Chapter 1

863 31 0
                                    

***

Hujan turun begitu deras, cahaya kilat yang menyambar, suara petir yang menggelegar, angin pun berhembus kencang, pepohonan menari terbawa alunan angin. Begitu mengerikannya malam itu.

Suatu hal yang tidak diinginkan terjadi kepada Dahyun kecil, hanya ada suara isakan tangisan yang tertahan dan deruan hujan yang terdengar. Orang yang sangat disayangi meninggalkannya. Sangatlah sulit untuk seorang anak yang baru masuk sekolah menengah pertama untuk mengikhlaskan kepergian kedua orang tuanya karena suatu insiden yang cukup mengerikan.

Menurut Dahyun, mereka adalah segalanya. Tertawa, tersenyum, bahagia, itu semua karena eomma dan appa. Mereka orang yang paling mengerti dirinya, selalu mendukung tanpa ada paksaan. Mereka tempat bersandar terbaik bagi Dahyun.



Di suatu malam yang dingin 2 hari setelah sebuah insiden terjadi, Dahyun yang hanya terduduk diam diruang tamu menatap sendu foto kedua orang tuanya yang terpasang di dinding.

Setelah kejadian tersebut.. Dahyun kecil menjadi sangat pendiam tidak seceria dulu dan bahkan Dahyun sering melamun hingga air mata keluar dari matanya mengingat orang yang telah membesarkannya.

*Tingg.. tongg...

Suara bell mengambil atensi Dahyun, Dahyun menyeka matanya dan pipinya yang telah basah akibat air matanya lalu bergegas membukakan pintu.

"Annyeonghaseyo tuan Kim" sapa seorang namja dewasa sambil menunduk sopan.

"A-annyeonghaseyo" balas Dahyun menunduk sopan.

"Perkenalkan saya Albert, saya diperintah untuk menjemput Tuan, mulai hari ini Tuan akan tinggal bersama keluarga Im" jelas namja yang terlihat seperti orang luar negeri itu

"Wae? siapa mereka?" tanya Dahyun bingung.

"Biar Nyonya Im yang menjelaskannya nanti, sekarang Tuan Kim berkemaslah dan biar saya bantu"

"O-oh baiklah" jawab Dahyun sedikit ragu

Dahyun selesai mengemasi barang-barangnya, mereka langsung berangkat ke mansion kediaman keluarga Im yang hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk sampai di sana.

Selama diperjalanan Dahyun yang duduk di kursi belakang hanya terdiam menatap ke luar jendela melihat rintikan hujan yang membuat suasana hatinya sedikit tenang walaupun dipikirannya teringat jelas memori-memori bersama eomma dan appanya.

Setelah mereka sampai, Dahyun tercengang melihat bangunan mansion yang sangat besar dengan banyak penjaga diluar.

"Tuan Kim silahkan turun" ucap Albert yang membukakan pintu mobil untuk Dahyun.

"Ne, kamsahamnida pak" ucap Dahyun setelah keluar dari mobil.

Mereka langsung masuk ke mansion. Dahyun ditambah tertegun disaat melihat isi mansion yang begitu mewah. Albert membawa Dahyun menuju ruang tv. Diruang tersebut ada seorang ahjumma duduk di sofa menatap layar besar di hadapannya.

"Annyeonghaseyo Nyonya" sapa Albert

"Eoh kau sudah kembali?" tanya Nyonya Im

"Ne Nyonya" jawab Albert
"Saya sudah membawa Tuan Kim kemari, kalo begitu saya permisi" sambung Albert membawa Dahyun kehadapan Nyonya Im dan langsung pergi dari ruangan tersebut.

"A-annyeonghaseyo Nyonya, saya Kim Dahyun" sapa Dahyun gugup dan memanggilnya Nyonya mengikuti Albert

"Annyeonghaseyo Dahyun, kemarilah" jawab wanita paru baya itu menepuk-nepuk tempat disampingnya menyuruh Dahyun duduk.

The Revenge [Saida]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang