Happy reading
***
Pagi tiba, cahaya sedikit masuk lewat celah jendela membuat Dahyun terjaga dari tidurnya. Udara pagi ini cukup dingin membuat siapa saja yang terbangun ingin memejamkan matanya kembali. Sama halnya seperti Dahyun namun ia harus segera bangun. Ada pekerjaan yang harus ia selesaikan walau ini adalah hari Minggu.
Setelah matanya benar-benar terbuka dan kesadarannya terkumpul penuh, seketika namja itu tersenyum tipis melihat wajah polos istrinya yang masih tertidur pulas dengan tangan yang memeluk perut Dahyun.
Dengan hati-hati dan perlahan Dahyun melepaskan pelukan Sana pada tubuhnya agar istrinya tidak terbangun. Namun sebuah lenguhan kecil terdengar, Sana terusik dengan gerakan dari suaminya.
"Ngh.. Dahyun..?" panggil Sana dengan suara parau tanpa membuka matanya.
"Ne, saya disini"
Sana kembali memeluk tubuh Dahyun, menyembunyikan wajahnya di leher Dahyun.
"Kau mau kemana..?" tanya Sana yang sedang sedikit mendusel mencari posisi nyaman untuknya.
"Ini sudah pagi, saya ada kerjaan" jawab Dahyun seraya mengelus punggung sang istri.
Sana tidak menjawabnya, ia malah semakin erat memeluk Dahyun. Elusan nyaman di punggungnya membuat Sana semakin mengantuk.
"Sana, saya harus menyelesaikan pekerjaan saya dulu jadi lepaskan. Setelah itu kita ke rumah eomma" ucap Dahyun lembut dengan tangannya yang masih bergerak mengelus punggung Sana.
"Kerjaan?.. ini hari minggu Dahyun~" rengek Sana, matanya masih nyaman menutup. Sana lelah telah menangis kemarin.
Kecupan diberikan Dahyun di pucuk kepala istrinya
"Saya lakukan di ruang kerja saya dan tidak akan lama, jadi lepaskan saya ingin mandi""Shireo!~ tidak usah kerja, kau sudah kaya" Sana bergumam sangking mengantuknya. Dahyun menghela nafasnya. Berpikir bagaimana agar bisa terlepas dari istrinya itu.
"Tidak bisa seperti itu nona Sana"
"Bisa, kau sudah punya segalanya tuan Kim" balas Sana mendongak akhirnya ia membuka matanya menatap sang suami dengan mata kantuknya.
"Hm, termasuk kau" ucap Dahyun pada Sana. Pipi Sana pun sudah merona dibuatnya.
"Mwoya!.. ah i-itu ujung bibirmu masih membiru, apa itu sakit?" tanya Sana mengalihkan pembicaraan.
"Tidak terlalu. Sudah ya saya harus mandi, cepat lepaskan" ucap Dahyun kesekian kali meminta Sana agar melepas pelukannya.
Dan lagi, Sana tidak menuruti perkataan suaminya, ia malah mengeratkan pelukannya dan kembali menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Dahyun. Sana tidak ingin Dahyun melihat wajah meronanya.
"Baiklah, kajja kita mandi bersama" Dahyun langsung mengangkat tubuh ringan Sana ke atas pangkuannya menyamping, yang sekarang Dahyun sudah terduduk di pinggir ranjang.
Tentu Sana membelalakkan matanya. Ia menatap Dahyun dengan tatapan tidak percaya dan kesal.
"Yak! Bicara apa kau ini hah? Shireo!.." pekik Sana lalu memukul dada Dahyun."Saya hanya bercanda" Dahyun dikit tersenyum.
*Cup
Kecupan singkat Dahyun berikan di bibir ranum sang istri. Sana menatap Dahyun shock, ia mengerjap-ngerjapkan matanya.
"Kenapa kau jadi berani mencium ku eoh?!" pekiknya kembali dengan semburat merah di pipinya.
"Karena kau istriku dan saya mencintaimu" ucap Namja putih itu sembari menempelkan jari telunjuknya ke hidung Sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Revenge [Saida]
ActionKim Dahyun, harus meneruskan pekerjaan appanya sebagai seorang mafia dan dijodohkan dengan anak dari pemimpin mafia terbesar di Korea Selatan. Dikehidupan barunya lah Dahyun akan tahu pekerjaan appanya seperti apa yang dapat membahayakan dirinya bah...