Chapter 19

377 33 2
                                        

Happy reading readers

***

Matahari sedikit demi sedikit menampakkan wujudnya. Sudah satu minggu semenjak kejadian itu, Dahyun masih berada di rumah sakit.

Kondisinya mulai membaik dan punggungnya hanya merasa sedikit sakit, itu pun apabila tersentuh dan terlalu banyak bergerak.

Dahyun berada di kamar rawatnya sendiri dan masih berbaring. Sana entah pergi kemana, sejak ia membuka matanya, Sana sudah tidak ada di sisinya. Dahyun duduk dari baring nya lalu mengambil botol infus yang menggantung, Dahyun beranjak dari ranjang ingin menuntaskan panggilan alam.

Tidak lama setelah Dahyun masuk ke kamar mandi, Sana datang dengan membawa sesuatu di dalam kantong plastik.

"Dahyun..?" panggil Sana setelah tidak mendapati Dahyun di ranjang. Lalu melirik ke pintu kamar mandi yang tertutup dengan artian Dahyun berada di dalamnya.

Sana mendekati meja depan sofa untuk menyimpan kantong plastiknya.

"Dari mana?" tanya Dahyun mengejutkan Sana.

"Kamjagiya!!" teriak Sana sembari membalikkan badannya dan memegang dada.

Sana menghela nafasnya lalu berbalik kembali untuk menyimpan kantong plastik yang sedari tadi ia pegang.

"Membeli sesuatu?" tanya Dahyun diangguki oleh Sana.

"Kenapa tidak menyuruh seseorang?" tanyanya kembali sembari berjalan menuju ranjangnya.

"Hanya ingin membeli sendiri" alasan Sana.

"Sudah ku bilang jika ingin keluar tidak boleh sendiri" tegur Dahyun.

"Ck, aku pergi dengan bodyguard suruhan mu itu, jadi kau jangan khawatir" jawab Sana. Dahyun pun hanya menghela nafasnya.

Sana mendekati Dahyun yang sudah kembali naik ke atas ranjangnya. Sana duduk di sisi ranjang menatap Dahyun yang sudah berbaring memejamkan matanya kembali.

Sana menatap wajah suaminya. Warna kulitnya masih sedikit pucat walaupun memang kulit Dahyun sangat putih, tapi terlihat semakin pucat karena warna bibirnya.

"Mwo?" tanya Dahyun tanpa membuka matanya. Dahyun merasa terus dipandang oleh istrinya.

"Aniyo" jawab Sana singkat.

Sana beranjak meninggalkan Dahyun menuju sofa, sekarang Ia merasa lapar. Sana mengeluarkan beberapa makanan yang ia beli tadi dari kantong plastik. Sana mulai memakan makanannya.

Sana pov

Aku sedang menyantap makanan ku. Kulihat dari sini dia tertidur lagi, mungkin tenaganya belum kembali sepenuhnya.

Kemarin Momo menelpon ku, dia baru mengetahui bahwa aku di culik satu minggu yang lalu. Dia terdengar sedih saat berbicara dengan ku padahal aku sudah mengatakan aku baik-baik saja dan itu berkat Dahyun. Aku merindu Momo sekarang, walaupun kita sudah bertemu beberapa minggu yang lalu tentunya dengan Jihyo juga, tapi aku sudah merindukannya lagi. Kita terlalu sibuk dengan urusan kita masing-masing.

*Tok tok tok..

Pintu terbuka buka, seorang perawat masuk mengantarkan sarapan untuk Dahyun. Aku yg sedang makan menghentikan kegiatanku. Aku berterima kasih kepadanya, sang perawat hanya tersenyum lalu pergi.

Waktunya Dahyun sarapan. Aku harus membangunkannya.

Aku menepuk-nepuk pipinya perlahan
"Dahyun.. bangun" suaraku lembut. Entah sejak kapan aku berbicara selembut ini padanya. Dia membuka matanya, membangunkannya tidak lah sulit.

The Revenge [Saida]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang