Kini Jeongyeon yang bertanya, "engga njir... Emang suara apaan sih?" Jisoo sekilas melirik rosé yang juga menatapnya.

"Emang suara apa? Kok kayak nya kalian curiga banget?" Nayeon yang menaikkan sebelah alisnya.

"Cewe desah anjir.."

Ucapan lisa membuat seulgi menggeplak kepala belakang nya, "lu malah to the point anjir.." Wendy yang tak habis pikir.

Girls yang mendengar itu tercengang menatap jisoo sedangkan rosé menepuk jidat nya.

"apa sih anjir ga ada... Jan mikir aneh aneh lo pada.. Masih perjaka nih gue... Mungkin itu setan kamar hotel nya... Kan kamar hotel yang gue tempati sedikit angker.." Jisoo menyatukan kedua alisnya.

"Eh... Iya juga sih... Waktu itu pun lo bilang mati lampu kan ya?" Ucapan seulgi di angguki jisoo.

"Yakali gue gituan anjir... Ga lah.. Kasian jodoh gue.." Ucapan jisoo membuat rosé memutar bola mata malas.

"Malem ini ada jadwal balap?" Jisoo bertanya pada para sahabat nya, "ada... Lo ikut kan?" Lisa yang mengangguk.

Sebelum jisoo menjawab tiba tiba handphone nya yang berada di meja berbunyi tanda ada telepon masuk.

Daddy is calling...

"Lah.. Sejak kapan lo manggil appa lo daddy?" Ternyata seulgi melihat nama panggilan itu.

"Ah ya... Sejak kemarin..." Jisoo langsung mengambil handphone nya lalu mengangkat nya.

"Jisoo apa kamu masih di kampus?"

"Masih dad... Kenapa dad? Ada yang mau jisoo bantu?" Jisoo sedikit menjauh dari para teman temannya.

"Hari ini kita mau liat liat rumah... Apa kamu tidak ingat?"

"Ah iya itu jisoo ingat kok dad...yaudah jisoo ke tempat daddy sekarang..."

"Bareng sama rosé ya ji"

"Iya dadd.."

Telepon dimatikan dari sebrang sehingga jisoo kembali ke teman temannya.

"Kenapa lo? Tumben appa lo nelpon lo.." Jeongyeon menaikkan sebelah alisnya.

"Appa gue minta bantuan.. Eh jeh lo jadi minta anter sama gue?" Ucapan jisoo membuat rosé menyirit lalu sedetik kemudian dia ngeh.

"Ah ya jadi... Yaudah yok balik nanti daddy gue nyariin..." Rosé yang berdiri, "balik sekarang lo?" Joy menaikkan sebelah alisnya.

"Iyaa mommy tadi nyuruh balik.." Ucapan rosé yang meyakinkan para sahabat nya.

"Yaudah hati hati dah lo berdua..."

"Yup... Kita pergi dulu.."

Setelahnya jisoo dan rosé pergi dari sana meninggalkan para sahabat mereka.

"Di liat liat kok mereka cocok ya?" Celetuk wendy yang melihat punggung jisoo dan rosé yang menjauh.

"Sepemikiran kita... Gue juga liatnya gitu.." Jeongyeon yang ternyata ikut melihat hal tersebut.

"Tapi mah kalau jisoo sama rosé si jisoo nya bakal ga betah.. Lo pada tau sendiri kan jisoo ga bisa kalau cewenya cuman satu.." Ucapan lisa di angguki mereka.

"Ya mana tau sama roje dia berubah jadi setia terus si roje jugak ikut ikut setia.." Celetuk jennie menaikkan kedua alisnya.

"Cocok sih kalau beneran..." Serentak irene dan wendy yang mengangguk.

~~~

Rosé turun dari mobil yang jisoo kendarai, keduanya kini sudah berada di salah satu perumahan elit.

"Jeh cocok lo rasa?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jeh cocok lo rasa?"

Jisoo yang melihat bagian luar rumah itu, "gue sih ngerasa cocok aja.." Rosé yang mengangguk.

Lalu keduanya masuk kedalam pekarangan rumah itu. keduanya mendapati Seo joon, han so hee dan pemilik rumah elit itu.

"Maaf mom dad.. Kita dua sedikit telat tadi macet.." Ucap jisoo yang di barengi rosé yang tersenyum.

"Jadi gimana jisoo rosé? Ini salah satu pilihan daddy.. " ucap Seo joon pada sepasang pengantin baru itu.

"Um ini ada taman belakang nya dad?" Tanya jisoo yang melihat sekeliling ruangan, sedangkan rosé yang sedang melihat lihat itu menyirit menatap jisoo.

"Tenang saja nak.. Rumah ini di desain khusus untuk keluarga jadi di belakang nya ada taman belakang..." Si pemilik rumah yang menjawab.

"Kamu kenapa menanyai taman belakang jisoo?" Han so hee menaikkan sebelah alisnya.

"Gini mom... Kan nanti bakal ada anak kecil... Anak kecil kan sukanya lari sana sini... Takutnya kalau ga ada taman belakang di rumah... Anak kami nanti lari nya keluar..Bahaya kan nanti kalau misalnya ada apa apa?Mangkanya jisoo nyari yang ada taman belakang nya..."

Rosé yang mendengar itu menyatukan kedua alisnya, sedangkan Seo joon tersenyum penuh arti. Dapat nilai plus dari Seo joon maupun han so hee sebagai mantu mereka.

"Kalau gitu ayo kita lihat lihat dulu isi dalam rumah nya..." Ucapan si pemilik rumah di angguki mereka.

"Lu kok bahas anak?" Bisik rosé saat keduanya berjalan, "yakan kita bakal punya anak, njir... Gimana sih? Lo mau nanti anak kita lari keluar terus di culik orang?" Jisoo membalas bisikan rosé.

"Ga lah...yang bener aja.."

"Nah mangkanya gue tuh nyari rumah yang ada taman belakang nya.."Jisoo sengaja merangkul rosé.

"Ntar kita punya anak nya tujuh aja udah cukup.." Bisikan jisoo membuat rosé menyikut perutnya.

"Lo pikir gue apaan? Mau bikin tim bola lo?" Rosé yang memutar bola mata malas.

"Lah kalau bisa tujuh kenapa harus dua?" Jisoo yang menunjukkan smirk nya pada rosé.

"Dih lo pikir ga sakit apa?"

"Engga... Kan kita berdua bikinnya.." Lagi lagi rosé menyikut perut jisoo membuat jisoo terkekeh.























VOTEEEEEEE VOTEEEEEEE

BACKSTREET? -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang