Happy reading
***
"I-ini milikmu?"
"Aniyo, wae? kau ingin? jika ingin ambillah" jawabnya tidak peduli karena memang itu bukan miliknya.
"Ini memang milikku" jawab Sana dengan nada kesalnya. Dugaan Sana memang benar, Dahyun tidak ingat padanya.
"Bagaimana bisa? itu dari laci lemari saya" bingung Dahyun.
Flashback
Maid Lea mengetuk pintu kamar, Sana yang sedang menonton langsung menghentikan aktivitasnya itu untuk membuka pintu kamarnya.
"Permisi, ini pakaian tuan Dahyun sudah selesai. Bibi izin untuk merapikannya di lemari" ucap maid Lea dengan membawa keranjang pakaian Dahyun yang telah rapi.
"Aniyo, biar aku aja bi" Sana langsung mengambil keranjang itu dari tangan maid Lea.
"Tapi-"
"Gwaenchana, hitung-hitung belajar jadi istri yang baik" ucap Sana sembari tersenyum. Maid Lea yang melihat itu hanya tersenyum bahagia.
"Ya sudah, bibi ke bawah dulu ya" pamit maid Lea diangguki oleh Sana.
"Ne"
Seusai menutup pintu kamarnya dengan kaki, Sana langsung memasuki walk in closet. Ia taruh keranjangnya dilantai lalu membuka lemari pakaian Dahyun dan langsung memasukkan pakaiannya ke lemari.
Setelah semua dimasukkan rapi, Sana hendak mengambil ranjang tetapi ia melihat sebuah baterai jam tangan di lantai, langsung ia ambil dan akan di masukkan ke dalam laci lemari milik Dahyun.
Sana pikir pasti baterai tersebut dari laci karena dekat dengan lemari Dahyun dan tidak akan mungkin dari lemari yang lain.
Sana pun membuka lacinya, Sana mengerutkan keningnya disaat melihat gelang dengan aksesoris beberapa lonceng kecil, kepala beruang dan hati berwarna biru. Sana merasa tidak asing dengan gelang tersebut apalagi ada huruf MS.
Seketika Sana mengingat perkataan appanya, dan bahwa itu gelang miliknya.
Flashback off
"Ne, tapi ini milikku. Aku kehilangan ini disaat aku.. tertabrak" lirihnya pada kata terakhir.
Sana menunduk mengingat kejadian itu, dimana ia melihat wajah khawatir Dahyun kecil sangat dekat.
"Maksudmu?" Dahyun masih tidak paham apa yang diucapkan oleh Sana.
"Kau ingat yeoja yang tertabrak enam tahun yang lalu? I-itu.. aku" Sana terbata disaat mengungkapkannya.
"Jamkkanman, itu kau?" tanya Dahyun, Sana mengangguk dengan masih menundukkan kepalanya mengiyakan pertanyaan Dahyun.
"Mengapa sangat berbeda?" sambungan .
Sana langsung mengangkat kepalanya menatap Dahyun dengan tatapan heran.
"Sangat jelas, dulu aku masih kecil sekarang tidak" jawab Sana.
"Aniyo, maksudku sifatnya sangat berbeda. Bahkan jauh" ujarnya enteng membuat Sana membelalakkan matanya tidak percaya.
"Yak! Maksudmu sekarang aku lebih buruk eoh?" tanya Sana tidak santai.
"Hm majayo" jawab Dahyun jujur.
Sana memicingkan matanya dengan bibir yang mengkerucut karena kesal. Dahyun tersenyum gemas melihatnya.
"Kemarilah" titah Dahyun menyuruh Sana untuk mendekat tetapi Sana masih diam dengan ekspresi kesalnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Revenge [Saida]
ActionKim Dahyun, harus meneruskan pekerjaan appanya sebagai seorang mafia dan dijodohkan dengan anak dari pemimpin mafia terbesar di Korea Selatan. Dikehidupan barunya lah Dahyun akan tahu pekerjaan appanya seperti apa yang dapat membahayakan dirinya bah...