BAB 16

5.1K 412 36
                                    

Jisoo turun dari tangga menuju dapur sembari mengucek ngucek matanya, ia menyipitkan matanya menatap rosé yang sudah ada di dapur sedang membuat sesuatu.

"Lo kok bangun?"

Rosé yang sedang membuat coklat hangat itu melirik jisoo yang mendekati nya, "gue haus mau minum... Lo belum tidur ya?" Jisoo menaikkan sebelah alisnya.

"Belum... Gue ga bisa tidur..." Ucap rosé sebelum meminum coklat hangat nya, jisoo hanya mengangguk saja.

Ia mengambil gelas lalu mengisi air putih untuk di minum, setelahnya jisoo memeluk rosé dari belakang.

"Kenapa lo?"

Rosé yang sedang menghabiskan coklat hangat itu melirik jisoo yang ada di belakangnya.

"Gapapa..."

Tanpa rosé sadari, tangan jisoo sudah masuk ke piyama nya. "Jeh..." Panggil jisoo yang dagunya berada di bahu kanan rosé.

"Hm? Apa ji?" Rosé yang menjauhkan mug tadi dari sana, "gue masih haus.." Jisoo yang menyembunyikan wajahnya di bahu rosé.

"Yaudah minum.."

"Tapi gue mau ini.." Jisoo yang tiba tiba meremas kedua payudra rosé membuat rosé meremas ujung bar dapur.

"Ji... Shh.." Rosé yang mengigit bibir bawahnya saat jisoo memijat mijat kedua payudra nya.

"Boleh ga?" Jisoo yang melihat ke arah rosé, sedangkan yang di tanya berusaha menahan desahannya.

"Gue.. Shh... Lagi... Datang bulan...ahh..."

Ucapan rosé membuat jisoo berhenti dengan kegiatan nya, rosé mengatur nafasnya sembari mengigit bibir bawah.

"Kapan dapat?"

"Tadi.."

Jisoo berdecak sebal sembari kembali menyembunyikan wajahnya di bahu rosé, "yaudah gue mau ini aja gimana?" Jisoo kembali memijat mijat kedua payudra rosé membuat sangat empu menahan nafas tiba tiba.

"Boleh ya, sayang?" Jisoo yang mengecup pipi rosé, rosé hanya bisa mengangguk pasrah membuat jisoo tersenyum lebar.

Jisoo membalikkan tubuh rosé lalu mengangkatnya nya ke bar dapur agar ia duduk di sana.

"Harus banget di sini ya?" Rosé yang menyirit, "lagian ga ada orang juga... Udah sini aja..." Jisoo yang menggidik bahunya.

Rosé yang mendengar itu hanya memutar bola mata malas, "lo yang buka apa gue?" Jisoo yang tidak sabaran.

"Gue aja... Sabar lo..."

Rosé membuka kancing piyama nya, "lo sengaja ga make bra?" Jisoo yang melihat dua gunung Aussie yang mulus.

"Sesak dada gue kalau tidur make bra..."

Jisoo yang mendengar itu hanya memutar bola mata malas sambil tersenyum miring, "udah kan?" Rosé membiarkan piyama nya jatuh.

Jisoo yang melihat itu terkekeh kecil, "nurut banget lo sama gue.." Jisoo yang mengunci pergerakannya.

"Cih...gue ga mau kena lebih... Mangkanya gue nurut..." Rosé yang menopang tubuhnya dengan kedua tangannya.

Jisoo hanya menggeleng saja, ia menghisap payudra kanan rosé membuat rosé meremas kepalanya.

"Lo ga bisa pelan pelan?"

Rosé merengut menatap jisoo yang hanya menyengir dan kembali menghisap payudra rosé dengan lembut.

Rosé mendongak sembari mengigit bibir bawahnya dan memejamkan matanya, ia tetap meremas kepala jisoo.

Jisoo melirik rosé yang berusaha menahan desahannya, "shh... Ji!" Rosé yang memelototi jisoo yang sengaja menghisap kuat payudra nya.

"Shh... Bisa pelan ga sih lo? Ga ada yang minta juga.."

"Maaf maaf..." Jisoo yang mengusap bibir bawahnya, "udahan kan?" Rosé yang menutup dadanya dengan piyama nya tetapi tidak ia kancing.

"Belum..." Jisoo yang menggeleng membuat rosé menyirit, tiba tiba jisoo menyerang bibir nya membuat rosé sedikit kaget.

Namun tak lama ia membalas ciuman jisoo itu, rosé melenguh di sela sela  ciuman mereka karena jisoo meremas payudaranya.

Suara decakan lumatan mereka terdengar di dapur itu, jisoo mengigit bibir rosé membuat rosé meremas tangan kanannya yang senantiasa memijat payudra nya.

Lama kelamaan rosé kehabisan nafas membuat ia memukul mukul pundak jisoo, jisoo yang sadar itu melepaskan lumatan mereka.

Rosé yang mengatur nafas itu merengut menatap jisoo, "maaf deh maaf..." Jisoo yang menyengir sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Sé... "

"Apa?"

"Naik..."

"Hah?"

"Itu.."

"Apanya?" Rosé yang benar benar tidak mengerti. Jisoo memutar bola mata malas, ia mengambil tangan kanan rosé lalu mengarahkan kan nya ke bawah.

"Ji..." Rosé yang tau maksud jisoo itu menatap jisoo yang matanya sudah sayu, "gue ga bisa... Gue lagi kedatangan tamu bulanan..." Jisoo yang mendengar itu memasang wajah masam.

Rosé menghela nafas lalu turun dari meja membuat jisoo bingung sendiri, "mau ngapain?" Jisoo melihat rosé yang berlutut di depannya.

"Buka.."

"Hah?"

"Sesak kan?" Jisoo yang paham apa yang di maksud rosé itu langsung menurunkan celana dan celana dalam nya

Junior jisoo yang sudah menegak itu menyembul keluar dari sarangnya, "ugh.." Jisoo yang menarik nafas sembari mengigit bibir bawahnya saat mulut hangat rosé mengulum junior nya.

Junior jisoo benar benar memenuhi mulut rosé, ia bergerak perlahan membuat jisoo meremas kepala belakangnya.

"Shh... Ahh... Terus sayang..."

Jisoo mendongak sembari memejamkan matanya, "ahh... Sh." Jisoo yang memaju mundurkan kepala rosé.

Lama kelamaan jisoo yang memimpin membuat rosé sedikit kesusahan di bawah, junior jisoo benar benar masuk sampai mentok di mulutnya.

Rosé menarik ujung piyama jisoo, "sabar sebentar sayang... Ah.. Shit..." Jisoo yang semakin mempercepat gerakannya.

Tak lama cairan jisoo menyembur di mulut rosé membuat rosé tak sengaja menelan sedikit cairannya.

"Lo memang ga bisa pelan ya.." Rosé yang berdiri sembari merengut dan membersihkan sisa cairan jisoo yang ada di sudut bibir nya.

"Sorry sorry..." Jisoo yang menyengir sembari memakai kembali celananya, ia kembali mengangkat rosé duduk di atas meja bar dapur.

"Lo ngapain dudukin gue di sini lagi?"

"Udah diem... Gue tau lo cape..."

Rosé hanya memutar bola mata malas sembari mengancing piyama nya, tiba tiba jisoo memeluk dirinya membuat rosé tertegun.

Ia perlahan mengelus kepala jisoo yang berada di perutnya, "jadi...."celetuk jisoo yang mendongak menatap rosé.

"apa?"

"Lo udah cinta sama gue belum?" Jisoo yang tersenyum miring, rosé yang mendengar itu memutar bola mata malas.

"Gue ga akan kalah sama lo... Lo yang bakal cinta sama gue duluan..." Rosé yang tersenyum miring.

"Hm? Benarkah?" Jisoo tiba tiba mendekat kan wajahnya ke wajah rosé membuat rosé menahan nafas.

Entah kenapa jantung rosé berdegup kencang, jisoo tersenyum lalu mengecup bibir rosé. Ia kembali menyembunyikan wajahnya di perut rosé.

Rosé menghela nafas pelan sembari memegang dadanya, ia perlahan mengelus kembali kepala jisoo.

Sialan jantung gue kenapa sih???

Apa harus gue yang ngalah gitu? 

















Jangan lupa asdfghjkl ya guys

BACKSTREET? -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang