***
Matahari sudah mulai menunjukkan eksistensinya, menyebarkan cahayanya yang hangat hingga masuk pada celah jendela kamar.
Sana terbangun dari tidurnya, mengerjapkan matanya berkali-kali. Sana merasakan bahwa dibawah kepalanya terdapat sesuatu yang tidak seempuk bantal tapi memang itu bukan bantal.
Sana mengerjap-ngerjapkan matanya kembali agar kesadarannya benar-benar kembali dan kepala diarahkannya menengok kesamping kiri. Sana membuka matanya lebar ketika melihat Dahyun yang tengah tertidur disampingnya seketika kesadarannya kembali penuh karena keterkejutan.
Sana pun langsung terduduk menatap Dahyun heran dan tentu saja dirinya masih merasa kaget, mengapa bisa Dahyun tidur disampingnya sampai-sampai lengan Dahyun dijadikan bantal olehnya. Dahyun yang merasakan ada pergerakan dan sesuatu yang terangkat dari lengannya ikut membuka matanya.
"Aw.." rintih Dahyun disaat bantal mendarat tepat diwajahnya
"Yak! kenapa tidur disampingku eoh?" Teriak Sana
"Kau yang memintanya" jawab Dahyun seraya bangkit dari berbaringnya lalu menyenderkan punggungnya ke kepala ranjang
"Aku tidak pernah memintanya!" ujar Sana meninggikan suaranya
Flashback
"Temani aku~"
"Hm, pejamkan matamu" perintah Dahyun lagi yang masih terus mengelus kepala Sana.
"Ini baru hari pertama, tapi kau sudah membuatku khawatir Minatozaki Sana.. ah maksudku Kim Sana" -batin Dahyun
Tanpa aba-aba Sana langsung menarik Dahyun hingga terbaring disisinya. Dahyun benar-benar sering dibuat terkejut oleh Sana hari ini.
Sana menarik lengan kanan Dahyun untuk dijadikan bantal olehnya lalu memeluk Dahyun dan menenggelamkan wajahnya diceruk leher Dahyun hingga Dahyun dapat merasakan hembusan nafas Sana menerpa kulit lehernya.
"Tetap seperti ini.." lirih Sana seraya mengeratkan pelukan lalu tertidur kembali
Flashback off
Dahyun memilih diam tidak ingin berargumen dengan Sana sepagi ini. Dahyun yang merasa perih dibagian mata kanannya mengucek-ngucek matanya akibat terkena bantal yang Sana lempar tadi.
"Wae?" tanya Sana jutek
"Perih" jawab Dahyun yang masih mengucek matanya
"Jangan dikucek terus! mana aku lihat"
Dahyun menghentikan aktivitasnya, memperlihatkan kepada Sana matanya yang sudah memerah.
"Matamu jadi merah kan" ujar Sana seperti menyalahkan Dahyun
"Ini salahmu"
"Ck.." Sana berdecak sebal tetapi ucapan Dahyun memang benar. Sana lalu merangkak mendekat ke arah Dahyun tetapi Dahyun menahan pudak Sana agar tidak mendekat
"Diem!" perintah Sana dengan memelototinya
Sana menangkup wajah Dahyun dengan kedua tangannya, meniup mata yang memerah itu akibat dirinya.
Dahyun hanya diam menatap wajah Sana yang sedekat itu tanpa berkedip. Entahlah, jantung Sana tiba-tiba berdegup kencang rasanya seperti meronta ingin keluar. Tatapan Dahyun benar-benar bisa membuatnya terbunuh.
"Masih perih?" tanya Sana setenang mungkin walaupun didalam dirinya merasa resah
"Aniyo" jawabnya seraya turun dari ranjangnya menuju kamar mandi

KAMU SEDANG MEMBACA
The Revenge [Saida]
ActionKim Dahyun, harus meneruskan pekerjaan appanya sebagai seorang mafia dan dijodohkan dengan anak dari pemimpin mafia terbesar di Korea Selatan. Dikehidupan barunya lah Dahyun akan tahu pekerjaan appanya seperti apa yang dapat membahayakan dirinya bah...